"Coba kamu tebak dulu." Wajah Randika sudah dipenuhi dengan senyuman nakal.
"Bunga?"
Randika menggelengkan kepalanya.
"Perhiasan?"
Randika pura-pura berpikir sebentar tetapi akhirnya menggelengkan kepalanya.
"Makanan?"
Randika menggelengkan kepalanya lagi.
"Aku menyerah."
Melihat wajah Inggrid yang penasaran dan tidak berdaya, Randika tertawa lalu memberikan tas belanja.
"Sayang, ini hadiah untukmu. Aku membelinya khusus untuk kamu pakai saat malam hari." Randika berkata sambil menahan tawanya.
Mendengar penjelasan Randika, Inggrid terlihat bingung. Namun ketika dia melihat isi dari tas tersebut, wajahnya sudah merah padam!
Benar-benar hadiah yang…. Unik!
Apa ini pantas disebut sebuah hadiah?
Wajah Inggrid sudah tersipu malu. Sekali lagi dia melihat isi tas itu untuk memastikan tidak salah melihat, tetapi sayangnya ini kenyataan.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com