Handuk yang Tasia kenakan sudah terlepas kaitannya akibat gaya jatuh bebasnya barusan. Kini, kain naas itu hanya menyantel begitu saja di tubuhnya bagai sebuah selimut. Kedua tangan Hadyan menadah punggung dan leher Tasia dalam posisi hampir berbaring di lantai. Suara geraman dalam pria itu menyadarkan Tasia bahwa dirinya sedang berada di dalam bahaya.
"Ha.. Hadyan.. Bisakah.."
Kata-katanya berganti menjadi sebuah pekikan karena tiba-tiba tubuh mungilnya dipindahkan dengan begitu cepat ke atas ranjang. Bahkan kecepatan itu mengalahkan betapa cepatnya ia terjatuh tadi. Mungkin Hadyan memiliki kekuatan kilat tersembunyi seperti super hero yang ada di film Hollywood.
Tanpa aba-aba, pria berbadan kekar yang memiliki ukuran nyaris tiga kali dirinya itu langsung menerjang bagai ular yang memangsa seekor kelinci. Tasia kembali menjerit kaget. Ia merasa malu karena seluruh tubuhnya nyaris terkespos semua. Jika bukan karena selembar handuk itu, ia sudah talanjang bulat di depan Hadyan.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com