webnovel

Bertemu Ular

"Maaf, apa kamu..."

Reino, yang tidak bisa menemukan Kuroka dan sedang merenung diam, terganggu oleh beberapa kata bahasa Jepang.

Tidak hanya pengucapannya mulus, tapi juga sangat tepat.

"Rambut hitam, mata hitam, tingginya sekitar 180cm, meski tampangnya tidak jelek, ada kekurangan sehingga dua puluh poin diambil dari wajahnya... Anda Reino Barack - sama, bukan?

Orang yang mengatakan itu adalah seorang wanita berambut pirang, sekitar dua atau tiga tahun lebih muda dari Reino.

Le Fay adalah gadis asing yang imut dengan tubuh langsing, rambut pirang sebahu dan mata biru. Ukuran tubuhnya adalah [B77-W56-H78 cm]; tingginya sekitar [150 → 154 cm] (4 kaki 11 → 5 kaki 3 inci) dan berat badan [45 kg].

Ia mengenakkan baju seragam sekolah gadis Jepang yang terdiri dari blazer abu-abu dengan aksen kotak-kotak biru di atas kemeja putih dengan dasi hitam, rok hitam, dan sepatu hitam sambil tetap mempertahankan topi dan jubah khasnya.

"Nama saya adalah Le Fay Pendoragon, anda bisa memanggi saya Le Fay. Saya datang kemari atas permintaan Kuroka-sama untuk menjemput Anda. Salam kenal."

"Salam kenal... maaf, tapi ucapan menghina tadi, itu dari Kuroka, ya?"

"Benar. Jadi, itu adalah Anda. Syukurlah."

Le Fay sendiri sepertinya tidak menahan niat buruk.

Dia tampak sangat tidak berbahaya sehingga tidak mungkin mengira dia akan berhubungan dengan Kuroka dengan cara apapun.

Atau mungkin dia hanya tampak seperti orang yang bahkan tidak membunuh serangga dari luar, padahal kenyataannya dia memiliki kekuatan yang tak tertandingi, seperti seekor hewan yang menyembunyikan taringnya?

"Anda mungkin tidak bisa menebak dari namaku, tapi Nenekku berasal dari Pagaruyuang, ah itu disebut Sumatra barat sekarang. Itulah sebabnya aku diminta memjempu Reino-sama di sini. Silakan panggil aku Le Fay. Semua temanku memanggilku begitu."

"Kalau begitu kamu bisa memanggilku Reino juga. Meski tidak semua temanku memanggilku begitu, setidaknya Kuroka melakukannya."

"Aku mengerti, Reino-sama."

Le Fay menunjukkan senyuman riang, tapi tetap menambah akhiran sama dibelakang namaku. Apa ini yang disebut tata karma bangsawan!?

Seperti bunga lili yang goyah di bawah angin sepoi-sepoi, penampilannya sangat indah.

Meskipun jika dia memanggil Kuroka dengan akhiran '-sama', dia seharusnya menjadi anggota kelompok yang tidak dapat mengenali zaman yang berbeda dan masih mengklaim diri mereka sebagai mage dan knight.

Le Fay -san memang terlihat sangat muda dan normal. Tidak ada apapun tentang dia yang tampak tidak biasa. Dia bilang bahwa dia masih peserta pelatihan, dan Reino bisa sepenuhnya setuju.

"Tapi menjadi rekanya... terdengar sangat sulit. Apa tidak berbahaya?"

"Ah, tidak, aku hanya mengurus rutinitas harian seluruh tim, jadi tidak ada bahaya, dan Kuroka-sama sangat kuat, jadi dia selalu melindungiku."

Mengurus rutinitas sehari-hari...?

Dia maid!? Bukannya bawahan?

Dan Kuroka juga sangat malas, jadi tugas yang bisa dilakukannya tentu saja pasti didorong ke Le Fay.

...Reino mulai mengasihani gadis ini.

Berpikir bahwa Le Fay mungkin juga salah satu dari mereka yang menderita di bawah Kuroka, Reino mengira dia harus sedikit lebih memperhatikannya.

"Omong-omong, kenapa aku tidak melihat orang yang memanggilku di sini?"

"Kuroka-sama sekarang menghadiri rapat penting. Dia akan menghubungi Anda saat dia selesai, jadi tolong biarkan aku mengurus Anda untuk sementara."

Tolong biarkan aku mengurus semuanya, kata Le Fay. Dia tampak cukup bisa diandalkan.

"Apa Le Fay tahu apa yang Kuroka inginkan dariku? Orang itu tidak menjelaskan apapun dengan benar dan memanggilku. Sekarang saja, aku masih bingung."

"Aku sangat menyesal. Aku juga tidak tahu tentang ini. Aku hanya diberi tahu bahwa Reino-sama adalah tamu kehormatan Kuroka-sama dan bahwa aku sama sekali tidak boleh mengabaikannya..."

"Jadi seperti ini? Dia tidak mengungkapkan identitasku kepadamu?"

"Tidak... mungkin itu karena Reino-sama adalah seseorang yang sangat penting? Mungkin karena itu dia tidak memberi tahuku."

"Kurasa itu bukan sesuatu yang penting. Sederhananya, aku hanya seorang murid SMA yang dipanggil paksa ke sini, jadi seharusnya tidak ada masalah."

Kalau ada yang salah, akan menjadi kenyataan bahwa sulit untuk dengan mudah menjelaskan siapa dirinya yang sebenarnya.

Tapi karena tidak ada alasan untuk menyatakannya dengan keras, Reino tidak mengatakan apapun.

"Ah, bicara seperti ini di tempat yang ramai terasa agak tidak nyaman. Mari kita berangkat. Apakah ini pertama kalinya Reino-san datang ke Jepang?"

"Tidak, tapi kapan pun Kuroka memanggilku, aku tak pernah punya waktu untuk beristirahat terlepas kemanapun aku pergi."

"Kalau begitu kali ini, seharusnya ada waktu, saya sudah diinstruksikan oleh Kuroka-sama agar kita bisa berjalan-jalan sebelum dia kembali, jadi izinkan saya untuk menjadi pemandu Anda. Mobilnya sudah siap."

"Mobilnya, ya...kalau mobil BMW mewah seperti itu dengan supir, maka tidak, terima kasih, aku tidak bisa merasa nyaman dengan mobil seperti itu,"

Kapan pun Kuroka memilih mobil untuk transportasi, hampir selalu mobil seperti itu.

Padahal, saat dia memintanya sekali, dia menjawab bahwa dia tidak memiliki pengalaman naik bus atau trem. Le Fay tampak berbeda dari dia, tapi...

"Jangan kahwatir, tidak akan semewah itu."

Untuk melepaskan kekhawatiran Reino, Le Fay tersenyum dan melangkah maju.

Dan apa yang terjadi sesudahnya mengisi Reino dengan kekaguman. Bagi Kuroka untuk memilih seseorang yang layak seperti Le Fay untuk mengurus rutinitas sehari-hari — itu sungguh luar biasa!

Bagian yang penting bukan karena dia teliti, tapi dia orang normal.

...Namun, baru kemudian Reino akan menyadari bahwa dia telah mencapai kesimpulan ini terlalu cepat.

Setelah minum espresso, dia merasakan perasaan yang sangat bermusuhan.

Saat Reino meletakkan gelas itu kembali di atas meja, matanya bertemu dengan seorang gadis muda di kerumunan.

Mereka berdua saling pandang.

——Sialan.

Gadis muda itu bukan manusia biasa, dan sensasinya saat itu membuatnya merasa sangat tak enak.

Meski tubuhnya lelah karena jet lag, yang membuat dia kelelahan namun rileks, dia telah memulihkan indranya dalam sekejap, sementara kegugupan mengisinya dari tubuhnya sampai ke ujung jemarinya.

Saat dia berhubungan dengan musuh seperti dia, tubuhnya secara alami memasuki mode pertempuran.

"........."

Gadis muda itu juga berhenti berjalan, dan memeriksa wajah Reino; Mungkin melihat Reino sebagai musuh?

Dia adalah seorang gadis yang sangat cantik.

Dia berusia sekitar tiga belas atau empat belas tahun, dan seusianya, dia terlihat seperti malaikat kecil yang menawan dan lembut.

Tapi itu tidak mengejutkan. Mereka semua tidak hanya cantik, tapi juga memiliki tubuh luar biasa. Masing-masingnya menonjol.

"...Aku mendengar bahwa ada seorang pembunuh dewa yang menyebut dirinya sebagai seorang ksatria, dan pria itu telah memotong banyak hal dengan pedang sihirnya...apakah pria itu kau?"

Sebelum dia tahu itu——

Gadis muda dari eksistensi yang berbeda sudah mendekatinya.

Dia memiliki rambut perak yang terjatuh di bahunya seperti bulan yang memancarkan sedikit cahaya, dan pupil hitam seperti malam yang dalam.

"Tidak, pria yang kau bicarakan terluka, dan pergi ke pulau selatan untuk menyembuhkan dirinya sendiri, dengan alasan pergi berlibur."

Orang yang melukai dia adalah Godou, campione ke tujuh. Namun, dia tidak berencana menunjukkannya.

"...Begitu? Lalu kau juga, adalah seorang wisatawan. "

Seolah-olah pupil berwarna hitam malam itu kental, dia menatap Reino dalam diam.

"Apa yang kau rencanakan? Sekarang, satu-satunya tujuanku adalah mengambil kembali [Snake], jadi aku tidak punya niat bertarung. Tapi, kalau kau berencana untuk bertempur, maka aku akan melakukan semua usahaku, dan orang yang kalah akan menjadi pelayan yang lain."

"Aku tidak tahu apa itu [Snake], jadi aku juga tidak berencana untuk bertarung. Kalau bisa, aku ingin mempertahankan hubungan kita, aku tidak ingin bertarung dengan kalian. Kau bisa bertarung denga si juara, aku punya kucing nakal yang harus di urus. Sekedar nasehat, aku tidak suka ular! Jadi cepat-cepat pergi jika kau sudah selesai"

"Aku mengerti. Aku akan pergi dengan cepat, tapi pembunuh dewa, kau berbohong."

"Bohong?"

"Tentu, tidak ada pembunuh dewa yang tidak berkepentingan melawanku, jadi kau pembohong."

Setelah mengucapkan kata-kata itu, gadis berambut perak itu meninggalkan Reino.

Fuu, Reino menghela napas.

Untungnya, itu tidak berakhir dalam pertarungan. Tapi biarpun dia adalah seorang dewa, memanggil seseorang pembohong benar-benar kasar.

Saat memikirkannya, seorang gadis berambut pirang bergegas ke sampingnya.

"Maafkan saya, membuat Anda menunggu Reino-sama."

Orang itu adalah Le Fay. Saat dia berjalan menuju meja, Reino bertanya padanya.

"Bisakah aku meminjam ponselmu? Aku perlu menghubungi Kuroka."

"Boleh, tapi mungkin rapatnya belum selesai?"

Setelah mengatakan itu, Le Fay meminjamkan ponselnya pada Reino.

"Le Fay, ada apa?"

Setelah memanggilnya berkali-kali, sisi lain akhirnya mengangkat telepon. Itu adalah suara Kuroka, yang belum pernah dia dengar sejak kemarin.

"Ini aku. Aku perlu menanyakan sesuatu padamu."

"Jadi kamu sudah sampai, bagaimana? Apakah kamu akrab dengan Le Fay?"

"Soal itu, aku tidak punya banyak hal untuk dikeluhkan, tapi mari kita bahas ini nanti. Apakah karena aku perlu melawan seorang dewa sampai-sampai kamu memanggilku ke sini?"

"Soal itu, aku masih belum yakin, meski kemungkinannya tinggi... mungkinkah kamu menemuinya?"

"Tentu, tadi ada dewi."

"Begitulah...maka kita perlu bergerak cepat. Mari bertemu sekarang. Kita perlu mempersiapkan diri untuk pertarungan malam ini——"

"...Apa katamu?"

Reino hanya mendengar beberapa kata yang tidak bisa dia abaikan, dan bertanya lagi. Tapi gadis disisi lain sudah mematikan teleponya.

Chapitre suivant