Setelah tertegun beberapa saat, Hadyan langsung menyadarkan dirinya sendiri dan menoleh pada kepala juru masak yang menjaga di sisi ruang makan "Kau dengar apa yang dikatakan oleh Permaisuri. Buatkan sesuai yang ia inginkan sekarang!"
"Baik, Yang Mulia." Pria itu dengan kedua anak buahnya menunduk dalam-dalam.
"Tasia.. Boleh aku bertanya, kenapa tiba-tiba kau mau makan daging kelinci? Seumur-umur kenal denganmu, aku tidak pernah melihatmu makan daging kelinci." Tanya Hadyan heran.
"Aku hanya ingin saja. Aku sudah bosan makan bubur ikan. Tadi saat tutup mangkuknya dibuka, aku mencium bau amis."
"Tapi itu adalah bubur yang sama dengan yang biasanya kau makan. Bubur yang biasanya kau sukai." Hadyan menghela lelah, memutuskan tidak ingin memperpanjang ini semua. "Baiklah. Aku mengerti kau bosan makan hidangan itu. Tunggulah sebentar, juru masak akan segera membawakan makanan pesananmu."
"Oke.." Angguk Tasia dengan wajah acuh.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com