webnovel

Tanya jawab!

Zara menghela nafas sebelum ia meraih handle pintu kamar rawat suaminya,, dia butuh banyak energi untuk menghadapi jika ternyata Aura masih ada didalam bersama suaminya.

Ketakutan Zara benar,, saat pintu terkuak sontak kakak tirinya beranjak dari bibir ranjang,, memulas senyum tipis kearah gadis berpenampilan casual dengan menenteng bungkusan bening di tangan. Wajah Aura terlihat sedikit gugup seolah tengah menyembunyikan sesuatu.

Sang putri bungsu pura-pura tidak melihat apapun yang telah membakar hatinya kini. Dia akan tahan dan berfikir positif tentang dua orang salah tingkah didepannya.

"maaf kak Aura,, aku sedikit sibuk tadi jadi agak lama kesini... lagi pula tadi aku pulang sebentar untuk mandi.. terimakasih sudah menjaga Aldi. .." ujar Zara basa basi lalu menuju ke meja di dalam kamar VVIP itu untuk meletakkan makanan yang ia bawa.

"ya.. kau tidak perlu merasa tidak enak.. lagipula tanpa diminta pun aku akan sukarela menjaga Aldi.." senyumnya kali ini mengandung unsur sebuah kemenangan, gadis dengan kuku-kuku lancip berkuteks bening itu kini disibukkan dengan pesan WhatsApp yang baru saja masuk ke ponsel nya. Sesekali ia mengerenyitkan dahi sambil membalas tiap pesan yang masuk.

"mau makan dulu kak.. aku bawakan makanan" Zara menawari Aura karena memang dia sengaja juga mampir ke restoran siap saji untuk membeli makanan dulu sebelum kerumah sakit.

"hmm.. tidak.. aku harus pergi sekarang.." tolak Aura halus, lalu ia kembali menghampiri Aldi lalu menggenggam tangan sahabat nya "aku pulang ya Al.. jaga diri kamu,, besok nanti aku sempetin kesini lagi ya.."

"baik.. terimakasih Ra.. tapi sepertinya besok aku sudah bisa pulang kok.." jawab Aldi Singkat sambil berusaha menarik pelan tangannya dari genggaman Aura.

"okey kalau gitu nanti kabarin aku lagi aja,, bye.. aku pulang dulu.." pungkas nya kemudian melambaikan tangan lalu hilang dibalik pintu.

***

Wajah Aldi tertekuk seperti pakaian belum disetrika,, kusut! Zara agak kikuk karena pria bermata elang menatapnya penuh selidik.

"kau.. belum makan malam kan.. pasti bosan makan makanan rumah sakit,, aku bawa nasi goreng seafood.. kau mau??" tanya Zara berusaha mencairkan suasana,, dia curiga dengan tatapan penuh intimidasi seperti itu, pasti Aldi akan bertanya atau menyudutkan dirinya dengan semua pembenaran versi diri nya sendiri tanpa melihat dari sisi orang lain.

"kau bertemu Tristan??"

deg! benar dugaan Zara,,, pasti akan ada sesi wawancara penuh intrik dan intimidasi.

"ya.. kami bertemu waktu meeting tadi.." jawab Zara senetral mungkin agar suaminya tidak akan membuat pertanyaan yang kedua.

"lalu kalian pergi dan pulang bersama??"

Astaga!!! pertanyaan yang malas untuk dijawab.. keluh Zara dalam hati.

"ke...kenapa kau tanya itu..?"

"tidak usah berbelit,, jawabannya hanya iya atau tidak.."

Zara menghela nafas, menghentikan kegiatannya membuka box berisi nasi goreng seafood tadi,, lalu mendekati suaminya yang duduk di atas ranjang.

"tidak!! " kali ini Zara balas menatap Aldi penuh intimidasi. "aku tadi pulang bareng sama Nanda.. kenapa kau bisa berfikir aku bersama kak Tristan?"

Jleebbbb!! Aldi menelan ludah tetapi tidak menyesal dengan pertanyaan yang dia buat sendiri. Baiklah satu kabar buruk yang harus dia akui adalah sedikit banyak dia menerima masukan dari Aura tentang tanggapan Aura mengenai hubungan CEO dengan istri nya,, dia merasa perlu dan penting untuk tahu sedekat apa hubungan mereka, jika memang ada gelagat kurang baik dia harus punya cara lain agar Zara tidak kepincut pesona sang CEO. Seharusnya Tristan menjaga jarak setelah dia tahu tentang Zara yang tengah mengandung,, meskipun kabar itu hanya sebuah kebohongan yang dia buat agar si mata coklat keluar dari barisan dan menjauhi istrinya.

Ya ampun.. aneh sekali, dulu dia sama sekali tidak bisa menerima pernikahan mereka,, tetapi sekarang dia seperti kebakaran jenggot ketika ada pria lain yang mau mengambil posisi dirinya sebagai penjaga hati zara!!!! sementara dia belum bisa memastikan apa Zara juga sudah mulai menerima pernikahan mereka.

"kenapa diam??" tanya Zara melipat tangan di dada menunggu Jawaban.

"aku hanya ingin tahu.."

Zara memincing kan mata lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Aldi yang bertampang salah tingkah, jantungnya dag Dig dug dag Dig dug,, dia bisa merasakan nafas harum gadis berkuncir kuda.

"kau cemburu!!!"

Chapitre suivant