webnovel

Gelora Asmara

Kay sedang bermesraan dengan Kiran di kantornya. Kiran tampak duduk dipangkuannya dengan manja.

"Bayu lagi trip sama temen-temennya ke Raja Ampat."

"Kalo lagi sama aku jangan ngomongin Bayu."

"Iya maaf."

"Udah kamu ngomong sama Bayu?"

"Belum. Sabar sayang...aku pasti bilang ke dia."

"Cepet dong jadi pacarannya bebas."

"Aku jarang ketemu dia, terakhir ketemu diapun bareng temen-temen, ga ada waktu berdua."

"Aku kasih waktu sampe akhir bulan ini ya sayang."

"Bulan depan aja ya."

"Kenapa?kamu berat ya sama Bayu?"

"Engga, bukan gitu. Akhir bulan ini tuh seminggu lagi. Aku ketemu dia aja baru bulan depan. Gimana mau ngomongnya coba."

"Ya udah-ya udah iya. Cantik...mau makan apa?aku bawain kesini."

"Makan kamu."

"Aku?gimana caranya."

"Gini caranya." Kiran lalu mengecup kening, kedua pipi, sampai bibir Kay membuat lelaki itu senyum-senyum dengan tingkahnya.

"Gini kek dari dulu kamu, dulu cuek banget."

"Uh...maunya."

"Aku masakin nasi goreng mau?atau....ayam?atau....burger?atau kamu mau pesen makanan online aja?"

"Beneran ya yang mau jadi chef, udah pinter masak sekarang."

"Ayo jawab mau apa sayang?"

"Hm...aku pingin kentang goreng pake kulit ayam bumbu rendang Lv 2."

"Jadi itu menu favorit kamu disini?"

"Iya siapa yang ciptain?kamu?"

"Bukan tapi Doni."

"Berarti dia dong yang masaknya."

"Engga aku sama Randi. Doni selalu punya ide bagus tapi dia ga tahu harus gimana wujudinnya. Kalo Randi pemasarannya bagus jadi cafe kita cepet dikenal."

"Kamu apa?"

"Aku pinter ngambil hati kamu."

"Sebel ih.." Kiran sambil memukul pelan dada Kay karena gombalannya.

"Mau minum apa?"

"Aku cuman pingin air putih sama lemon tea hangat "

"Ya udah awas dulu, aku kebawah masakin yang kamu mau."

"Jangan pake lama." Kiran memeluk Kay sebentar.

"Iya sayang.." Kay berdiri sesaat setelah Kiran menyingkir dari pangkuannya. Mereka benar-benar seperti sejoli yang dimabuk asmara dan sedang sangat kasmaran-kasmarannya.

"Masak apa lu?" Tanya Doni.

"Kentang sama kulit ayam.."

"Buat makan?"

"Kiran pingin."

"Kay...lu sama dia balikan lagi?bukannya dia udah punya pacar?yang waktu itu kesinikan?"

"Iya emang..."

"Hah?lu jadi selingkuhannya?"

"Engga ngerti gw juga. Gw ga tahu gimana caranya ngejelasin hubungan gw sama Ran sekarang tapi yang jelas dia milih gw."

"Lu yakin?"

"Iya.. Don. Dulu-dulu gw yang sering nyelingkuhin sekarang gw yang malah jadi simpenannya. Ga enak rasanya. Pacaran ga bebas."

"Sampai kapan kalian bakalan gini Kay?"

"Bentar lagi juga dia udahan kok sama Bayu." Perkataan Kay tak dibalas lagi oleh Doni.

"Don Lu ngerti gw kan?lu ga akan bilang-bilang kan?"

"Kay, kita sahabatan udah dari jaman kapan. Dari lu tukang selingkuh, lu kena kasus sama Sachi, lu tabrakan sampe dari lu pacaran dan putus sama Ran pun gw tahu. Apa sih yang engga gw tahu?apa ada gw bocorin kesemua orang?"

"Iya gw percaya sama lu. Lu ga mungkin nikam gw."

"Gw pasti mikir lagi. Yang bantuin gw waktu gw ga punya duit, waktu Ade gw harus operasi kan lu. Maaf gw belum bisa balikin."

"Udah ga usah. Tenang aja."

"Berkat cafe ini juga gw bisa nafkahin keluarga gw sekarang. Gw ga usah pinjem-pinjem duit lagi ke lu."

"Syukur deh kalo cafe ini bawa manfaat." Kay mengangkat kulit ayamnya yang sudah matang lalu memasukkan kentang goreng.

"Eh bokap gw protes gw sibuk mulu. Urusan ngerekrut gimana?"

"Ini gw lagi urusin tapi interviewnya temenin."

"Iya, kapan rencananya?jangan sekarang deh di ruangan gw lagi ada Ran."

"Hari ini ga ada kok, besok Kay."

"Oke, gw dikasih waktu seminggu sama Daddy buat nyari karyawan."

"Randi ngajakin pindah tempat."

"Jangan deh Don, kalo mau nih buka cabang aja. Ini tempat bersejarah buat kita. Tahun depan gw bakal beli ini tempat jadi kita ga usah sewa lagi."

"Emang anak sultan."

"Eh jangan salah, ini duit gw. Duit warisan alm. opa Damar."

"Iya gw percaya."

"Gw keatas lagi ya. Nanti gw bantuin kebawah. Makan dulu.."

"Siap..." Doni kemudian membantu Kay meletakkan makanan dan minumannya keatas nampan. Kay kini mulai berjalan hati-hati menuju ruangannya. Terlihat Ran sedang duduk dikursinya dan memainkan Laptop.

"Lagi apa?"

"Lagi ngerjain tugas bentar."

"Nih pesenannya." Kay meletakkan nampan diatas meja kerja sementara Kiran langsung menutup laptopnya.

"Makasih sayang." Kiran dengan manis dan mengecup pipi Kay.

"Makan dulu udah itu kamu bisa kerjain tugas lagi."

"Aku ganggu kamu kerja ya?"

"Engga kok." Kay duduk disamping Kiran.

"Kamu makan apa?"

"Aku ngemil kentang aja." Kay sambil mengambil kentang yang ada dalam piring kemudian dia colek dengan saus tomat.

"Kay...kamu berubah pikiran ga buat sekolah di Luar negeri?"

"Engga. Aku masih pingin kesana."

"Kan ada aku disini."

"Ini bukan karena ada kamu aja. Sekali-sekali aku pingin seurius sekolah. Aku pingin buktiin ke mommy sama Daddy kalo mereka ga salah ngijinin aku pergi. Aku bujuk mereka udah susah payah. Lagian ini kayanya fashion aku. Masak jadi kesukaan aku sekarang. Kenapa kamu nanya gitu?"

"Aku lagi mikir aja kalo LDR gimana nanti."

"Ga akan gimana-gimana. Aku pasti pikirin jadwal buat pulang juga. Kalo engga aku punya satu cara supaya kita ga LDR."

"Gimana?"

"Kamu nikah sama aku. Aku bawa kamu ke Australia."

"Enak aja. Kuliah aku gimana?aku juga pindah kuliah hasil ngebujuk abis-abisan bunda sama ayah. Belum lagi mereka nanya-nanya kenapa aku pindah, udah kaya tersangka diinterogasi polisi."

"Kamu bakalan nunggu akukan?" Kay dengan seurius kali ini.

"Kamu ragu sama aku?"

"Aku bukan ragu, aku trauma kamu pernah tinggalin aku." Kay terus mengingat kejadian didalam mobilnya itu. Tidak lama Kiran menatap kearahnya Kay.

"Aku ga akan kaya gitu lagi. Aku janji asal kamu penuhi syaratnya."

"Dari dulu seneng banget kasih syarat. Aku udah kaya dapet hadiah tapi dengan syarat dan ketentuan berlaku."

"Syaratnya ada di diri kamu kok."

"Apa sayang?"

"Kamu jangan selingkuh disana."

"Engga. Aku ga akan selingkuh. Aku bakalan inget kamu. Kalo perlu diapartemen aku ada foto kamu yang paling besar jadi setiap pulang kuliah keinget terus." Kay dengan tegas dan cepat saat mengatakan tidak.

"Jangan, aku malu." Kiran kini kembali melahap makanan favoritnya.

"Kapan-kapan kamu harus kesana."

"Iya nanti aku kesana. Makananya enak sayang. Aku ga perlu jago masak dong nanti."

"Iya ga usah. Jago ngurusin aku aja." Kay sambil memandangi orang yang diharapkan jadi istrinya itu.

***To Be Continue

Chapitre suivant