webnovel

Start happiness

"Oppa! Jelaskan padaku apa yang tak ku ketahui selama aku pergi?!" Ucap seorang wanita yang kini berkacak pinggang menuntut jawaban di depan seorang pria yang sedang duduk menikmati tayangan televisi dengan cemilan di tangannya.

"Apa?" Ucap Lee Taemin selaku kakaknya  yang masih fokus menatap ke layar kaca di depannya.

"Oppa! Kenapa mochi kecil ku bisa bersama si brengsek itu?!" Bentak Lee ji-eun pada Taemin.

"Jiminie? Kenapa apanya, mereka memang sudah menikah dia hari yang lalu." Ucap Taemin santai sambil memakan cemilannya.

"Yak! Bagaimana bisa mereka menikah?! Si Jeon itu penjahat kelamin! Awas saja, sampai mochi ku tersakiti karena ulah nya akan ku tenggelamkan si pria jeon itu ke laut atlantik biar mati membeku bersama bangkai kapal titanic, huh!" Ucap ji-eun menggebu-gebu dengan dada yang naik turun setelah ia berbicara dengan satu tarikan nafas saja.

"Tenang saja ji, dia pasti akan menjaga mochi mu dengan baik. Jangan khawatir."

"Bagaimana tidak khawatir Oppa, jimin sejak kecil sudah menderita. Aku tak ingin ia semakin menderita karena si Jeon itu."

"Dia sudah berubah ji, jungkook sudah berubah sejak jimin melahirkan anak pertama mereka."

"Tunggu! Oppa tadi bilang padaku jimin dan jungkook menikah baru dia hari yang lalu. Sekarang... Yak! Apa maksud dari itu semua! Aku semakin pusing!" Ucap ji-eun sambil memukuli bahu Taemin untuk melampiaskan emosinya.

"Aw.. Aw.. Yak! Ji aw!" Taemin pun mengeluh saat adik bar-bar nya terus memukulinya.

"Berhenti ji, aku akan menceritakan semuanya padamu." Putus Taemin dan bernafas lega karena ji-eun pun berhenti memukulinya.

"Baiklah, ceritakan Oppa!"

Ji-eun pun duduk dengan tenang dan menghadap ke arah Taemin dengan antusias. Ia sangat penasaran dengan cerita dari mochi kecilnya yang selama ini ia tinggalkan tanpa tahu kabar darinya. Ji-eun sudah menganggap jimin seperti adiknya sendiri, ia sangat menyayanginya. Sejak awal pertemuan mereka, ji-eun sangat tertarik pada jimin yang sangat manis. Setiap perilakunya, sikap dan sifatnya ji-eun sudah tahu semua bahkan bagaimana kehidupan jimin saat itu. Bukan karena ia masih mencintai jungkook yang notabenenya adalah mantan kekasihnya. Bukan seperti itu. Ji-eun juga mengenal jungkook pria seperti apa dan saat tahu pria itu bersama jimin, ji-eun lebih khawatir pada pemuda mungil itu. Dan untuk informasi ji-eun sudah mempunyai tunangan yang ada di L.A dan Ji-eun saat ini sedang berlibur ke Korea hanya untuk melepas rasa rindunya pada tanah kelahirannya selama dua bulan.

"Oke, begini.....

****

"Jungmin, bagaimana bersama halmoni hum? Kau tidak nakal kan?" Ucap jimin saat memangku jungmin dengan jungkook yang ada di sampingnya saat ini.

"Tentu saja jungmin tidak nakal mommy, benarkan sayang?" Ucap jungkook sambil mengusap lembut pipi jungmin.

"Mimimi.. Di..yek"  Gumam jungmin yang kini mulai belajar bicara.

Tak terasa jungmin sudah berusia 5 bulan dan mulai belajar duduk dan bicara meski belum terdengar jelas dan tentu saja hanya jimin selaku ibunya yang dapat mengerti setiap kata yang di ucapkan oleh jungmin.

"Apa? Daddy jelek? Ahaha.. Iya sayang lebih tampan jungmin kok." Ucap jimin yang kini tertawa bersama jungmin. Sedang jungkook kini memberengut tak Terima.

"Yak! Daddy ini tampan, Jungmin. Daddy...

"Nyanya... Diii yek, miii.. Diii yek.." Potong jungmin saat tahu Daddy nya protes.

"Iya mommy percaya jungmin kalau Daddy jelek!" Jimin pun terkekeh saat jungmin tak Terima saat Daddy nya protes.

"Astaga! Fine! Kalau gitu mommy untuk Daddy saja jungmin sama haelmoni saja sana." Ucap jungkook sambil memeluk jimin dari samping.

"Hueeeeeeeee... Miiii...." Jungmin pun menangis sambil memukuli kepala jungkook bahkan wajahnya terkena tendangan kaki jungmin.

𝙋𝙡𝙚𝙩𝙖𝙠

"Yak! Kau kekanakkan jungkook! Ayah macam apa kau!" Ucap Seokjin setelah memukul belakang kepala jungkook karena emosi saat mendengar cucu tersayang nya menangis.

"Kenapa tak ada yang sayang padaku eoh?" Ucap jungkook yang kini memanyunkan bibirnya.

𝙋𝙡𝙖𝙠

Jungkook mengerjapkan matanya saat merasakan sebuah tamparan keras pada bibirnya heol.. Kalian tahu itu tangan mungil jungmin yang melakukannya. Kemudian di susul kekehan lucu dari putranya.

"Anak nakal. Sini kau!" Jungkook mengangkat jungmin dari pangkuan jimin dan menggelitiki perut jungmin dengan menggesekkan hidungnya pada perut gendut jungmin yang tertutupi baju jungmin yang bergambar tedy bear. Jungmin pun tertawa keras karena sang Daddy. Sedang jimin menikmati pemandangan itu. Ia tak pernah menyangka bahwa jungkook sekarang menjadi suami yang sangat penyayang. Mengingat dulu jungkook adalah orang yang arogan dan sadis namun kini semuanya telah berubah dan kebahagiaan kini menghiasi kehidupannya bersama jungkook dan jungmin. "Tuhan, aku berharap semua ini, kebahagiaan ini tak akan pernah berakhir." Ucap jimin dalam hati.

***

Pukul 03.05pm. Jungkook masuk ke dalam kamarnya masih di rumah kedua orang tuanya. Dapat ia lihat jimin yang tengah tertidur dengan kemeja yang terbuka kancingnya dan tangan yang melingkar di punggung jungmin yang saat ini terlelap di atas dada jimin dengan menyusu. Mulut jungmin masih bergerak di dada kiri jimin tandanya masih belum selesai ia menikmati setiap tetes asi yang masih keluar dari dada jimin.

"Kalau seperti itu dia akan kedinginan. Ck!" Gumam Jungkook saat melihat istrinya yang bertelanjang dada meski kemeja yang di kenakan jimin tidak sepenuhnya terlepas.

Jungkook pun berinisiatif menarik selimut yang ada di bawah kaki jimin dan menutupi tubuh istri dan putranya dengan selimut itu.

"Begini lebih baik." Jungkook pun ikut naik ke atas ranjang. Sebenarnya ia masuk ke kamar untuk membangunkan jimin namun yang ia lihat seperti ini jadinya jungkook tak berani membangunkannya dan akhirnya ia pun ikut menidurkan tubuhnya di samping jimin dan jungmin. Tak berapa lama jungkook pun ikut terlelap dan mulai ikut mengarungi alam mimpi.

***

Hari telah berganti, pagi ini jungkook berada di ruang tamu apartemennya duduk di depan televisi melihat acara.berita pagi bersama jimin di sampingnya dengan wajah yang tertekuk. Tadi malam jungkook mengajak jimin pulang setelah melihat jungmin terlelap di kamarnya.

"Kookie.. Aku ingin menginap di tempat eomma Jin." Rajuk jimin sambil mengerucutkan bibirnya.

Jungkook pun kembali menghela nafas sudah dari semalam jimin merengek untuk menginap di rumah orang tuanya. Sebenarnya sejak semalam jimin tak mau di ajak pulang karena masih merindukan jungmin dan baru saja bisa menemani jungmin nya tidur namun jungkook malah mengajaknya pulang. Dengan terpaksa jimin menuruti ajakan suaminya itu.

"Sayang, aku sudah mengatakan padamu kan bahwa satu minggu ini aku ingin menghabiskan waktu denganmu." Ucap jungkook dengan lembut.

"Tapi aku masih merindukan jungmin. Baru beberapa hari aku bertemu dengannya. Sekarang sudah terpisah lagi."

"Baiklah dua hari lagi kita mengunjungi jungmin lagi, bagaimana?" Jungkook berucap sambil merangkul tubuh jimin dari samping.

"Janji?" Jimin menatap jungkook dengan pandangan berbinar. Jungkook pun tersenyum saat melihat jimin yang sudah tak sedih lagi.

"Ne, aku janji." Jimin pun memekik senang dan memeluk jungkook.

"Tapi..... " Jungkook menjeda ucapannya dan melihat raut wajah jimin yang berubah.

"Tapi?" Tanya jimin dengan memiringkan kepalanya. Jungkook perlahan mendekat ke arah telinga jimin dan membisikkan sesuatu pada istrinya yang membuat jimin membelalakkan mata dengan kedua pipinya yang merona.

"𝘉𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘫𝘢𝘵𝘢𝘩𝘬𝘶 𝘱𝘢𝘨𝘪 𝘪𝘯𝘪 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘢𝘥𝘪𝘬 𝘫𝘶𝘯𝘨𝘮𝘪𝘯."

𝙏𝘽𝘾

Chapitre suivant