webnovel

Suparna Nyaa~ ...

Tinju Reino bertabrakan dengan sabit hitam pekat.

Pada saat bersamaan, kegelapan terus menyebar dari Athena.

—Dingin.

Suhu turun saat kegelapan melebar.

Kebekuan yang terasa seperti itu menembus kulit, seolah musim dingin muncul tiba-tiba.

"Daku tidak akan dikejutkan oleh engkau. Daku mungkin abadi, tapi tidak dapat menahan seranganmu yang memutuskan sumber dewata, sehingga daku harus mengalahkanmu dengan kegelapan terlarang!"

Athena menyuntikkan kekuatannya ke pergelangan tangan yang memegang sabit hitam pekatnya.

Untuk benar-benar menolak armor emas dan cahayanya yang menyabalkan itu, dia juga mengeluarkan kekuatan penuhnya.

Sebelum dia menyadarinya, kegelapan yang menyebar telah menutupi seluruh langit, memadamkan cahaya dari bulan dan bintang-bintang, dan seluruh permukaannya terjun ke dalam kegelapan yang kacau.

Selain cahaya dari armor emas garuda, tidak ada satu sinar pun yang bisa menembus kegelapan ini.

Meskipun begitu, mata Reino masih bisa melihat dengan sempurna melalui kegelapan dalam ini—dia sangat terkejut.

Bunga-bunga disekitarnya layu dalam sekejap.

Pohon-pohon juga kehilangan ketenangan mereka.

Tanaman hijau dari segala ukuran mulai layu satu demi satu. Buah-buahan berubah menjadi debu pada saat-saat tertentu. Cabang juga layu, menyusut sampai terlihat seperti batang kering.

Bahkan suara serangga pun lenyap dari malam.

—Ini adalah [Kematian].

Memegang kekuatan dewata yang memerintahkan kematian dan kebinasaan, Athena menyuntikkan kekuatannya yang paling berbahaya ke dalam sabitnya.

"Daku memanggil musim dingin, tuan kehidupan dan kematian, utusan dunia bawah yang licin, ratu pengadaan yang cerdik. Daku perintah Reino Barack, menjadi raja mati, membusuk menjadi mayat!"

Kata Athena saat Ia menebas Reino dengan sabitnya.

Mantranya masuk melalui telinga Reino dan mulai menyerang tubuhnya, yang perlahan menjadi dingin.

—Lelucon Apa ini?

Aku tidak boleh dikalahkan disini

Mempertahankan sikapnya untuk melawan sabit, Reino mencoba membayangkan adegan berikutnya.

Dia telah merencanakan untuk menyerang Athena, tapi terhalang oleh sabit hitamnya, tapi sabit hitam itu juga bagian dari Athena. Dengan begini, bisakah [armornya] masih menetralkan semuanya?

Ini adalah satu diciptakan untuk menjadi hanya efektif melawan Athena— kemampuan yang bisa mengalahkan dan pasti membunuh Athena!

Tendang-

Reino menendanga sabit dan melaju menuju Athana melamparkan spinning back kick kearah Athena sekaligus.

Athana berhasil menahan tendangan Reino dengan sabitnya, gerakanya sangat presisi. Meski dia masih menerima dampak dari serangan Reino, kerusakannya dapat diminimalisir. Apa lagi yang bisa kita harapkan dari dewi kebijakasanaan? "Benar-benar, tendangmu berat sekali Reino barack. Apa itu juga karna otoritas yang kau ambil dari rekanku yang kau curi?"

"…" Reino tidak menjawab kakinya masih kedinginan. Aura kematian dan racun benar-benar tidak nyaman. Meski sebagai raja iblis dari manusia dia kebal terhadap racun dan efek negative tapi beberapa efek masih terasa. Misalnya hawa dingin dari ingkarnasi kematian misi sang dewi.

Kekuatan dewata yang membentuk dewi mengalihkan perasaan melalui secara langsung melalui ujung mantra. Bumi, kegelapan, kebijaksanaan, ular, burung, sapi, ratu, istri, wanita menakutkan, wanita terlahir kembali, keabadian—

Reino membungkuk dengan segenap kekuatannya terhadap semua yang dimilikinya.

Pada saat yang sama, Reino juga ditimbulkan oleh mantra [Kematian].

Dia tidak yakin berapa lama dia kehilangan kesadaran.

Entah beberapa detik, atau beberapa menit, tapi saat Reino menyadari, dia dan Athena terbaring di tanah.

Reino menekan seluruh kekuatannya ke anggota badannya, berusaha mati-matian bangkit berdiri.

Meski keduanya jatuh bersamaan, Athena tidak akan kalah begitu mudahnya; Sebagai orang yang menyerangnya, dia tahu itu lebih baik dari siapapun.

Athena, perlahan bangkit kembali.

Tidak ada bekas luka yang tersisa di tubuhnya, tapi luka yang ditimbulkannya tidak akan pulih dengan cepat.

"Seperti yang diharapkan, kemenangan tidak begitu mudah, tapi akan sangat bagus jika aku menang seperti itu."

"Omong kosong. Untuk memanggil daku dewi ular; tidak peduli seberapa terluka, baik ular maupun wanita tidak akan mati. Meskipu mati, mereka akan terlahir kembali."

Ular yang menumpahkan kulit terlahir kembali. Wanita yang tidak akan mati bahkan dengan kehilangan banyak darah.

Keduanya merupakan representasi keabadian.

Tapi meski kata-katanya terdengar baik, wajah Athena sangat pucat.

Namun pada saat bersamaan, Reino juga kehilangan banyak kekuatan karena kata-kata kematian. Meskipun tidak ada luka, dia merasa bahwa kekuatan hidupnya telah berkurang secara signifikan.

Hasilnya yaitu keduanya terus saling berhadapan dalam status kritis.

"Dengan ini, [Armor] engkau tidak bisa digunakan lagi, daku yakin akan hal ini."

Fakta menyusahkan ini terpampang oleh Athena.

Dia tidak salah. [Armor] Emas sudah hilang setelah mengeluarkan kekuatan penuhnya.

Reino tidak lagi memiliki senjata yang bisa menyerang dan bertahan.

"Dengan kata lain, engkau sekarang ingin menggunakan kekuatan matahari...di antara inkarnasi Garuda, yang paling dekat dengan matahari adalah kecepatan [Suparna] dan sang burung Suci."

Kekuatan tempurnya sendiri sudah digenggam oleh lawannya; Dewi kebijaksanaan benar-benar lawan yang sulit untuk dilawan. Reino tidak bisa menahan diri untuk tidak mendesah.

Tapi dia bahkan tidak punya waktu untuk itu.

Athena terdesak dalam diam, sekali lagi menyerang dengan sabit hitamnya.

Reino nyaris tidak berhasil menghindar.

Diikuti ayunan kedua.

Memotong kulit bahunya.

Serangan ketiga

Pergelangan kakinya hampir putus.

Meski kehilangan kekuatan [Armor Emas], ia masih berada dalam inkarnasi suvarnakaya [Petarung]; itu tetap memiliki kekuatan, dan mampu memahami maksud Athena, dan juga memprediksi tindakan selanjutnya.

Oleh karena itu, setidaknya dia bisa menghindari serangan fatal dan meregenerasi dengan api burung sucinya.

—Tetapi jika dia terus bertahan, akhirnya dia akan dikalahkan.

Dia tidak bisa mengatasi tekanan ofensifnya; Karena itu dia tidak perlu repot dengan pertahanan, karena tidak ada kekhawatiran lawan membalas. Kemudian, untuk menyerang lawan, memaksanya masuk ke malapetaka sudah cukup.

Sabit menumbuk, menyayat, dan menyerang tanpa henti.

Menghindar. Membungkuk. Mengelak.

Melawan serangan Athena tanpa akhir, Reino hanya bisa terus menghindar.

"Ada apa, Reino Barack. Kenapa engkau tidak menggunakan kekuatan [Suparna]? Bukankah itu satu-satunya senjata yang mampu mengalahkan daku?"

Athena mengejek dengan suara penuh ejekan.

Setelah menunjukkan semuanya dengan sangat jelas, mengapa aku menggunakannya untuk melawanmu? Kau pasti sudah mempersiapkan tindakan balasannya.

Reino mengutuk dalam pikirannya saat dia dengan putus asa mencari jalan menuju kemenangan.

Jika dia melanjutkan pertarungan jarak menengah melawan Athena, tidak akan ada kemungkinan menang.

Reino benar-benar memahami hal ini.

...Saat Reino masih merenung, sabit Athena berayun tepat di depan matanya.

Reino buru-buru melompat mundur dan berhasil melindungi vitalnya.

Tapi dia tidak bisa menghindari itu sepenuhnya.

Dadanya dipukul, menyemprotkan darah ke udara; Meski bukan luka fatal, lukanya masih sangat dalam.

—Reino langsung yakin akan satu hal Dia sudah dalam krisis.

"Hebatnya engkau menghindar! Sambil menikmati hidup adalah pemandangan jelek, Reino Barack!"

Serangan sabit yang tak henti-hentinya memaksa Reino untuk mengelak dengan berguling-guling di tanah.

Seluruh tubuhnya ditutupi luka dan kemudian disembuhkan lagi dengan regenerasi Api burung sucinya.

Meski, ia masih berhasil menjaga titik vitalnya vetilitas dan staminanya sudah hampir mencapai batasnya. Sepuluh menit lagi dan dia akan terbaring di tanah, membiarkan Athena menyiksanya seperti seekor Babi mesum tertentu.

Dengan seluruh tubuhnya yang diwarnai oleh darah dan tanah, dia berguling-guling di tanah; Meski terlihat memalukan, itu cukup asalkan dia bertahan dari mati.

Reino akhirnya berhenti kabur.

Dia berdiri dengan kakinya gemetar sebelum kemudian perlahan kembali membaik. Athena tidak menyerang, menyaksikan Reino yang perlahan membaik. Lukanya terbakar dan perlahan beregenarasi. Tak menyisakan bekas apa-pun, seolah tak pernah ada luka apapun disana.

"O—memang benar, api suci yang menyebalkan itu."

Athena bergumam ke arah timur.

Benar. Meskipun kegelapan telah menghalangi semua cahaya, langit timur mulai menyala.

Matahari terbit.

Cahaya fajar menyiram langit timur berwarna merah.

Itu jelas masih tengah malam, lima jam lebih pendek dari matahari terbit.

Tapi langit saat ini sangat cerah.

Reino mengabil kembali kuda-kudanya, ia mengaktifkan ingkarnasi Suparna. Ini adalah ingkarnasi miliknya yang paling menyebalkan karna hanya memiliki banyak syarat menyebalkan yang harus dia penuhi.

Reino besiap untuk serangan penghabisan, suparna dan kemampuan beladiri Garuda adalah kombinasi yang sempurna. Tapi harga untuk ini belum mampu Reino tebus, setidanya untuk saat ini.

"Burung suci yang pengasih. Burung kecil yang tak tersentuh kematian ataupunu di telan nyala api. Melalaui kekukatan kebenaran yang dipegangnnya, selamatkan tempat ini dari amukan Agni. Untuk yang patuh pada suara kebenaran padamkan itu. Datanglah padaku, untuk kemenangan! Immortal Sun, pinjamkan burung suci yang bersinar. Api Matahari yang menghalau kegelapan, semoga itu menelanmu! Kalahkan yang jahat, dan yang kuat, takutlah padaku, karena aku memiliki sayap. Karena sayapku akan menghukummu karena kutukanmu dan mereka yang jahat tidak akan bisa menyentuhku!"

Sebuah daerah yang tersebar puluhan meter di sekitar Athena diliputi oleh cahaya putih.

Api suci yang mengonsumsi orang berdosa.

Dari cakrawala timur yang jauh, api yang membakar melaju menuju Athena.

"Wowowowowowowowowo!!"

Bahkan yang lebih kuat dari Athena hanya bisa menangis dalam kesedihan.

Dewa matahari yang menggantikan penguasa dunia bawah dan nyala api yang keluar malam itu adalah musuh dari dewi ini.

Tapi...

"Hahahahaha! Jangan meremehkanku, Reino Barack! Daku telah membuatnya sangat jelas. Daku telah lama mengenal kartu terakhirmu! Ini hanya perjuanganmu yang sia-sia."

Sekeliling Athena dilindungi oleh pesona hitam.

Penghalang hitam yang sangat kuat yang mampu melenyapkan semua cahaya.

Itu menangkal api putih. Untuk mempersiapkan langkah ini, dia mungkin telah mengumpulkan kekuatan dewata kegelapan sepanjang waktu ini, dan kemudian menunggu saat yang tepat untuk menggunakannya.

Jika Athena melindungi dirinya sendiri dengan ini sampai api padam dan serangan Reino berhenti...

Tapi Reino menggelengkan kepalanya.

"Kau salah, orang yang meremehkan orang lain adalah kau. Meski kau tidak meremehkanku, tapi kau memang mengabaikannya—kami manusia."

Reino tersenyum, bukanya menjauh dari Athena yang berhasi meneterlkan serangan apinya Reino melakukan sebaliknya, dia mendekati lawanya

"Re-Taekwondo Alang," serangan dengan bersih mamukul dagu atahena. Gelmbang kejutnya membuatnya kehilangan kesadaran selama beberapa detik.

Reino tidak menyiakan kesempatan ini, ia melemparkan tendan depan, melamparkan Athena ke udara.

"Re-Taekwondo, renual recoilless"

"Re-Taekwondo compalte gift Pakage"

Reino mengabil kuda-kuda melebar, kuda-kuda yang jarang digunakan oleh praktisi beladiri saat melakukan ancang-ancang serangan, tapi kali ini ini yang paling cocok. Re-Taekwondo adalah konsep prinsip yang digukan untuk melakukan gerakan dasar dengan sempurna, memfokuskan setiap tenaga ke satu titik serangan, menghilangkan gerakan kecil yang tidak di perlukan. Hal ini memnyebakkan kekuatan tendangan mejadi lebih dan lebih kuat ke titik dimana dia bisa memecahkan ruang.

Tapi beladiri ini memiliki tiga kelemahan dasar. Yaitu terbatas pada pertempuran jarak dekat, Kedua membebeni tubuh dan yang terahir memiliki bentuk serangan yang masih terbatas.

"Bersiaplah, Athena! Mari kita lihat kau merasakan nyala api yang terbakar yang menundukkan kegelapan! Re-Taekwondo compalte gift Pakage!"

Reino bergerak dengan sangat cepat, suparna kembali meningkatkan kecaptanya, seperti panah cahaya atau tombak dewa matahari yang turun dari langit.

Wajah Athena mengungkapkan kegelisahannya.

Seberkas cahaya perak. Cahaya perak yang cemerlang—cahaya dingin, seperti ujung pedang. Reino melemparkan banyak serangan dan berbagai macam teknik taekwondo kepada Athena menyerang dari segala sisi. Menghempaskanya kembali ke bumi.

Reino perlahan mendekati Athena yang berusaha untuk bangkit kembali.

"Ini adalah serangan terakhir, rasakan ini, Athena!"

Re-Taekwondo bentuk ke tiga hwachook, reino belari menuju Athena melemparkan tendangan kesemua sisi kepala Athena. Dia melempar dengan segenap kekuatannya, menumbangankan sang dewi.

"Reino Barack, engkau melakukan serangan licik Dewa Penentang Athena! Sialan, untuk memiliki gelar kebencian sebagai raja iblis, daku tidak pernah menduga bahwa engkau sangat hina!"

"Berhenti menyalahkan orang lain! Itu karena kau meremehkan kemanusiaan yang menyebabkan kematianmu sendiri!"

Setelah diserang oleh serangan perak dan berlutut, Athena ditelan oleh asap hitam. Setelah beberapa menit, asap itu akhirnya padam, semuanya kembali ke posisinya masing-masing.

Malam yang gelap kembali.

Ya, lampu jalan yang tak terhitung jumlahnya kini menerangi jalan dan jalanan, dan cahaya dari gedung pencakar langit bocor dari jendela—semuanya kembali ke semi-kegelapan tua.

Reino melepaskan nepas yang ditahan dan menatap langit malam.

Bulan sabit dan banyak bintang berkelap-kelip dalam cahaya mereka.

Meski dia mengabaikan perasaan sebenarnya, dia tetap tidak bisa mengklaim langit malam Tokyo menjadi indah. Mungkin puluhan tahun telah membuatnya terbiasa, tapi perasaan saat ini juga tidak buruk.

Meski demikian, duel sudah berakhir.

Pertama dia harus cepat pulang dan mandi, lalu tidur dalam tenang. Mengurus akibat pertempuran bisa menunggu nanti.

"Bagaimana kabar Reino? Pertarungan itu tadi, kurasa menerima Penghargaan Aktris Pendukung Terbaik tidak akan berlebihan."

Dua gadis masuk ke medan perang yang sangat sengit.

Salah satunya adalah seorang nekotama berambut Hitam yang anggun, sementara yang lainnya adalah gadis dari kalan nakiri yang mengenakan pakaian miko dan terlihat sangat serius untuk beberapa alasan.

"Kalau aku bisa mengurusnya, kamu bisa mendapatkan banyak penghargaan yang kamu inginkan, bahkan sebuah upacara penghargaan pun bisa saja."

Balas Reino sambil duduk bersila di rumput yang sudah layu.

Bahkan dia pun kelelahan.

Tapi, meski tubuhnya harus terluka kesakitan dan dirusak oleh rasa sakit, dia tidak merasakannya, dan bahkan luka serius di dadanya sudah mulai sembuh. Kemampuan pemulihan pembunuh dewa masih sangat tinggi.

Namun...

Bencana di kebun ini, setengah penyebabnya adalah dia.

Berapa banyak orang yang masih bisa mengenali ini sebagai Taman Hamarikyu?

Dia tidak yakin kapan, tapi sebuah kawah besar muncul di tanah.

Hutan pinus yang tersisa sejak zaman Edo, berbagai jenis bunga berwarna-warni di kebun, semuanya hancur oleh pertarungan antara dia dan Athena.

—Reino merenung; Dia sudah berlebihan lagi.

"Jadi, bagaimana seharusnya kita berurusan dengan dewi yang merepotkan ini? Kurasa sebaiknya aku cepat-cepat dan memberinya serangan terakhir."

"...Selain itu. Jika kita meninggalkan Athena seperti ini, dia pasti akan menjadi sumber bencana lagi suatu hari nanti, jadi kita harus secara alami melakukan tindakan pencegahan."

Kuroka menyarankan agar seolah-olah dia sedang mengejek. Meski Kuroka tampak sulit untuk mengungkapkannya, tapi dia setuju.

Yang mereka lihat adalah Athena yang tampak seperti gadis kecil yang duduk di tanah setelah mengamuk.

Mungkin karena dia dibakar oleh nyala api [Kuda Putih], atau mungkin karena dia telah mengeluarkan terlalu banyak kekuatan dewata, tapi ibu dewi kegelapan telah menyusut, kembali menjadi gadis kecil yang dia lihat beberapa jam yang lalu. .

Dia benar-benar seorang dewi dengan sifat keabadian dewata. Meskipun dia hanya terkena api, dia sudah sembuh.

Tentu saja, Reino pun meragukan serangan seperti itu bisa benar-benar membunuhnya.

Meski dia sudah kehilangan kemampuan tempurnya, dia tetap memiliki vitalitas yang menakutkan.

"Erina-chan, apa yang baru saja kamu bicarakan, apakah itu dari kekuatanmu yang biasa? Melalui intuisimu sebagai miko, atau kemampuan serupa?"

"Tidak, hanya pemikirkan orang normal... untuk hal seperti ini, bahkan mereka yang bukan miko akan memutuskan hal seperti itu."

Jawaban Kuroka meringankan beban di hati Reino.

Meskipun dia akan sampai pada kesimpulan yang sama dengan prediksi yang buruk, Reino tetap merasa lega.

"Kalau begitu, mari kita berpisah disini... Athena, apakah kau mendengarku? Orang-orang ini ingin menghabisimu; kau sebaiknya cepat meninggalkan negara ini."

"—Mengapa engkau tidak mengakhirinya? Membunuh daku akan memungkinkanmu untuk merebut kekuatan baru, menjadi seorang pembunuh dewa yang lebih hebat; Mengapa engkau meninggalkan kesempatan bagus seperti itu?"

Setelah mendengar kata-kata marah Athena yang tidak terkesan, Reino tidak bisa menahan diri untuk membalas dengan suara frustrasi dan lelah:

"Yang sudah kumiliki cukup sulit untuk diatasi. Lagi pula, bagaimana aku bisa membunuh seseorang hanya karena aku mengalahkan mereka dalam pertarungan; aku orang beradab, kau tahu."

"Apa?"

"Aku bilang, aku bukan dewa yang terlahir pada Zaman Perunggu atau Besi. Ini adalah abad kedua puluh satu sekarang, kita tidak memiliki kebiasaan untuk mengambil nyawa orang lain setelah memenangkan duel; Jangan memaksakan praktik kuno itu padaku."

Setelah menekan keinginan Kuroka dan Kuroka untuk bercakap-cakap dengan penglihatannya, Reino melanjutkan:

"Meski aku selalu memenangkan kompetisi, aku tidak pernah berpikir untuk membunuh lawan yang kalah. Kalau kau tidak mau menerimanya, maka mari kita lanjutkan dengan ini: pepatah mengatakan 'pemenang mengambil semuanya, sementara yang kalah wajib mematuhi pemenang' ...dapatkah kau menerimanya?"

Reino meminta Athena yang kurus itu.

Sang dewi menahannya untuk waktu yang lama sebelum akhirnya berbicara:

"...Baiklah, yang kalah harus mematuhi perintah pemenang. Daku tidak tahu apakah kita akan bertarung lagi, tolong jagalah diri engkau; Takdir, kita akan bertemu lagi suatu hari nanti."

Saat Athena berdiri, rambut peraknya bergoyang.

"Orang yang telah mengalahkan daku, daku akan selalu mengingat nama engkau—selamat tinggal, Reino Barack!"

Sambil berbalik menghadap Reino dan kelompoknya, Athena perlahan-lahan pergi.

Begitu dia tidak bisa lagi melihat bayangan kecil Athena, Kuroka mendesah dengan sengaja:

"Reino, kamu tahu, meskipun kamu mengalahkan [Dewa Sesat], otoritasmu tidak akan bertambah kalau kamu tidak mencabut nyawa mereka?"

"Jangan bicara tentang membunuh dengan begitu santai. Lagi pula, meskipun kita mengalahkan dewa-dewa itu, mereka bisa bangkit kembali seperti tidak terjadi apa-apa, bagaimana kita bisa mengaturnya dengan begitu mudah? Juga aku tidak benar-benar mengalahkannya, orang itu sudah lebih dahulu menyegel kekuatannya, yang aku hadapi hanyalah ingkarnasi ularnya beserta beberapa sisa-sisa kekuatanya"

Reino membalas dengan serius, menyangkal penjelasan sederhana yang ditawarkan partnernya.

Bagi orang-orang itu, kebangkitan dan kelahiran kembali adalah hal yang sehari-hari, jadi mereka semua adalah monster abadi. Dengan berkah seperti itu, dia bisa terus menyerang tanpa khawatir melukai lawan.

"…Meskipun kamu mengatakan itu, kamutidak pernah benar-benar mempertimbangkan untuk membunuhnya? Eh, awalnya aku berencana untuk membantu Reino dengan cepat menjadi mandiri, tapi kalau ini terus berlanjut; Masa depan kita tidak terlihat sangat cerah." Kuroka mendesa dalam-dalam, pria dengan sayap Api dan kelompoknya benar-benar merepotkan. "Semoga kita tidak berurusan dengan kelompok itu lagi…"

"Aku tidak ingin menjadi monster lagi, jadi jangan membuat keputusan untukku dengan sikap tidak peduli seperti itu...benar juga, apa Erina-chan baik-baik saja? Dia masih terlihat sangat lemah."

Reino tidak ingin membahas kelompok itu lagi. Dia mengalihkan topic pembicaraan dengan bertanya tentang Kuroka yang masih menatapnya dengan mata dingin.

Saat dia pergi, dia masih sangat lembut; Kenapa dia seperti tambang yang akan meledak sekarang?

Dia pasti tidak merasa sehat. Itu wajar, karena sebelumnya dia sudah meminta terlalu banyak padanya.

Reino memusatkan penglihatannya pada wajah Kuroka.

"Tubuhku benar-benar tidak memiliki masalah, aku sangat bersyukur Reino-sama bisa datang menyelamatkanku saat itu juga."

Nada dingin

Di balik kata-katanya yang sopan tampak ekspresi dingin.

...Apakah dia benar-benar marah? Lalu dia harus buru-buru dan minta maaf; Reino terus memikirkan bagaimana dia bisa membela diri. Meski sangat memalukan, tapi itu juga masalah kelangsungan hidup.

"Erina-san, aku benar-benar minta maaf karena telah menyebabkan banyak masalah atas kejadian ini."

Reino menundukkan kepalanya, menyadari bahwa pinggangnya pun membungkuk.

Sungguh sebuah bencana.

Dia tidak yakin apakah isyarat itu sudah cukup. Apakah dia masih dimarahi? Dia merasa sangat tidak nyaman dengan hal itu. Tapi Kuroka sama sekali tidak mempedulikannya; Sebagai gantinya dia mulai mencaci maki dia atas sesuatu yang sama sekali tak terduga.

"Tidak, aku tidak keberatan dengan itu, itu karena Reino-sama, aku menghadapi keadaan yang ekstrem seperti itu, tapi kamu juga menyelamatkanku, jadi aku tidak keberatan. Selain itu, ada hal lain yang ingin kutanyakan padamu."

Dia mengungkapkan senyuman gelap seperti beberapa jam yang lalu.

Untuk itu untuk mengungkapkan dirinya pada wajah cantik Kuroka lagi... sangat menakutkan.

"Kamu adalah raja iblis asli—yang memiliki otoritas seorang pembunuh dewa sejati. Tapi, kekuatan ini bukan untukmu lakukan sesuai keinginanmu. Apa pendapatmu tentang ini?"

"Uhh... tentang ini... kurasa kamu benar sekali."

"Kalau begitu, kenapa kamu tidak melihat sekeliling lagi! Taman ini hancur, dan bagaimana kamu rencanakan untuk mengurus apa yang terjadi di sana?"

Erina menunjuk tajam ke arah apa yang ada di depan mereka.

Reino melirik ke arah yang jauh dan membeku saat melihat penampilan tragis di langit malam.

"Uhhh..."

Atap dari beberapa gedung pencakar langit yang mencapai ke langit—

Dua pertiga dari atap itu telah terpotong, benar-benar lenyap seperti batang mentega yang dipotong oleh pisau.

Selanjutnya, hal yang sama terjadi pada jalan raya dari Capital Expressway.

Seluruh bagian jalan hilang, seperti es yang dilelehkan oleh obor, seluruh bagian jalan telah lenyap tanpa pemandangan.

Gelombang kejut dan api burung suci pasti menyebabkan semua ini

Karena suhu ultra-tinggi, jalan raya yang hancur memiliki tampilan yang meleleh di dekat tepinya; Tapi ini bukan permen atau krim atau es, tapi diperkuat beton.

"Kalau memang seperti itu, mereka seharusnya bisa memperbaiki bagian meleleh kan?"

"Siapa tahu? Meskipun bisa, itu akan sangat sulit; Hanya konstruksi bangunan perancah di atas gedung pencakar langit itu akan cukup bermasalah."

Kuroka dan Reino berdiskusi seolah-olah sedang mengobrol dengan santai.

Yang pertama tidak menganggap ini sebagai masalah serius, sementara yang terakhir hanya memilih nada berbicara ini untuk menghindari kenyataan.

"Apa aku tidak memberitahumu pagi ini? Kamu belum cukup memperhatikan lingkungan sekitarmu; bahkan belum satu hari pun dan kamu masih bisa melakukan ini."

Sebagai satu-satunya orang yang hadir dengan akal sehat dan integritas moral, Kuroka dengan dingin berbicara:

"Dan kamu terlalu rendah, terlalu kotor, sangat mesum! Bagi seseorang yang tidak senonoh, bernafsu, dan tidak hati-hati saat kamu mendapatkan kekuatan raja iblis, aku ragu dunia ini akan bertahan lebih lama lagi! Aku benar-benar salah menilaimu; Tentu, kupikir pada saat kamu adalah orang yang dapat diandalkan dan jujur, tapi aku terlalu naif. Aku kecewa sekali."

"Itu, Erina-chan... rendah apa, tidak senonoh, itu tidak benar—"

Dihadapkan dengan miko aneh didepannya, Reino membalas dengan penuh takut.

Namun tatapan tajam memisahkannya.

"Sungguh, Reino-sama, kamu sudah lupa apa yang kamu lakukan ini dengan cepat? Kuroka-san orang Italia jadi aku tidak akan membicarakannya, tapi kamu orang Jepang; Bagaimana kamu bisa melakukan sesuatu yang begitu rendah, kotor, kamu seharusnya benar-benar merenungkan dengan malu!"

"Huh? Apa maksudmu? Aku, apa aku melakukan sesuatu yang aneh?"

"Apakah kamu benar-benar lupa? Gairah—eh, ciuman hangat itu, benar-benar melakukan sesuatu yang tak tahu malu!"

Nah, Reino akhirnya mengerti alasan mengapa Erina sangat marah.

Tapi dia juga sangat bermasalah pada saat bersamaan.

Dia tidak pandai menjelaskan dirinya sendiri, dan akan sangat sulit untuk mengklarifikasi bahwa itu adalah sihir yang diperlukan untuk mengalahkan Athena; Akan lebih baik menyerahkan ini pada partnernya yang lebih karismatik.

Dia memohon pada Kuroka dengan matanya, sebelum dia terlambat menyadari bahwa ini seperti menggali kuburannya sendiri.

"Hehe, jadi Erina tidak suka gerakan itu. Kamu benar-benar terlambat untuk dewasa... Pada awalnya, Reino tidak merasa jauh berbeda~~"

Apa yang dia katakan, 'pada awalnya' sama sekali tidak perlu!

"Sejak zaman kuno, bukankah ciuman seorang gadis berkat terbaik untuk para pejuang yang berani? Jadi aku memberinya kekuatan dengan cara ini. Awalnya Reino pemalu, tapi sekarang, dia bahkan tidak bisa bertarung lagi kecuali jika melakukan ini—ini sangat mengkhawatirkan."

Saat dia mendengarkan penjelasan Kuroka, Reino menyadari betapa sedih rasanya.

Meski sebenarnya bukan bohong, tapi penjelasan jahat itu benar-benar memutarbalikkan fakta dan sengaja menyembunyikan kebenaran.

"Tidak, bukan seperti itu, Erina-chan, itu sebenarnya..."

"Kalau itu alasan, maka itu tidak akan perlu, aku sudah mengerti apa yang sedang terjadi."

"Mengerti maksudmu—"

"Karena tergoda oleh Kuroka-san seperti itu, Reino-sama pasti sudah taat setiap saat. Kan? Aku mengerti hal ini dengan sangat baik, karena Reino-sama juga seorang pria; Selama kekasihmu membujukmu, kamu akan melakukan setiap permintaannya."

Tidak ada penjelasan yang bisa diterima.

Kuroka tersenyum saat mengucapkan kata-kata ini, ekspresinya cantik namun dingin, disertai ekspresi tanpa emosi yang dingin.

"Ini sudah larut malam, jadi aku tidak akan mengatakannya lagi, tapi tolong kunjungi Kuil Nanao besok. Aku tidak perlu memikirkan waktu itu, jadi aku akan mendidikmu dengan benar besok—karena aku perlu mengajarimu hal-hal ini secara serius, maka sebaiknya kamu datang sendiri. Pastikan tidak membawa kekasihmu ke sana."

Dia memberinya vonis tak berperasaan dengan nada dinginnya.

Menghasilkan tekanan yang luar biasa, mau tak mau Reino setuju tanpa disengaja.

"… Ngomong-ngomom Erina-chan, apa gunanya kertas ini."

Nakiri erina sebagi seorang Hime Miko tentu saja menyadari benda apa yang saat ini di pegang oleh Reino Barack. Itu adalah kertas Shikigami dan beberapa boneka golem dari system sihir ciptaan Marlin.

"Reino-san, kamu raja yang benar-benar jahat."

"…" Dia memberinya vonis tak berperasaan dengan nada dinginnya, lagi... Menghasilkan tekanan yang luar biasa. Reino menggigil tanpa disengaja, sudah siap menerima titah apapun yang disampaikan yang mulia ratu, 'Mariya Kuroka' kepadanya.

"Itu adalah kertas sihir untuk mengaktifkan Boneka sihir. Shikigami biasanya digunakan oleh para penyihir jepang untuk bertarung dan membantu mereka dalam mengerjakan beberap tugas berat, khusus yang ini sepertinya untuk membersihkan dan memperbaiki. Sedangkan boneka itu singkatnya mempunyai fungsi yang sama hanya saja ini tidak menghusukan diri untuk perbaikan, keuntunganya hanyalah kekutannya yang besar."

"Wow benar-benar totalitas"

Kuroka mengangguk seakan kejadian malam ini tidak hubungan denganya sama sekali. Aksinya berhasil mendapatkan desahan dan tatapan tajam dari erina dan Reino. Mereka memutuskan untuk mengabaikan Kuroka kali ini, terlalu lelah untuk berdebat denganya.

"Jadi Erina-chan bagaimana cara menggunakannya?"

Nakiri Eina memegang kertas shikigami Reino dan memeriksanya selama beberapa saat. "Sepertinya kita hanya perlu mengaktifkanya dengan mengalirkan mana kedalam kertas tersebut. Untuk bonekanya kamu bisa melakukan hal yang sama. Mereka sudah di program untuk melakukan perbaikan dan menangani damapak kerusakan. Syukurlah…"

Mariya Kuroka menglus dadanya setelah mereka mendapatkan kertas shikigami dan beberapa golem dari kelompok Reino, setidaknya dia tidak perlu membeli peta baru untuk beberapa saat.

Pertarungan dengan Athena berlangsung pada malam di Sabtu pagi.

Sama seperti perusahaan biasa, Akademi Jounan yang Reino Barack masuki juga mengalami hari libur untuk hari ini. Ini pada awalnya akan menjadi hari yang tenang dan santai, dihabiskan untuk memulihkan luka pertempurannya—hari senggang seperti itu.

Namun dia mendapat teguran keras selama pertemuan antara dia dan Mariya Kuroka, sampai-sampai pikiran dan tubuhnya terasa kosong sampai ke tulang.

Tetap saja dia mencoba yang terbaik.

Dia adalah orang baik yang akan melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan masalah dengan damai terlepas dari seberapa sulitnya itu. Selanjutnya, apa yang dia lakukan dengan Kuroka semalam sangat diperlukan demi kemenangan saat bertarung.

Ini semua ia coba jelaskan sebaik mungkin yang ia mampu.

Tapi tanggapan Kuroka masih dingin.

"Jadi begitu, begitu rupanya. Tapi dari sudut pandang Reino-sama, selama upaya ini menunjukkan hasilnya; Meski kamu mengatakan ini adalah usaha bagus—"

Masih belum selesai.

"Begitukah.... Reino-sama, apa ini alasan idenya? Ataukah itu Kuroka? Bukankah kamu merasa ini agak menggelikan? Alasan yang tidak realistis dan praktis seperti itu setidaknya harus dimoderasi. Jangan berpikir bahwa ada alasan omong kosong sampai bisa menipuku."

Tidak ada jalan keluar yang ditawarkan.

Hasilnya adalah tiga jam omelan tanpa henti dan berturut-turut; dia benar-benar menerima pelajarannya secara penuh saat ini.

Bertatap muka dengan gadis cantik namun kasar, sendirian hanya dengan mereka berdua, sepanjang waktu merasa seperti tengah duduk di jarum...

Kuroka akhirnya bersikap dingin sepanjang hari, kata-katanya penuh dengan duri.

Meskipun demikian, Reino sangat bersyukur bahwa dia mempedulikan dengan begitu banyak detail kecil.

Terkadang saat kata-katanya berakhir, dia akan bertanya kepada Reino tentang kondisi tubuhnya.

"Apakah kamu sungguh baik-baik saja? Meskipun tubuhmu benar-benar kuat dan berbeda dari orang biasa, tapi bukankah masih ada kemungkinan ada yang tidak beres? ...Sulit dipercaya bahwa kamu sudah sembuh total, sama sekali tidak normal dalam segala hal, Tapi hal aneh seperti itu hanya terjadi karena kamu orang yang tidak masuk akal seperti itu!"

Kuroka memarahi dia dengan nada kemarahan.

Meskipun tidak terus terang, tapi Reino tahu itu karena dia mengkhawatirkannya.

Meskipun dia dalam bahaya fana kemarin, dia masih khawatir dengan orang lain lebih dari dirinya sendiri; Dia benar-benar gadis yang baik dan kuat.

—Jadi tidak peduli seberapa marah atau seberapa dinginnya Kuroka baginya, itu semua pertanda pertimbangan Reino.

Berpikir seperti ini, Reino membungkuk dan meminta maaf secara serius bahkan di akhir semua omelan itu.

Terkadang di tengah ucapannya, Kuroka tersipu dan mengungkapkan kesan bermasalah: "ini berlebihan..." sedikit terbelenggu karena malu.

Ini terjadi pada hari Sabtu.

Keesokan harinya, hari Minggu, sesuatu yang sangat buruk terjadi lagi.

Itu terjadi saat Reino memegang koran saat dia melihat berita di televisi ruang keluarga.

Distrik Edogawa, Koto, Central, dan Port dilanda kegelapan sekitar empat jam.

Mengenai ini, pengumuman resmi adalah kegagalan pasokan listrik dan masih dalam penyelidikan—mereka mengadakan pertemuan pers yang tidak menjelaskan apapun.

Dia mengkonfirmasi isi televisi dan surat kabar; setiap media menggunakan ini sebagai judul utamanya.

Tapi tidak satupun dari mereka melaporkan secara rinci tentang bagaimana semua alat penerangan dan pengapian gagal berfungsi.

Sudah jelas seseorang mengendalikan informasi tersebut.

Komite Kompilasi Sejarah.

Mungkin dilakukan oleh orang-orang yang dia dengar kemarin. Tidak, pasti mereka.

Rindo membuka pintu kaca dan memasuki ruang tamu.

Entah kenapa, mata kakak perempuannya dipenuhi dengan niat membunuh ganas, dan dia merasa sangat aneh.

"Ada apa? Lagi bad mood?"

"Tidak ada—aku baru bertemu Erina-chii selama kegiatan upacara minum teh dengan beberapa tamu."

Bagaimana dengan itu?

Reino terus membaca koran saat dia pura-pura mendengarkan; bukannya itu akan menjadi sesuatu yang penting.

"Erina bilang untuk memberitahumu bahwa dia terlalu kasar kemarin dan benar-benar minta maaf."

Reino memberikan jawaban biasa saja saat dia membaca koran dengan santai.

Tapi situasinya berubah dalam arah yang sama sekali tak terduga.

"Reino-chan ketemu Erina kemarin juga? Aku ingat bahwa kamu mengatur untuk bertemu pada hari Jumat melalui telepon. Kemudian kamu diam-diam bertemu lagi kemarin... Kuharap Reino-chan bisa menumpahkan semuanya padaku sekarang."

Kata Rindo tiba-tiba.

"Hubungan seperti apa yang kamu miliki dengan Erina-chii? Bukankah tidak normal mengunjungi seorang gadis dua hari berturut-turut? Itu tidak terasa seperti persahabatan normal... jadi, Reino-chan, jika hati nuranimu jelas, maukah kamu bersumpah demi Tuhan? Bagaimana dengan itu? Apakah kamu berani?"

Keras kepala, dan terlalu bersemangat.

Ditambah lagi pemikiran tentang Kuroka di tengah jalan, keadaan semakin memburuk.

"Jangan bilang, Reino-chan sedang memainkan keduanya sekaligus? Aku benar-benar menebaknya! Aku selalu khawatir suatu hari nanti kamu akan menjadi sama seperti kakek. Seperti yang kuharapkan! Sejak kamu lepas dari taekwondo dan silat yang selalu kamu latih, aku mengira ada yang tidak beres. Mungkin, kamu telah melepaskan aktivitas olahragamu karena kebiasaan tidak bermoral ini. Reino-chan, kupikir kamu lebih baik dari ini!"

Kak, kenapa kamu selalu berspekulasi adikmu begitu rendah?

Rindo sama sekali tidak mengerti bantahan Reino.

"Hmph! Aku bisa tahu apakah kamu berbohong atau tidak hanya dengan melihat wajahmu. Reino-chan memiliki ekspresi menyembunyikan hal-hal yang tidak berani dia jelaskan."

Dia sangat tepat.

Meski dia tidak melakukan sesuatu yang disesalkan, ini bukan sesuatu yang harus dia jelaskan kepada siapa pun.

Akibatnya, Reino jatuh ke dalam kesulitan karena harus menghindari kakak sepupunya.

Hmmm, aku memulai lagi dari beberapa chapter karna rasanya ingkarnasi milik reino kebanyakan. jadi aku memangkasnya menjadi sekitar empat atau eman. semoga kalain suka.

Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation to cheer me up!

https://trakteer.id/otaku-akut

RedIsPowerfullHirecreators' thoughts
Chapitre suivant