flasback
Meta menoleh sebentar lalu melanjutkan langkah, dia hendak segera meninggalkan kampus, tapi matanya tidak sigap melihat ke depan, kepalanya terbenam pada dada seseorang, dia menabrak seorang pria
" ah maaf.. " ucap Meta, tangannya memegang dahi yang terbentur dada di hadapannya
" ah.. aku yang minta maaf karena terburu buru " ucap pria itu sambil tersenyum
wajahnya tidak terlalu tampan tapi sangat menarik, senyumnya yang manis diantara kacamata bacanya
Meta beberapa saat menatap wajah pria itu, dia tersenyum saja membalas tatapan gadis cantik di hadapannya
Meta tersadar saat pria itu tersenyum kecil melihat dia yang terpesona oleh sosok nya
" perkenalkan namaku Abraham ! "
pria itu mengulurkan tangan kekarnya dengan senyum menghiasi wajahnya yang mempesona Meta
" ah, aku Meta "
balas gadis itu sambil menyambut uluran pria di hadapannya
di sanalah awal perkenalan mereka, perkenalan dua insan yang saling jatuh cinta, mungkin bukan saling, tapi Meta begitu jatuh hati padanya, pada Abraham
pria tampan dengan kacamata membuatnya semakin mempesona, wajahnya yang tegas dan maskulin, di padu kacamata memberi kesan intelektual
pria muda itu seorang asisten dosen di kampus Meta, mereka akan bertemu lebih sering sejak hari ini
Meta akan betah berlama lama di kampus dan meninggalkan banyak teman temannya yang sibuk dengan susunan acara mereka
Meta lebih suka menghabiskan waktu berdua dengan Abraham di perpustakaan, di laboratorium ataupun di kelas yang kosong
Sesekali Abraham mengajari Meta materi materi yang sulit gadis itu cerna, tapi lebih daripada itu semua
" apa kau ada jadwal ? " tanya Meta pada Abraham yang sibuk merapikan buku buku nya
" tidak ada, semua sudah selesai "
Abraham menurunkan duduk di sebelah gadis yang menunggunya dari tadi
Meta memandang dalam wajah pria di hadapannya
" apa kau sudah makan ? " tanya Abraham pada Meta dengan tatapan pesona
" aku ada coklat, ini untuk mu ! "
Abraham meraih sebatang cokelat dari tas nya, dia segera memberikan pada Meta, gadis itu tersenyum senang
" aku suka makanan manis " ujar Meta bersiap mengulum sebatang cokelat yang dia patahkan
" aku juga suka.. "
Abraham mendekatkan tubuhnya, wajah mereka saling berhadapan dekat, pria itu menatap lekat wajah gadis muda yang sedang terpesona padanya
Meta baru saja hendak memasukkan seluruh kotak coklat ke mulutnya
Abraham lebih cepat menyambar coklat itu dan menikmati bersama sama, mereka menikmati manis nya coklat yang mencair diantara lidah keduanya
Meta semakin terbuai oleh Abraham, pria itu bukan hanya cerdas dalam materi perkuliahan, dia juga sangat lihai melelehkan hati wanita
gadia polos itu salah satunya, hanya dengan perlakuan kecil manis Abraham dia jatuh kepelukan laki laki itu, dia siap melakukan semuanya berdua perlahan lahan, tahap demi tahap
mulai hari ini adalah awal percintaan yang penuh petualang dan juga menyakitkan
********
Kembali ke rumah sempit..
" kenapa ibu menangis ? "
Rose meraih air mata ibu Sylvia dengan cepat, ah.. kenapa ibu begitu tersentuh dengan perlakuan kecil ku, pikir Rose ikut terharu
" ibu hanya mengingat sedikit kisah masa lalu.. " jawab ibu dengam suara lemah
Rose membulatkan mata, gadis itu menjadi penasaran dan ingin tahu
" apa ibu akan menceritakan pada ku ? " pinta Rose menatap manja ibu Sylvia
wanita tua itu hanya tersenyum saja sekilas
Rose sedikit kecewa dia merasa senyuman itu adalah penolakan secara halus mengenai permintaanya
" apa dulu ibu punya pacar ? " tanya Rose sambil menyenderkan diri di dinding, matanya menyelidik wajah lesu ibu Sylvia
senyum wanita.itu segera menghilang mendengar pertanyaan Rose, ah sepertinya pertanyaanku salah, bisik hati Rose khawatir, dia cemas dengan wajah sendu ibu Sylvia, air wajah wanita itu seketika itu berubah, senyumnya segera sirna, membuat Rose tidak enak
" ibu... " panggil Rose dengan mata menerawang
ibu Sylvia segera menatap wajah gadis cantik itu, wajah cantik dengan tatapan kosong
" ada orang yang aku suka, tapi aku tidak bisa bersama dengannya.. " ujar Rose pelan
ibu Sylvia bisa menangkap jelas suara pelan Rose, gadis itu seperti menerawang tinggi ke arah flapon yang penuh bercak hitam karena bocor
" padahal dia juga menyukai ku, tapi kami tidak bisa bersama.. "
" rasanya aku ingin segera tinggal dan menikah dengannya.. "
" bisa makan bersama dan tidur memeluknya.. " gumam Rose dengan mata berkaca kaca
gadis itu menarik nafas dalam dan menghembuskan dengan berat
ibu Sylvia menatap dalam wajah Rose
" kau itu masih sekolah bagaimana mungkin menikah dan punya anak, itu berat Rose.. " nasihat ibu Sylvia dibalas tawa kecil Rose gadis itu tertawa geli
" hahaaaa... itukah harapan bu.. jangan terlalu serius hahahaa!! "
ibu mengerutkan dahi, ada ada saja gadis di hadapannya ini
" tapi ibu aku sangat menyukainya.. "
****
Di sekolah,
gadis itu lagi ! Vicko menggeleng heran, beberapa hari ini dia terlalu sering terlibat urusan dengan Sylvia
Vicko meminta sopirnya untuk menunggu
" aku ada urusan dulu, kau tunggulah di sini ! " ujar Vicko yang dijawab anggukan patuh sang sopir
Vicko mengikuti langkah kecil Sylvia
gadis itu membawa sekantung penuh plastik sampah, dia menuruni tangga menuju penampungan sampah di halaman belakang
" kenapa dia sendiri? kemana grup piket nya ? " Vicko bertanya sendiri, dia heran kenapa gadis itu bersusah payah mengangkat sekantung besar sampah tanpa ada yang membantu
dia bersembunyi di belakang tembok sekolah, dia tak ingin Sylvia menyadari jika dia mengikuti langkah gadis itu
" akhirnya kau sampai juga ! "
suara seorang anak perempuan berteriak mengagetkan Vicko
" eh kau anak sampah ! jangan ge er ya ! " suara yang lain tak kalah tinggi
Vicko tak bisa melihat ketiga gadis yang telah menunggu Sylvia di gedung belakang, mereka membelakangi posisi Vicko
salah seorang diantara mereka mendorong bahu Sylvia hingga gadis itu terjatuh, Vicko sontak ingin keluar dari persembunyiannya dan pergi membantu Sylvia
tapi anak laki itu menghentikan niat baiknya, itu urusan anak perempuan, akan berlebihan kalau ada anak laki laki ikut campur, begitu pikir Vicko
" mentang mentang kau dekat dengan Rose kau jadi sombong ! "
" kau pikir kau itu siapa ! "
" cih menyentuhmu membuat tanganku gatal ! "
" kau harus memikirkan berkali kali ajakan kami, tapi kau menolaknya, kau pikir kau itu siapa ! "
Sylvia terjatuh lagi karena dorongan dari gadis lainnya
kali ini salah satu dari mereka juga mulai menginjak pergelangan kaki Sylvia, membuat remaja itu meringig diam.

dada Vicko bergetar hebat, antara cemas dan tak ingin ikut campur bergelut dalam hati nurani nya
apa dia harus membantu gadis yang terjatuh di depan sana, atau hanya diam saja
Vicko menatap wajah Sylvia, sorot mata tajam itu ternyata menyadari keberadaan Vicko dibalik dinding
tatapan mata Sylvia membuat Vicko terbelalak
dadanya semakin bergetar tak beraturan
tatapan apa itu ! Vicko tak mengerti
apakah itu tatapan kesal karena tak mampu melawan, atau tatapan kesal karena Vicko yang mengintip atau..
Vicko tak habis pikir, yang pasti kini pria itu melangkah berlahan mendekati empat gadis di depan sana
kini Vicko jelas menangkap wajah Amelia and the gank yang terkejut melihat kedatangan Vicko
" sis anak akselerasi.. " bisik salah satunya, membuat Amelia mengangkat sepatunya dari kaki Sylvia
pria itu segera berjongkok dan meraih pergelangan Sylvia
dia menarik Sylvia hingga gadis itu bangun dari tanah dan berjalan beriring di belakang punggung Vicko
Vicko menggandeng tangan Sylvia dan melangkah panjang, wajahnya yang tampan terlihat menegang, pria itu menerobos antara bahu Amelia, membuat lengannya menyentuh bahu gadis cantik ketua tim cheer leader itu
" aduh .. " ringis Amelia
mereka bertiga hanya bisa tertegun melihat tangan keduanya yang bertaut kuat
Vicko yang melangkah cepat dengan sorot mata tajamnya
Sylvia yang mengiringi langkah anak laki di depannya dengan wajah heran
deg... deg... deg...
"shit! gadis sampah itu!"