webnovel

DUEL DENGAN TIM VALI LUCIVER [Part I]

Malam semakin gelap, dan banyak bintang menggantung tinggi di langit malam——

Mengutip bahaya sebagai suatu alasan, Kuroka tidak membawa Le Fay bersama mereka.

Bersama Reino, pasangan itu melanjutkan perjalanan ke sebuah bukit dekat pinggiran Tokyo. Kuroka membawa Reino ke Akasaka Hikawa Shrine.

"Kuil ini sejak dulu dipercaya sebagai kuil untuk perjodohan karena di kuil ini dewa pasutri dan dewa jodoh disucikan. Kuil yang didirikan oleh Shogun Yoshimune Tokugawa, pemerintahan yang ke-8, masih tetap ada sejak zaman Edo dan ditetapkan sebagai aset budaya. Walaupun berada di Akasaka yang merupakan pusat kota, kuil ini memiliki banyak pepohonan termasuk pohon Ouicyou yang berusia lebih dari 400 tahun. Kami berhasil meminjam tempat ini dari yang berkepentingan, jadi jangan khawatirkan dewa yang bersangkutan akan marah. Juga siapa tau kita akan medapatkan berkah dari dewa pasutri~Nya. Meski masih menjadi tempat turis, ini jauh lebih sepi dibanding tempat lain di dekatnya."

Kuroka mengatakan apa yang ada dalam benaknya.

Mungkin karena sudah lewat tengah malam, tapi karena suasana sekitarnya, walau semangat bangsawan Tokyo tampak tidak aneh rasanya.

"Untuk bangunan yang sudah ada selama lebih dari 1500 tahun dan masih melestarikan bentuknya, kamu harus mengagumi itu."

Bagian yang dibangun dari batu bata tetap ada.

Begitu pula untuk jalur yang terbuat dari batu bata.

Berjalan perlahan di tengah reruntuhan, Reino melihat sekeliling, memperhatikan pemandangan sekitarnya.

Jika mungkin, dia berharap bisa datang di siang hari, tapi kesamaan ini dengan ujian keberanian juga sangat menggairahkan.

Tidak ada lampu jalan di dekat mereka. meskipun tanpa obor, mereka berdua berjalan secara alami, karena Kuroka dan Reino sama-sama memiliki night vision seperti burung hantu... ini juga, karena situasi kehidupan atau kematian yang telah dia alami sejak beberapa saat ini, hingga dia bisa mendapatkan tubuh manusia super.

"Begitu? Bangunan kuno seperti ini bisa ditemukan dimana saja, bukan? Misalnya, kuil dan kastil abad pertengahan. Aku tahu Bali juga punya cukup banyak, bukan?"

"Contohmu berasal dari periode waktu yang sama sekali berbeda. Dan selain itu, kalau kamu mengecualikan hal-hal yang menjadi tempat wisata, mereka sulit ditemukan."

Pendapat Kuroka berasal dari mereka yang melihat sesuatu dari sudut pandang Neolitikum.

Pertama, sebagian banyak bangunan tua di kota-kota jepang, sebagian besar bangunan dan nama mereka berasal langsung dari periode Edo. Dan kalau kamu berbicara tentang jalan dan kota secara keseluruhan, jangan meremehkan untuk mengklaim lebih dari setengahnya adalah peninggalan sejarah.

"Reino, sudah berapa lama sejak kita berdua sendiri? Bisakah kamu tidak membicarakan hal-hal yang tidak romantis semacam itu? Ini pertemuan yang langka dan singkat bagi kekasih seperti kita Nyaa~."

Kuroka tiba-tiba mendekat.

Dia terus berada di dekat Reino, dan mulai membisikkan kata-kata ini di telinganya.

Menghadapi gadis menarik, yang menunjukkan kasih sayangnya begitu agresif, tidak ada seorang pun, apalagi pemuda SMA yang sehat, tidak akan tersipu dan menjadi gugup.

Reino tentu saja tidak berbeda. Namun...

"Sudah kuberitahu berkali-kali— tolong hentikan bercanda seperti ini! Kita harus mengikuti etiket dan membangun hubungan positif dan sehat!"

"Aku tidak bercanda. Itu hanya sebuah konfirmasi saling mencintai dari kekasih yang sudah lama terpisahkan."

Kuroka mengabaikan jawaban Reino dan mendekatkan wajahnya.

Pipi mereka hampir bersentuhan, Kuroka menyandarkan tubuhnya lebih dekat ke bibirnya, dan mulai membisikkan kata-kata manis seperti madu.

Reino mundur mati-matian, dan terus mundur dengan segenap kekuatannya.

"Ki-Kita bukan kekasih, jadi tolong berhenti sekarang!"

"Aku cuma ingin kamu cepat-cepat menerima usulanku Nya~ Bagian mana dari diriku yang tidak kamu puasi? Ciri, usia dan tubuhku pasti baik-baik saja...kecuali kamu memiliki semacam fetish khusus?"

"Berhentilah bicara omong kosong. Aku orang yang sempurna dan sangat normal! Ini tidak ada hubungannya dengan fetish!"

Kuroka melanjutkan usahanya untuk berpegang teguh pada Reino, yang mundur dengan panik.

...Sejujurnya, begitu kamu terbiasa dengan kesungguhan dan sikap keras kepalanya, kamu akan menganggapnya lucu. Reino hanya perlu khawatir, bahwa meski terus dimanipulasi olehnya, dia tidak bisa benar-benar membencinya.

Konon, dia masih belum bisa menerima gaya romantisme Kuroka yang agresif.

"Aku suka Reino, dan Reino juga merasakan hal yang sama padaku, bukan? Lihat, sama sekali tidak ada masalah, dan bahkan setelah menikah, kita akan akur dengan baik ~Nya. Kita bahkan mungkin menjadi pasangan terkuat di dunia."

"Dan itulah masalahnya! Berhenti sembarangan memutuskan hal-hal seperti pernikahan! Aku bahkan belum mempertimbangkan untuk memulai sebuah keluarga!"

Reino bisa membayangkannya: setelah menerima cintanya, dia akan diculik dan dipaksa masuk gereja untuk upacara pernikahan.

Jika seseorang mengasumsikan usia normal menjadi delapan puluh tahun, Reino belum sampai sekitar seperempat masa itu. Wajar saja jika ada orang yang merasa tidak nyaman, jika dia memutuskan untuk menjadi pasangan seumur hidup dengan pengalaman hidup yang sedikit.

Tapi ada alasan yang lebih mendesak lagi.

Meski Kuroka memproklamirkan dirinya sebagai kekasih Reino dengan nyaring, dia cenderung memikirkan rencana tertentu.

"——Erm, Kuroka, tolong jangan main-main denganku di tempat yang aneh, oke? Aku tahu bahwa aku berutang banyak padamu, dan meskipun kamu menyebabkanku jengkel sekali, aku masih menganggapmu sebagai teman. Aku akan membantumu kalau kamu bertanya padaku secara normal, jadi tolong berhenti melakukan hal-hal yang memalukan ini."

Reino mengatakan ini dengan tulus.

Itu bukan sesuatu yang membahagiakan, tapi Reino tahu bahwa dia bukan tipe yang populer dengan para gadis. Atau setidaknya itulah penilaiannya pada dirinya sendiri.

Reino barack bukanlah orang yang lucu, dan tidak ada gunanya jika merasakan emosi orang lain.

Kakaknya sering memanggilnya bodoh, atau dia berbicara terlalu banyak.

Tidak mungkin gadis yang menarik menyukai pria semacam ini, apalagi Kuroka. Dengan kecantikan dan kecerdasannya, dia bisa memilih siapa saja.

"Apa alasan mengapa kamu mencoba merayuku karena beberapa jenis perintah dari korpsmu? Aku mengerti itu, jadi tidak perlu memamerkan dirimu, dan aku tidak ingin kamu mengatakan kebohongan semacam ini—— hei, dengar?"

"Aku mendengarmu... kamu benar-benar sangat lambat. Bunga yang indah muncul di hadapanmu, bahkan memintamu untuk memetiknya... kamu sama sekali tidak mengerti Nya~."

Kuroka, yang masih menempel dekat Reino, mendesah.

Mengenai dia, desahan ini adalah ekspresi langka dan tulus dari kekhawatirannya.

"Aku tidak diperintahkan oleh atasanku untuk memilih kekasih. Aku tidak percaya bahwa kamu bahkan tidak dapat memahami hal yang sederhana ini— sungguh, dasar pecundang Nyaa~."

Kuroka akhirnya melepaskan tangannya. Saat dia mulai rileks, dia membungkuk dan menciumnya.

Dan ini bukan ciuman di pipi, tapi ciuman lembut di bibir.

"Ini adalah hukumanmu karena selalu bersikap sangat dingin padaku... lupakan saja, aku rela menghabiskan lebih banyak waktu, sehingga akhirnya kamu akan mengerti cintaku Nya~. Jadi untuk saat ini, persiapkan dirimu untuk saat itu Nya~!"

Kuroka, tersenyum lembut, terlihat sangat menyilaukan.

Jika ini berlanjut, dia mungkin mulai memiliki beberapa gagasan aneh, jadi Reino dengan cepat mengubah topik pembicaraan.

"Benar, ada yang ingin kutanyakan tentang Le Fay."

"Un, Le Fay jujur ​​dan murah hati, bukankah dia anak yang hebat?"

Mendengar nada suaranya, wajah Reino mulai terasa buram.

"Aku ingin bertanya sesuatu yang lebih penting. Katakan dengan jujur, apakah kamu sengaja menyuruh Le Fay mengajaku berkeliling?"

"...Wow, kamu benar-benar masuk ke mobil Le Fay. Kamu benar-benar memiliki keberanian seekor naga, tidak mungkin Garuda kata yang cocok untukmu. Keberanian yang begitu besar."

Menghadapi pandangan langsung Reino, Kuroka menjawab dengan ceroboh.

Sepertinya dia tidak akan memberikan jawaban yang serius.

"Kalau kamu berencana menggunakan jawaban yang mencurigakan seperti itu, paling tidak yang bisa kamu lakukan adalah menatap mataku. Jadi itu benar-benar skemamu— tahukah kamu bahwa aku hampir mati?"

"Memanggilnya itu skema berlebihan. Baru saja kubilang, kalau dia mengajakmu berkeliling untuk bertamasya, kamu mungkin merasa lebih bahagia... Le Fay benar-benar anak yang baik."

Keduanya mengobrol santai sambil berjalan.

Tiba-tiba pemandangan melebar di depan mereka, dan mereka sampai di lokasi yang luas.

"Kami sudah sampai. Ini akan menjadi medan pertempuran kita. Ruang bawah tanah kuil ini"

Di depan matanya ada dinding yang besar dan lebar, mungkin dulunya adalah benteng kuno.

Di sekeliling ada kolom bulat, terbaring di tanah. Hanya sedikit yang masih berdiri.

Dikelilingi oleh semua benda ini adalah hamparan hijau lumut di mana empat sosok berdiri, menunggunya.

Tiga orang pemuda dan Le Fay yang sudah dia temui tadi.

Mereka mungkin adalah Vali, Bikou dan Arturyang disebutkan Kuroka.

"Senang bertemu dengan mu Reino-sama perkenalkan saya Artur Pendragon, kakak laki-laki Le Fay." seorang pria dengan setelan lengkap membungkuk sedikit dan memperkenalkan dirinya.

Sebagai balasan atas ucapan formal Artur, Reino membungkukkan kepalanya untuk membalasnya.

"Halo, aku Reino Barack. Meskipun aku telah mendapatkan fisik khusus ini karena beberapa alasan, Anda tidak perlu memperlakukanku dengan terlalu hormat. Tolong perlakukan aku seperti orang normal lainnya."

"...Anda terlalu rendah hati; Orang bisa mengatakan bahwa Anda bukan manusia sederhana dari apa yang baru saja Anda katakan?"

"Dia benar. Itu baru saja [Mille Lingua] —— sihir yang hanya bisa diawasi dengan sabar untuk jangka waktu yang lama. Dan bahkan saat itu, mereka yang mahir dalam hal itu harus memahami rahasia bahasa sebelum dia bisa mempelajari keahliannya. Seseorang yang bisa menggunakan teknik ini pada usia muda, seperti Anda, pastilah pemandangan yang langka."

Kedua pendragon itu memujinya, satu demi satu.

Sejak Reino menjadi Campione, dia tidak pernah menemui masalah berkomunikasi dengan orang asing. Setelah bergaul dengan mereka selama tiga hari, secara alami dia bisa memahami dan berbicara dalam bahasa mereka.

Dia selalu berpikir itu adalah kemampuan yang sangat nyaman, tapi juga sangat menyedihkan. Siapa tahu itu benar-benar memiliki cerita seperti itu di baliknya...

Sama seperti Reino bingung untuk mengatakan sesuatu, Kuroka, yang berdiri di sampingnya, meninggikan suaranya dan berkata,

"Benar, karena semua aktor ada di sini, mari kita mulai acara utamanya. Le Fay, Bikou tolong siapkan barriernya?"

"Tidak masalah" Le Fay dan seorang pria yang mengenakan armor china melompat keluar, Sosok pasangan itu langsung mulai memudar, dan dalam sekejap, tidak ada jejak dari mana mereka berada. Barier yang sepertinya sudah dipersiapkan sebelumnya kemudian aktif.

"Mereka benar-benar lenyap, betapa menakjubkannya."

"Dalam keadaanmu sekarang, itu tidak bisa menjadi sihir yang menakjubkan Nyaa~ Mereka hanya menyembunyikan tubuh mereka, sambil melihat dari kejauhan. Jangan terganggu oleh itu, dari sini, ini adalah panggung untuk kita berdua saja Nya~"

Kuroka, meninggalkan Reino yang tiba-tiba gugup, berdiri pada jarak sekitar 5 meter.

Dari sana, dia memanggil kedua rekanya yang tersisi.

"Tolong bersiap, jangan menahan diri. Terutam kau Vali."

Meski Reino sama sekali tidak merasakan semangat juang sama sekali, namun dengan enggan dia memutar tubuhnya untuk menghadapi Kuroka.

Kuroka telah mengganti bajunya sebelum pertandingan dimulai.

Dia sekarang mengenakna Hayama dengan aksen yang sama dengan kimononya tadi.

Reino masih ingat bagaimana dia dengan bangga membual sebelumnya, bahwa hanyama dengan warna hitam dan obi emas miliknya hanya bisa dikenakan oleh seorang great nekushou.

"Balance Breaker" pria berambut perak memulai mantranya sebuah armor putih dengan arua naga tiba-tiba menutup tubuhnya. Dibelakangnya keluar sayap yang mengeluarkan bercak-bercak cahaya putih.

Arthur juga sudah mengambil pedanganya Caliburn. Reino sedikit kaget melihat ini.

"Wow pedang yang bagus. Itu Excalibur yang digunakan oleh king Arthur pendragon pertama. Aku benar?"

"Ya aku merasa tersenajung Reino mengenali pedangku"

Kuroka mulai mengawali mantra yang tidak wajar sebagai senjatanya, menuliskan kanji youjutsu diudara dengan jelas, seolah membuat kaligrafi.

Mantra atau 'ucapan mantra' yang orang bicarakan, adalah kemampuan untuk menekuk kekuatan sihir sesuai kehendak seseorang.

Kuroka menghasilkan kabut beracun yang efektif terhadap ras tertentu seperti Youkai dan Iblis, tetapi tidak efektif terhadap Naga atau pemilik Sacred Gear tipe Naga, seperti Issei Hyouodu karena kepemilikannya atas Boosted Gear. Tapi setelah beretemu dengan reiono, Kuroka kemudian menyempurnakan kemampuan racunnya, dan dengan menggunakan Bikou sebagai kelinci percobaan; mampu membuat kabut racun khusus yang efektif bahkan terhadap Sun Wukong; seorang mantan Youkai yang menjadi Buddha, bahkan setelah dia menghilangkannya dengan sihirnya.

Penggunaan Youjustsu juga telah menunjukkan kemampuan untuk membuat ilusi untuk membingungkan dan mengacaukan lawan mereka. Karena sifat unik mereka, lawan rata-rata tidak akan dapat membedakan yang asli dari yang palsu karena mereka mengambil penampilan fisik pengguna.

Kedua tangan Kuroka, yang benar-benar kosong beberapa saat yang lalu sekarang terbakar dengan api putih yang bisa membakar jiwa Yasha.

"Maju!!" melihat rekanya yang sudah menyelesaikan persiapan mereka Kuroka mulai mengintrusksikan rekannya untuk maju dan menyerang Reino dengan kekuatan penuh

Pedang favorit Arthur, Caliburn, juga dikenal sebagai Collbrande, adalah salah satu dari empat Pedang Suci dan dikenal sebagai Pedang Raja Suci dan Pedang di Batu.

Caliburn memiliki pegangan yang cukup panjang yang muncul sebagai pedang dua tangan dengan ujung bulat di ujungnya, pelindung berbentuk seperti salib besar dan pisau panjang dengan ujung berwarna emas.

Tapi Reino tahu betul bahwa ini adalah pedang iblis, yang bisa dengan mudah memotong pedang yang terbuat dari baja.

——Segera, Arthur menutup celah di antara mereka.

"Hei! Tunggu dulu!"

Caliburn melintas seperti kilat petir, yang bertujuan menembus dada Reino.

Bahkan melemparkan dirinya ke samping, dia baru saja berhasil menghindarinya.

Tapi Arthur tidak menarik kembali pedangnya, tapi menyapunya secara horisontal, seakan ingin mengejar Reino, yang menghindari serangannya.

Bagi orang yang baru saja melarikan diri, dia tidak bisa menahan diri untuk merasakan dinginnya perjalanan kematian di tulang punggungnya.

Perubahan tidak pasti dari dorongnya sapuan dilakukan dengan indah.

Reino mundur beberapa langkah dan mendapatkan keseimbanganya kembali tapi koroka sudah berada didapanya, memukulnya dangan Yaksa, api kuat yang dikatakan dapat membakar jiwa. Reino menendang kuroka menjauh sebelum seranganya berhasil memukul Reino.

Kuroka terpental beberapa meter sebelum berhenti karna menabrak Arthur. Vali yang dibebelakan memutuskan untuk menyerang, menerkam kearah Reino dengan kecepatan tinggi. Reino berhasil menghirar dengan jarak tipis kemudian melemparkan hook kiri kearah vali, membuatnya mundur beberapa langkah dan menghancurkan armor di uluhatinya.

"Kamu benar-benar berusaha membunuhku, ya?! Dan kau" Reino menunjuk Arthur yang menggunakan calibrun. "Menyerangku dengan sembarangan dengan pedang sungguhan!"

"Ini duel, menggunakan pedang sungguhan benar-benar alami." Arthur mengakat bahunya, menyangkal tuduhan curang dari Reino.

"Jangan gunakan itu! Kalau aku dipotong oleh benda itu, aku pasti akan mati. Tidakkah kamu menggunakan pedang yang sama ini untuk membelah beton sebelumnya? Tubuhku akan dicincang seperti tahu!"

"Tahu itu bahan yang terbuat dari kedelai –Nya~ Jangan khawatir— kamu jauh lebih kuat dari itu Nya~. Bahkan setelah terkena pedang iblis Gram Siegfried, bukankah kamu masih bertahan? Setelah menyaksikan pertarungan itu, aku pun tidak bisa tidak mengagumi daya tahanmu yang luar biasa, dan aku penasaran apa yang akan terjadi kalau kamu terluka olehku ——"

"...Kuroka, daripada memutuskan untuk berduel denganku, bukankah kalian hanya ingin menguji senjatamu di tubuhku?"

"Jangan konyol. Tapi ini jelas merupakan kesempatan langka Nya~, dan Kami tidak ingin melewatkannya."

Hyuu.

Arthur, sebagai seorang yang mengunakan pedang membuka serangan. Dia dengan ringan menyentuhkan pergelangan tangannya, dan Caliburn mengecam seperti cambuk ke leher Reino —— ini mungkin sebuah serangan di arteri karotidnya.

Dia sama sekali tidak dapat memprediksi gerakan alami serangannya, dan selain itu, mereka sangat cepat.

Reino bahkan tidak bisa melihatnya datang dengan sempurna.

Bergantung pada intuisinya, dia mengayunkan kepalanya. Setidaknya dia berhasil lolos dari yang itu.

"Betapa impresifnya... hanya sedikit orang yang bisa menghindari serangan pedang Arthur secara berturut-turut —— Ah! Aku lupa, Reino hanya sebagian manusia, jadi ini masih dalam ekspetasi nya~"

"Bagi seseorang yang terus menyebut dirinya kekasihku, kamu pasti tidak menahan diri untuk membunuhku! Kupikir itu bahkan lebih tak terbayangkan daripada tubuhku!"

"Tapi itu hanya karena kebetulan kekasihku dan lawanku orang yang sama. Tidak ada yang aneh tentang itu, dan selain itu, aku tidak pernah ingin membunuhmu... meski sedikit kecelakaan masih bisa terjadi."

Kuroka dengan elegan kembali waspada, sementara ekspresinya berekspresi manis, seperti bunga beracun.

Cara genitnya terlalu menggoda.

"Aku menyesal atas gangguan ini, tapi aku akan meminta kalian berdua untuk menghentikan kebiasaan kalian sejenak. Meski aku bersimpati dengan kebutuhan kekasih yang penuh gairah untuk mengungkapkan keinginan mereka satu sama lain, aku harus mengingatkan kalian bahwa duel ini adalah hal yang sakral."

Setelah mendengar instruksi Vali, Reino tidak bisa menahan diri untuk tidak membalas,

"Kalau kau pikir kami sedang bermesraan, kau pasti buta. Atau mungkin matamu itu hanya hiasan?"

Semua orang ini adalah tipe orang yang menganggap bertaruh pada permainan seseorang; yang, tentu saja, termasuk Kuroka.

"Baiklah—mari kita nikmati cinta kita nanti malam, Reino. Saat ini, kamu harus menunjukkan keberanian penuhmu!"

Selain orangtuanya, pada dasarnya tidak ada orang lain yang berbicara dengan Reino secara pribadi dengan namanya.

Dan untuk lebih spesifik, hanya ada satu orang di dunia ini, yang terkadang membisikkan namanya dengan kelembutan yang meluap, dan di lain waktu menyebutnya dengan sikap tegas dan percaya diri. Dan orang itu adalah Kuroka.

...Masalahnya, sementara dia menggunakan namanya dengan sangat penuh kasih sayang di depan umum, dia tidak merasakan adanya masalah menyerang Reino dengan Toiki dan yaksanya secara kejam.

Chapitre suivant