Kedua mata Argani mendelik, lalu ia meludah ke samping untuk menghina Tasia. "Jangan panggil aku dengan sebutan najis itu. Aku membenci apapun yang keluar dari mulutmu!"
"Anastasia!!" Argani menoleh ke samping ketika mendengar teriakan keras Hadyan yang menggema hingga ke dalam kamarnya. Ia Menatap pintu masuk ke dalam kamar yang sudah hancur daun pintunya. Lalu ia mengangkat tangan dan mengarahkan telapak tangannya pada pintu yang cukup jauh dari ranjang tempat ia berada. Tangan yang mengambang di udara itu bergetar karena berusaha mengeluarkan tenanga dalam dan mantra kuat. Perlahan, sebuah portal transparan terbentuk untuk menutupi jalan masuk ke dalam kamar.
"Hadyan! Tolong! Hady.. Mphh.."
Argani langsung melumat mulut Tasia dengan ganas. Ia tidak memberikan Tasia celah untuk bisa bernafas apalagi meneriakkan nama suaminya. Argani bersumpah akan membuat wanita itu meneriakkan namanya sepanjang hari.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com