webnovel

Part yang tertinggal

Flasback

"Mungkin bisa jadi juga tom setelah iba aku ngerasa dia adik aku. Kalo diingat-ingat lagi aku ga tahu pacaran sama dia kenapa. Kalo dibilang suka ya pasti suka. Jay itu secara look jelas menarik, Tajir udah pasti cuman sifatnya yang waktu itu benar-benar ke kanak-kanakan. Aku bertahan sama dia karena aku anggap itu menarik. Aku belum pernah pacaran sama orang kaya gitu. Aku sama sekali ga nyangka bakalan pacaran lama sama dia. Aku Nerima dia karena jujur aku tertarik dan penasaran. Belum lagi aku ini cinta pertamanya rasanya ga tega bikin dia patah hati. Orang tua kita bahkan heboh waktu tahu kita pacaran. Setelah dijalani memang sedikit ada masalah dan karena itu kita putus." Tiara menceritakan kisah cintanya dengan Jay dari awal.

"Udahlah Ra sebelum jauh dan nyesel selesaian aja." Tommy terus mendesak.

"Ga bisa gitu dong tom, kamu pikir nikah itu dibuat dan dibatalin gitu aja?ini tuh cuman cobaan aja." Kim sedikit protes bagaimana pun dia pernah mengalami masa-masa pertengkaran menjelang hari pernikahan.

"Iya apalagi ini udah mau deket." Risa mendukung ucapak Kim.

"Gengs…aku tuh ga ada niat batalin tenang aja."

"Kamu katanya ragu?" Tommy merasa heran.

"Pertama kali aku putus sama dia. Aku yang marah karena dia terlalu protektif dan dia setuju buat pisah tapi ada satu alasan manis yang bikin aku ga nyangka. Dulu dia sakit. Sifatnya yang aku bilang kekanakkan itu akibat adanya pertumbuhan dikepalanya yang ga normal. Jay ga mau bikin aku kesusahan makannya dia setuju kita putus. Bodohnya aku tahu dari muel.

"Ya ampun…" Sheila tak percaya dengan cerita Tiara.

"Kita putus dan semua berlalu dengan cepat. Jay adalah orang yang bantuin aku lepas dari mantan aku yang kasar. Dia yang ga pernah benci padahal aku juga udah jahat sama dia. Dari situ aku kejar dia lagi tapi kayanya aku terlambat. Dia suka sama perempuan namanya Alysaa."

"Alm. Alyssa yang sempet heboh itu ya?"

"Iya Sa. Mungkin kalian tahu cerita itu dan singkatnya saat itu Jay punya trauma dengan pisau akibat penculikannya. Aku balikan sama dia gara-gara itu."

"Kamu tuh kasian lagi Ra sama Jay." Tommy bersikukuh dengan pendapatnya.

"Engga Tom. Kali ini aku ga kasian. Kenapa?karena perasaan aku sakit waktu liat Jay sedih. Dia ketakutan sepanjang hari, dia bisa nangis seharian dan ngerasa bersalah sama daddynya. Dia kacau waktu itu." Tiara sedikit mengeluarkan air mata saat menceritakan bagaiman penculikan itu mengubah sebagian hidup Jay. Angga segera mengambilkan tempat tisu dan memberikannya.

"Dengan ilmu yang aku punya aku berusaha sembuhin dia. Emang ga cepet hasilnya tapi seengaknya keadaanya semakin membaik sampai dia nekat buat lukain tangan dia sendiri karena aku selalu cerewet bilang berhenti takut sama pisau-pisau. Dia mau belajar lebih tenang dalam menghadapi masalah dan tentu aja lebih dewasa walaupun sifat kekanakannya sesekali keluar tapi aku ga masalah. Aku emang kasian sama dia diawal terlebih orang tuanya baik banget sama aku dan keluarga aku tapi semakin kesini itu bukan iba. Aku yakin aku sayang kok sama abang aku."

"Ra…mungkin bagi Jay kamu itu penyemangat hidupnya. Kalo kamu berhasil buat dia sembuh itu bagus tapi jangan sampai kamu malah bikin dia kacau lagi dengan ninggalin dia. Itu bukan pilihan yang tepat. Kalaupun emang ada perasaan ga sayang sekarang. Coba pikir selama bertahun-tahun kenapa baru sekarang kamu nanyain ini?kemana aja kamu?ini tuh cuman godaan aja Ra. Kamu bukan ragu, kamu cuman gugup. Masuk ke gerbang pernikahankan ga main-main." Kimberly lagi-lagi memberi pendapatnya.

"Ah…aku ga ngerti deh.." Tommy kini berdiri dan beranjak dari sana. Aneh sekali pria itu.

"Iya kim, setelah aku pikir-pikir kenapa aku harus galau segala? Kalo cuman rasa kasian ga mungkin aku cemburu liat dia sama perempuan lain, Ga mungkin aku kesel setiap dia ga ngabarin. Ga mungkin aku bilang iya dan seneng waktu dia ngajak nikah."

"Ah…palingan itu akal-akalan si Tommy buat mempengaruhi kamu Ra.." Sheila mulai ghibah. Mulutnya sejak tadi ingin berbicara tentang kelakuan Tommy yang seakan terus mendesak Tiara untuk meninggalkan Jay.

"Setuju La, aku juga gemes tuh liat komentar dia daritadi, untung Kim sempet ngelawan."

"Heh..udah jangan ngomongin dia." Kim menegur sahabatnya itu.

"Kalau kamu ga mau sama Jay..Sini buat aku aja. Aku mau…cowok manis, tajir, sweet kaya gitu." Risa memanasi Tiara.

"Enak aja. Yang kaya Jay cuman ada satu di dunia."

"Makannya kenalin kek Ra. Sekalinya ketemu cuman digandeng doang udah itu pergi aja. Bikin tuh si tom tahu..atau panas sekalian."

"Iya ntar aku ajakin main bareng."

"Udah-udah...ga usah galau. Cobaan mau nikah pasti banyak Ra.."

"Iya makasih Kim."

"Eh besok jangan lupa ada makan bareng yang sama senior.." Angga mengingatkan.

"Oke…"

***

"Mommy... Daddy....gimana kalo pernikahan aku dibatalin aja."

"Apa!!" Kenan dan Jesica secara bersamaan membuat Kris kaget dan bergidik.

"Bang kenapa bang?lagi berantem ya?" Jesica langsung meletakan sendoknya.

"Tiara mom…Tiara ga suka sama aku."

"Hah?maksud abang apa?"

"Aku waktu itu ke kantornya, aku ga sengaja denger kalo dia jadi pacar aku gara-gara kasian sama aku. Dia kasian sama keadaan aku. Aku ga mau mom kalo dia jadi istri aku karena terpaksa."

"Dia mainin kamu?" Kenan tak percaya dengan apa yang baru di dengarnya. Tak ada satupun orang yang boleh mempermainkan Jay.

"Dad…jangan marah sama Tiara dad, jangan marah keluarganya."

"Udah coba diomongin sama Tiara?apa bener dia kaya gitu. Masa sih bang?" Jesica adalah satu-satunya yang masih bersikap tenang.

"Udah, kita udah omongin ini mom. Aku pikir kita harus sama-sama instropeksi diri dan mikir lagi apa pernikahan ini dilanjut atau engga."

"Bang….udah jangan keluar kota disini aja. Jangan-jangan Abang sengaja lagi pergi."

"Aku ga mau mom. Aku ga mau kalo Tiara kesini. Aku ga mau ketemu dia dulu."

"Nanti mommy yang hadapin. Bang…gini ya, namanya juga pernikahan. Pasti ada aja cobaannya. Inget ga kakak dulu gimana sama kak Dariel?mau nikah aja dramanya banyak banget. Coba abang juga pikir. Tenangin diri. Nanti coba mommy ngobrol sama tante Dena."

"Tiara jahat mom sama aku…" Jay kini menunduk. Matanya kembali berair.

"Abang nangis…" Kris menunjuk ke arah Jay. Jesica segera berdiri. Dia mendekap anaknya mencoba menenangkannya. Kenan tak bernafsu makan sekarang. Ketakutannya kini menjadi nyata padahal sejak awal Kenan sudah mengatakan apa mereka keberatan dengan keadaan Jay? Kenan harus mencari tahu segera. Dia tak suka Jay dipermainkan seperti ini. Tiara harus menjelaskan apa maksudnya.

"Aku…aku sayang Tiara mommy tapi…..dia engga." Jay sesekali menahan isaknya. Dia seperti dikhianati selama ini.

*** To be continued

Chapitre suivant