webnovel

Ketagihan

WARNING!!Dalam cerita ini mengandung muatan dewasa. Harap kebijksanaan pembaca. Bagi pembaca yang dibawah umur atau yang tidak nyaman dengan cerita ini, Dianjurkan untuk tidak membaca chapter ini

Suara erangaan demi erangan terdengar mengisi dinding-dinding kamar hotel. Ini mungkin sudah kedua kalinya eh...bukan. hentahlah Kiran tak sadar dan tak menghitungnya juga yang jelas ini sudah diluar batas mereka. Dari belakang Kay terus bergerak maju mundur dengan teratur sementara Kiran bertahan dengan memegangi kursi yang ada disana. Setelah itu dia berbalik mendekap Kay yang masih berdiri disana. Menciumnya dengan teknik-teknik yang menggelora. Dapat Kay rasakan dadanya menekan-nekan benda kenyal bulat nan padat sementara dibawah sana miliknya masih mengacung dan menempel erat di perut sang kekasih. Kay beranjak duduk disebuah kursi tunggal yang nyaman dan menuntun Kiran untuk naik kedalam pangkuannya setelah itu dia memasukan miliknya kedalam liang kenikmatan. Kiran sekarang tahu apa yang harus dilakukan. Dia bergerak dengan menggoda maju dan mundur, naik dan turun sementara Kay dengan manis duduk sambil menikmati pergerakan yang dibuat Kiran. Ini nikmat dan ini bikin ketagihan. Nafsu Kay semakin menjadi-jadi hanya dengan melihat payudara Kiran yang tak henti bergerak akibat hentakan demi hentakan. Kay mengulumnya sekarang, menghisap setiap puncak payudara kekasihnya yang menegang.

"Ehhmmm..." Kay mulai bersuara disela-sela percintaan mereka sementara Kiran yang keenakan menekan-nekan kepala Kay agar menghisapnya lebih dalam. Setelah merasa sesuatu akan keluar Kay mengangkat Kiran ketempat tidurnya tanpa harus melepaskan penyatuan mereka. Setelah itu dia yang menggerakkan pinggulnya dengan cepat.

"Ahh ..ahh..." Kiran mendesah dibawah sana membuat Kay menghampirinya dengan membungkuk lalu menciumnya bibir manisnya.

"Akuhhhh keluar hhhh sayang..." bisik Kay ditelinga Kiran. Dia hanya mengangguk.

"Aku keluarin dimana hhh?Hmmmhh?."

"Ahhh...Dalem ga papahhh...." Kiran memejamkan matanya.

"Benerhh??"

"Ah...aku keluarhhh sayang...." Ucap Kiran tak menjawab pertanyaan Kay tafu. Dia malah mencengkram punggung Kay saat cairan miliknya keluar begitu Kay yang mencium kecil pundak Kiran sambil menumpahkan semua cairan cintanya. Dia menekan sampai Kiran mendorong kecil perut sixpacknya karena merasakan perih saat milik kekasihnya terasa sudah diujung. Kay mencabut miliknya yang sudah terlihat begitu basah lalu berdiri dan mengambil tisu. Diusapnya bekas percintaan mereka di area sensitif Kiran maupun dirinya. Kay tahu jika Kiran tak suka dengan kebasahan mereka.

"Kamu ngapain?"

"Ini belanjaannya sayang belum sempet dirapihin tadi." Kay membenarkan semua tas belanja milik Kiran tadi yang sempat tertendang oleh kakinya.

"Udah simpen situ aja. Kamu sini.." Kiran menunjuk pada satu sudut dihotel dan menyuruh Kay cepat kembali dalam dekapannya.

"Cape?" Kay mengecup pipinya.

"Lemes."

"Aku ambilin minum ya.." Kay mengambil gelas dan menuangkan air putih yang kemudian dia berikan pada Kiran. Dia meneguknya sampai habis membuat Kay senyum-senyum. Setelah itu Kay berbaring lagi

"Makasih sayang udah belanjain aku." Giliran Kiran yang mengecup pipi Kay.

"Iya sama-sama. Kamu pingin apa lagi?"

"Udah cukup kok."

"Bener?bilang aku kalo ada sesuatu yang kamu pingin."

"Iya, mentang-mentang anak milyader segala ditawarin."

"Engga, aku cuman ga mau kalo kamu ada kepingin ditahan-tahan gitu."

"Kamu kaya gini karena udah aku ijinin keluar di dalem."

"Engga. Engga sayang."

"Aku udah gila nyuruh kamu keluar di dalem."

"Kalo gitu ayo nikah..." Ajak Kay membuat Kiran menatapnya. Kini Kiran berangsur duduk sambil memegangi selimutnya untuk menutupi badannya yang masih polos.

"Kamu lagi bercanda.." Kiran menekuk kakinya untuk menompang wajahnya.

"Bercanda?kata siapa?engga." Kay mencari-cari jaketnya dibawah lantai lalu mengambil sesuatu dan memeluk Kiran lagi dari belakang.

"Sayang...Aku tahu ini ga baik, kamu ga nyaman harus gitu tapi kita belum nikah. Aku paham, maaf aku yang maksa kamu tapi aku beneran bakalan tanggung jawab sama apapun yang aku lakuin. Jadi sebelum kejadian ayo nikah sama aku, kita lakuin dengan cara yang bener..." Kay membuka sebuah kotak yang menunjukkan cincin yang dia beli sebelumnya saat mereka berbelanja tadi.

"Kapan kamu beli ini?"

"Ga penting kapan aku beli, aku pingin jawaban kamu.."

"Kamu bilang gitu karena kamu lagi nafsu aja sama aku."

"Engga sayang, mau aku diranjang, mau aku dimanapun aku bakal ngomong hal yang sama.."

"Kamu bilang harus tunggu kamu lulus kemarin. Karir aku juga disana."

"Nanti aku coba bujuk Daddy, aku tahu kamu ga nyaman sayang harus lakuin keinginan aku. Soal karir kamu, aku dukung kamu dimanapun."

"Yang kamu bujuk tuh ga cuman mereka tapi orang tua aku juga.."

"Kalo orang tua aku udah berhasil mereka pasti bantuin aku buat bujuk orang tua kamu. Gimana?" Kay terus membujuk namun Kiran masih diam.

"Kamu ragu?ada apa?bilang sama aku. Kita udah sepakat buat cerita apapun."

"Kamu nikahin aku karena kamu pingin tidur aja terus ngelakuin itu di dalem teruskan?"

"Ish...kok mikir ke aku gitu sih?aku berani sumpah engga sayang. Kamu takut aku berubah?engga, aku ga akan berubah sayang. Aku harus nunjukkin gimana?bukan itu kok yang aku incer dari kamu."

"Terus apa?"

"Ya aku dari dulu pingin sama kamu, pingin buat keluarga bareng kamu, ga ada cewek lain."

"Kalo bener bukan itu yang kamu incer, kamu harus puasa sampe kita nikah, ga ada minta-minta lagi dan ga boleh maksa."

"Oke." Kay tak keberatan dengan tantangan Kiran membuat Kiran sedikit tertawa.

"Tuh..ketawa lagi, aku seurius ini."

"Iya..aku juga seurius."

"Sini.." Kay menarik tangan Kiran lalu memakaikan cincin itu jari manis Kiran.

"Aku sayang kamu bukan karena badan kamu, tapi karena semua yang kamu punya. Udah wisuda kamu nanti aku ajak keluarga aku kerumah kamu ya."

"Aku juga sayang kamu.." Kiran melihat ke arah Kay dan mencium bibirnya.

"Tangan aku kayanya bisa penuh nih." Canda Kiran mengingat cincin pemberian Kay sebelumnya.

"Cincin nikahnya juga belum."

"Hari ini kamu tidur disini ya. "

"Iya sayang..."

"Lusa aku pulang loh..."

"Iya aku temenin kamu sampe kamu pulang.."

"Aku pulang darisini awas ya kamu nakal.."

"Engga, kamu pasang cctv aja kalo ga percaya." Kay menghujani pundak Kiran dengan kecupan-kecupan kecil.

"Jangan berubah sama aku. Kalo kamu gitu aku sebar-sebarin foto kamu lagi telanjang." Kiran sambil tersenyum-senyum.

"Jangan dong, Jay aja bikin heboh kantor dan se-Indonesia apalagi foto aku. Aku ga akan berubah sayang yang ada aku makin cinta sama kamu."

"Ah hoax.."

"Semua ucapan aku di telinga kamu kayanya dianggap bohong terus."

"Kalo gitu buktiin."

"Oke." Kay dengan tegas menjawab tantangan Kiran. Dia akan membuktikan keseuriusannya.

***To Be Continue

Chapitre suivant