webnovel

Bicara hubungan anak

"Bang...ga usah ga enak. Kalo ada apa-apa bilang aja." Kenan memotong pembicaraan Fahri tadi.

"Gw paling ga suka sama kejadian Dirga. Gw bener-bener ga mau anak perempuan gw dimainin. Lu juga pasti punya perasaan gitu karena lu punya Ara."

"Jay meskipun begitu, anaknya ga pernah mainin cewek. Pacaran aja baru sama Tiara."

"Gw ga nuduh Jay gitu. Gw tahu ga mungkin anak lu begitu apalagi Jay."

"Oke ke intinya deh. Jay seurius sama Tiara. Kalian nerima ga?" Kenan langsung menembak pertanyaan yang membuat Dena terkejut.

"Seurius maksudnya?"

"Udah dari bulan kapan Jay minta gw sama Jesica ngelamarin Tiara. Dia pingin nunjukkin kalo dia seurius sama Tiara. Gw belum ada waktu buat bilang ini bang karena tahulah banyak kejadian di bulan-bulan kemarin. Gw udah kepalang janji sama anaknya. Gw ada rencana bawa keluarga buat ngelamar Tiara tapi sebelum tanya anaknya. Gw tanya sama orang tuanya. keberatan ga punya menantu kaya Jay?ngadepin Jay bukan perkara mudah. Emosinya kadang bisa naik dan meledak-ledak ga terkendali tapi kalo nyakitin dia ga pernah apalagi main tangan sama cewek ga mungkin. Sekalinya baik bisa ga ketolongan baiknya. Buat gw sekarang dia udah jauh lebih dewasa meskipun sikap anak kecilnya suka muncul tiba-tiba tapi senggaknya jalan pikiran dia udah mulai mengarah lebih baik. Buktinya dia udah bisa mikir tentang masa depan hubungannya. Dia udah ngerti jadi orang dewasa itu harus begini dan begitu."

"Ken...ya ampun. Inget ga pertama kali Jay pindah dan lu udah omongin ini ke gw?lu wanti-wanti bilang kalo ada apa-apa liatin Jay. Dari situ gw udah liat karakter Jay kaya gimana dan ngadepinnya harus pake cara apa. Gw ngasuh Jay itu udah dari kecil Ken.." Dena mulai berbicara.

"Ya...kali aja kalian punya calon yang lebih baik, yang dipingin, yang lebih normal tentunya. Ya ..ga papa. Gw ga akan sodor-sodorin anak gw sampe muji-muji dia yang gimana gitu. Gw pingin apa adanya. Anak gw Jay ya begitu keadaannya. Kalo pun ga jadi gw yakin Jay bisa nerima selama alasannya bikin Tiara bahagia." Kenan sudah pesimis sejak awal. Kini Fahri tersenyum kecil lalu menarik botol minumannya. Dia minum beberapa teguk.

"Yuk mau kapan?" Fahri tanpa basa-basi mempertanyakan waktu kapan Kenan akan kerumahnya.

"Bang seurius?" Jesica tak percaya.

"Gw pernah nanya sama Tiara. Sebenernya Jay itu siapa. Tiara bilang Jay itu pacarnya. Gw tanya lagi kenapa mau sama Jay dan anak gw bilang Jay itu ga pernah bohong. Jadi...yang harus lu tanya anaknya keberatan ga?kalo gw atau Dena ga ada masalah. Kalo ada keberatan udah dari jaman kapan gw pisahin."

"Ya...gw khawatir aja makannya gw pingin kita jujur-jujuran."

"Ya udah mau kapan Ken?"

"Mau kapan sayang?" Tanya Kenan pada Jesica yang kini melihat kalender dihandphonenya.

"Akhir bulan depan aja ya bang. Kita ke Jogja."

"Tiaranya juga disini."

"Ya udah terserah keluarga Abang mau di Jogja atau mau disini?" Tanya Jesica memastikan. Kini kedua orang tua itu mulai berdiskusi mengenai detail acara lamaran kedua anaknya.

****

Jay duduk bersandar sambil melepaskan dasinya. Kakinya dia panjangkan kearah depan.

"Bang...bang main..." Kris langsung tengkurap di kaki Jay.

"Kamu tuh udah berat tahu ga.." Jay mengomel tapi dia tetap mengangkat Kris dengan kakinya membuat sang adik kegirangan.

"Kris mau sekolah dimana sayang?"

"Klis sekolah mom?"

"Iyalah sekolah masa mau main terus." Jay berkomentar dan menarik Kris kedalam pangkuannya.

"Kris mau disekolah dimana Mas?"

"Bekas Kay sama Jay aja. Internasional School, ya Mas?." Kenan berbicara sambil mencium pipi embul Kris.

"Iya Daddy..."

"Mas cilik nih.."

"Mas Klis bang.."

"Eh dimana-mana juga kamu dipanggil uncle nanti sama bayi-bayinya kakak.."

"Mas Klis!!" Kris tetap pada pendiriannya.

"Mas cilik."

"Mas Klis!!" Teriak Kris sekarang. Wajahnya sekarang seperti akan menangis karena terus diledek Jay. Dia segera berganti ke pelukan ibunya dan menangis kecil disana.

"Ih..cengeng. Baru juga gitu."

"Abang sih usil." Tegur Jesica.

"Kris jadi cowok jangan gitu ah. Daddy ga suka. Masa apa-apa nangis. Mainan direbut nangis, diledek nangis. Kalo ga suka lawan abangnya. Bilang Abang cilik. Belajar kuat Kris. Kris ini laki-laki." Kenan mengusap pelan punggung anaknya. Kris masih nyaman bersandar di dada ibunya.

"Sekarang Jay usil ya sama kaya kakak. Udah ada lawannya sekarang ya?kakak sama Kay, Jay sama Kris. Gitu?"

"Gemes aja mom.."

"Sekarang mommy tanya. Mau bawa apa nanti pas lamar Tiara?"

"Lamar Tiara?" Jay langsung menunduk.

"Kenapa bang?inikan yang Abang mau?"

"Kayanya aku ga jadi deh lamar Tiara mom.."

"Ga jadi?!!kenapa?ada apa?kalian berantem?" Jesica kaget. Kini sambil mendekap Kris dia duduk tegak.

"Engga. Kita ga berantem. Kita baik-baik aja."

"Terus kenapa?"

"Aku...aku belum punya apa-apa mom."

"Apa-apa gimana bang?"

"Aku ga kaya Kay. Punya kerjaan sendiri yang ga ngandelin usaha orang tua, yang punya rumah pake uang sendiri, nafkahin istrinya pake hasil kerjanya." Jay dengan nada sedihnya.

"Mas...itu anaknya Mas.." Jesica menegur Kenan yang malah asyik menonton acara tv.

"Kalo gitu tinggal buat." Kenan dengan santai.

"Aku malu sama Tiara mommy...aku ga kaya cowok lain..." Jay yang entah kenapa malah sedih. Kini lengannya mengusap matanya.

"Aku..aku ga kaya Kay mommy. Aku ga mau lamar Tiara. Aku ga mau. Aku malu..."

"Itu aja keluhannya?" Kenan masih bersikap santai.

"Daddy ga ngerti."

"Masa Daddy ga ngerti. Ngertilah. Daddy juga laki-laki. Waktu mau ngelamar perempuan Daddy juga punya ketakutan. Sama ketakutannya sama Abang. Emang Abang pikir Daddy dulunya kerja diluar?dulunya punya usaha sendiri?engga. Daddy dari kecil di sekolahin cuman buat ngurusin usaha opa nantinya. uncle Riko, onty Bella juga sama. Anak-anak opa apa pernah ngerasain kerja sama orang?engga pernah bang.." Kenan mulai menasehati anaknya.

"Sekarang masalahnya apa?Abang ngerasa ga pantes buat Tiara?Abang ngerasa apa?coba yang jelas ngomongnya. Ini tuh abang pingin kaya Kay atau malu sama Tiara?"

"Dua-duanya.."

"Abang tuh bisa bang. Dari semua anak Daddy cuman Abang yang paling hemat. Punya uang tapi ga dia apa-apain. Didiemin aja di bank kaya bakalan beranak aja. Beli mobil bisa kehitung jari. Kay bisa gitu karena dia manfaatin uang yang dia punya. Kay dari dulu tuh ga bisa diem bang, tahu sendiri dirumah aja jarang jadi dia nyari kesibukan sendiri. Abang kalo mau gitupun bisa. Maanfatin apa yang Abang punya."

"Tapi ini bukan masalah uang aja Dad, Kay punya skill disana dan aku engga."

"Abang punya bang cuman Abang belum tahu dimana. Kay mungkin udah ngeh duluan dia ada fashion dimasak. Daddy sama mommy dukung. Sekarang Abang tinggal cari aja skillnya dimana."

"Kris sama Daddy dulu bentar ya.." Jesica mengangkat Kris kepangkuan Kenan. Sepertinya dia mengantuk.

"Sini bang deket mommy..." Jesica menarik tangan Jay. Dia pun duduk semakin mendekat.

***To Be Continue

Mumpung weekend up nya banyakin

don't forget leave comment and vote ya :)

Keyatmacreators' thoughts
Chapitre suivant