webnovel

CH.19 Pengaruh Besar

Jujur setelah kedua orang itu pergi untuk membiarkanku beristirahat, aku yang ada semakin terpuruk ketika memikirkan semuanya dengan begitu keras. Seolah kehidupan ratu Kioku itu jadi kehidupanku sendiri. Begitu besar dampak kehidupan ratu Kioku untukku.

[Tidak bisakah Keena berhenti menangis dan terpuruk karenaku?]

'Kalau aku berhenti melakukan itu, aku akan jadi orang terburuk di sepanjang sejarah dunia mana pun. Seseorang yang mengetahui penderitaan orang lain dan tidak memperhatikannya itu adalah orang yang paling buruk.'

Aku bukan orang yang tidak peduli dengan orang lain. Jadi ketika aku melihat orang lain senang, sedih, marah, terpuruk juga yang lainnya, maka aku juga merasakan hal yang sama kalau aku mengenal orang itu. Mengabaikannya bukan tipeku sama sekali.

Sama halnya dengan kasus ratu Kioku ini, sebenarnya aku bisa saja bersikap biasa saja, membalas biasa saja, tetapi aku justru menanggapinya dengan perasaan yang meluap-luap. Jujur aku merasa kesal dengan semua orang selain keluarga kerajaan yang hanya tahu kebahagiaan yang diusahakan oleh ratu Kioku, sedang penderitaannya tidak ada yang tahu. Bahkan kalau yang tahu pun, tidak pernah akan menghibur ratu Kioku.

[Ayolah, aku tahu Keena peduli denganku. Namun ini kan masalahku bukan masalahmu, bukan seharusnya kau terpuruk karenaku.]

'Tidak, Kioku sudah jadi bagian dari diriku. Apa yang ada padamu juga ada padaku, begitu sebaliknya. Kalau iya pun Kioku memisahkan diri dariku, aku tetap akan memiliki bagian hidupmu dalam diriku.'

[Aku menghargai perasaanmu itu Keena, tetapi jangan menghargai dengan cara begini. Setidaknya bersemangatlah lagi, nanti yang ada muncul berita tentangmu di seluruh akademi bahwa murid baru yang terpilih sudah menangis di hari pertama.]

'Berita atau bukan tidak akan mengubah kondisiku. Aku masih tidak terima bahwa Kioku tidak pernah mendapat perhatian dari yang lainnya dalam sisi rasa sakit yang dialami Kioku. Rasanya kalau aku mengabaikan itu, rasa sakit itu juga kualami.'

Akhirnya aku terus saja meringkuk dan menangis selama beberapa waktu sampai akhirnya aku kelelahan dan tertidur sendiri. Mukaku penuh dengan air mata yang sudah mengering sendirinya. Hatiku rasanya dicabik-cabik oleh fakta-fakta yang tidak diketahui orang lain.

Tidurku berkepanjangan sampai sore hari sebelum sampai aku terbangun karena kelaparan melandaku dengan begitu besarnya. Tentu saja, aku bahkan tidak makan tadi siang, otomatis saja aku kelaparan parah.

"Sebaiknya aku mandi dulu baru makan. Kalau tidak salah tadi di dekat asrama ada kantin, mungkin aku bisa makan di situ. Tidak akan tutup kan kalau sudah sore atau malam?"

Mandi menurutku adalah sarana terbaik untuk bukan hanya menyegarkan tubuh, tetapi menyegarkan pikiran juga. Itulah kenapa banyak orang kalau sedang terpuruk bisa mandi di bawah pancuran air atau berendam begitu lamanya. Tidak heran lagi soal hal ini.

Aku mengganti bajuku yang kusimpan di kalung yang selalu kupakai ini. Sudah jadi kebiasaanku bahwa aku menyiapkan barang-barang yang mungkin diperlukan saat-saat khusus, jadi tidak kewalahan kalau situasinya tidak terduga, seperti mandi sore hari ini.

"Udara di akademi ini segar juga, tetapi kurasa Kioku tetap akan menyukai hutan Heiyu lebih dari hutan lainnya."

Lagi-lagi aku merasakan perasaan ratu Kioku lagi, yang sekarang tentang hutan Heiyu. Orang lain mungkin tidak peduli, tetapi aku dan ratu Kioku peduli. Perasaan dan cintanya terhadap hutan Heiyu terlalu besar, seolah sudah jadi bagian dari hidupnya sendiri.

Hutan Heiyu sudah menemaninya bahkan setengah dari seumur hidupnya, dari umur 5 tahun sampai 15 tahun, dan usia ratu Kioku hanya 20 tahun. Jadi kurang lebih setengah dari hidupnya ada di dalam hutan Heiyu. Tentu saja itu yang membuat dirinya paling suka dengan hutan Heiyu bahkan bisa sampai menjadikannya aset kehidupannya.

"Selamat sore nona, nona adalah murid baru ya? Dengar-dengar katanya nona adalah orang terpilih."

"Benar, namaku adalah Fukoushi Keena, aku baru saja diterima hari ini langsung, tadi pagi sih."

"Oh ya maaf, namaku Reshatous, itu saja tidak ada nama keluarga. Nona ingin makan apa? Kelihatan dari mukanya sedang kelaparan kan?"

Wow, koki yang satu ini sedikit mengejutkanku, tidak begitu sih sebenarnya. Memang ada ya orang datang ke kantin selain untuk makan. Bukan soal itu, tetapi soal bagaimana dia menggambarkan dari mukaku bahwa aku sedang kelaparan.

"Hehehe benar, tadi siang ketiduran jadi belum sempat makan. Biasanya masak sendiri, tetapi sekarang aku tidak punya bahan-bahannya jadi hanya bisa beli deh."

"Oh kalau nona mau silahkan pakai dapur ini. Lagipula sore-sore begini tidak banyak yang datang, jadi dapur sedikit menganggur tidak terpakai. Bahan-bahannya juga pakai terserah saja."

"Eh aku bisa memasak makananku sendiri di sini? Apa yang lain juga terbiasa begini?"

Aku cukup terkejut ketika koki Reshatous ini mengatakan bahwa aku bisa memasak di dapur kantin ini. Bahkan aku bisa menggunakan bahan-bahan yang dimilikinya, ini luar biasa!! Namun seingatku mana ada orang yang memasak di dapur kantin? Kecuali ratu Kioku sih, aku barusan ingat lewat memorinya yang terkoneksi denganku.

"Tidak ada sih, selain dulu sekali, ratu Kioku. Sekarang semua orang jadi penasaran dengan masakannya lagi, dulu banyak yang suka dengan masakannya. Sayang sekali ratu Kioku sudah tiada."

"Begitu ya hanya ratu Kioku saja."

"Bahkan ketika aku mencoba memasak dengan cara yang sama, bahan yang kualitasnya sama, tetap saja tidak menarik banyak perhatian seperti bagaimana ratu Kioku memasaknya. Mungkin itulah perbedaannya antaraku dengan ratu Kioku."

Semua orang menyukai makanannya ya? Jadi melihat kan sekilas memori ratu Kioku yang pernah ribut dengan raja Koshiyu tentang bagaimana raja Koshiyu tidak boleh memakan masakan ratu Kioku. Mungkin itu saat-saat yang lucu tentang raja Koshiyu dan ratu Kioku dulu.

"Aku paham sih, tangan setiap orang berbeda. Oh ya benaran nih aku boleh memasak di sini? Aku tidak mau membuat masalah."

"Tidak apa-apa kok, lagipula aku jadi terbiasa sejak dulu masa ratu Kioku. Memangnya nona ingin masak apa?"

"Hmm coba aku lihat ada bahan-bahan apa saja."

Ketika aku membuka semua tempat penyimpanan mulai dari lemari penyimpanan bumbu-bumbu dapur, lemari daging, juga tempat menyimpan sayur-sayuran, aku begitu takjub. Tempat-tempat penyimpanan ini banyak menyimpan bermacam-macam bahan makanan.

Yang seperti ini tidak pernah aku lihat sebelumnya, bahkan ketika aku berada di dunia nyata di rumahku sendiri tidak pernah aku lihat yang seperti ini. Jujur saja kalau aku punya semua bahan makanan ini, aku bisa membuat makan kurang lebih untuk beberapa puluh orang.

"Reshatous-san, ini benar bahan-bahan makanan untuk membuat makanan kantin ini? Ini terlalu lengkap!"

"Begitulah, aku memang suka membeli banyak bahan makanan untuk persiapan."

Persiapan? Aku tahu jelas sih di sini tidak ada yang berjualan makanan selain dirinya dan jumlah murid di sini itu banyak, tetapi sebenarnya dia bisa saja membeli bahan-bahan khusus saja untuk membuat satu macam menu per hari? Ini benar-benar membuatku terkejut juga bingung karena alasannya tidak bisa sepenuhnya diterima.

"Walau aku tidak mengerti, tetapi bahan-bahan ini terlalu lengkap, bahkan aku sampai tidak tahu harus memasak apa."

"Kalau begitu coba masak makanan pertama yang dimakan oleh ratu Kioku, Myeat Memorie tapi versi dengan mie. Ratu Kioku menyusun ulang resep milikku dan akhirnya dia membuatnya dengan mie."

Oh makanan yang dibuatnya ketika ratu Kioku sedang ingin makan pagi itu ya. Lama-lama kejadianku dan kejadian yang dialami ratu Kioku sama saja deh. Baiklah, mari kita coba buat makanan itu dengan bahan-bahan yang sama sesuai memori ratu Kioku dan dengan sepenuh perasaanku.

Seluruh proses aku kerjakan dalam waktu 15 menit hampir 20 menit saja. Walau tadinya kantin cukup sepi, tetapi menjelang malam hari, murid-murid banyak yang datang ke kantin untuk makan malam. Dan ketika mereka melihatku memasak, mereka langsung bergerombol mengamati dari dekat. Sebegitu menarikkah diriku yang sedang memasak ini?

"Wuah aku tidak pernah melihat gadis ini, juga tidak pernah kudapati seorang murid yang memasak di dapur milik Reshatous-san."

"Kalau semasa kita sih memang tidak pernah, tetapi tidakkah kau dengar cerita tentang ratu Kioku yang pernah memasak di dapur ini juga dulu?"

"Benarkah? Aku tidak begitu peduli dengan berita-berita itu. Memangnya makanan apa yang dibuat oleh seorang ratu seperti ratu Kioku. Memangnya seorang ratu bisa memasak ya?"

"Ayahku dulu adalah temannya, katanya makanan buatan ratu Kioku tidak ada tandingannya. Rasanya bahkan melebihi rasa makanan ibuku."

Walau sebenarnya mereka berbincang-bincang satu sama lain tentang ratu Kioku bukan diriku sebagai fokusnya, tetapi rasanya aku jadi sedikit malu ketika mereka membahas hal itu ketika mereka sedang melihatku memasak. Rasanya aneh saja deh entah kenapa.

"Kalian benar, makanan ratu Kioku tidak bisa dibandingkan, tidak ada makanan lain yang bisa mengalahkannya termasuk makananku juga."

"Bahkan masakan koki Reshatous yang sudah jadi koki selama bertahun-tahun pun tidak bisa mengalahkannya!? Luar biasa sekali ratu Kioku itu!!"

Mereka baru tahu ternyata ratu Kioku bukan hanya hebat dalam hal memimpin negara atau berperang, tetapi disegala aspek kehidupannya ratu Kioku adalah orang yang terbaik yang pernah aku ketahui. Kebaikan hatinya mengalahkan siapa pun itu.

"Apa gadis yang satu ini adalah reinkarnasi ratu Kioku, dirinya adalah orang kedua yang memasak di dapur ini selain Reshatous-san."

"Mungkin. Namun kelihatannya kalau tidak salah ada gadis baru yang dirinya adalah orang terpilih. Mungkin dia bukan reinkarnasi ratu Kioku, tetapi mendapat berkat lebih dari ratu Kioku."

"Oh ya benar juga. Katanya selama bertahun-tahun bahkan berpuluh tahun tidak ada kandidat yang menang kompetisi menjadi orang terpilih. Gadis ini baru muncul saja bahkan tidak mengikuti kompetisi sudah jadi orang terpilih. Bakatnya tidak bisa diremehkan, aku pikir dia bisa menjadi ratu Kioku versi duanya."

Hah~ akhirnya mereka membahas tentang diriku tepat di depanku secara terang-terangan. Biarkan deh, yang penting aku sudah selesai memasak dan akan memakan habis masakanku sendiri. Oh ya aku harus membayar biaya bahan dan alat yang kupakai kepada Reshatous-san. Malam yang unik dan melelahkan.

Chapitre suivant