Tasia tertunduk, entah apa lagi yang menjadi masalah baginya, sehingga ia malah merasa ingin menangis "Tidak apa-apa, Hadyan." Jawabnya singkat.
"Langitnya indah." Ujar Hadyan basa basi. Ia melirik Tasia yang masih termenung menatap lurus ke lautan luas. Ia meraih tangan gadis itu dan menggandengnya lembut. "Katakan apa yang ada di dalam pikiranmu. Aku tidak mau kau memendam kerisauanmu sendiri."
Tasia bergeming, terlihat berusaha mengatur nafasnya. Ia tidak mampu menatap suaminya sendiri "Maaf Hadyan.." ucapnya.
Hadyan masih menatap sang permaisuri dengan wajah datar khasnya. Lalu ia mengangguk dan meninggalkan gadis itu sendiri. Ia melangkah pergi menghampiri nahkoda kapal sebelum melirik Tasia sekali.
"Mohon maaf, Permaisuri." Anak kapal menghampiri Tasia yang masih menikmati sejuknya angin laut.
Ia menoleh dan tersenyum kecil "Ya?"
"Sebentar lagi kita akan melewati perbatasan. Raja meminta permaisuri untuk masuk ke dalam."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com