"Ha.. Hadyan?!" Seru Marya.
Sosok pangeran Hadyan, dengan wujud tubuh setengah ular raksasa dan pakaian kerajaannya berada tepat di hadapan mereka. Tubuhnya panjang berdiri tegap dari lautan hingga melewati ketinggian tebing curam itu. Ia tidak sendirian, ada seseorang di dalam pelukannya. Ada seorang gadis yang mereka kenal dengan baik.
Hadyan tersenyum pada mereka semua. Ia tidak mengatakan apapun, namun semua tau ia memberikan ucapan terimakasih yang sangat besar kepada mereka melalui tatapan matanya. Di dalam pelukan Hadyan, Tasia menoleh kepada teman-temannya yang mematung di sana. Gadis itu tidak mengatakan apapun, namun ia memberikan senyuman tulus kepada mereka. Tubuhnya masih utuh, ia tidak terluka sama sekali.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com