webnovel

Kota Hangat, Makam Pahlawan

Éditeur: Wave Literature

Dia mau keduanya.

Kalimat itu sederhana, tetapi semacam kepastian.

Ini juga merupakan gengsi yang dalam dan tak tergoyahkan yang dimiliki oleh orang-orang yang memiliki otoritas.

Tangan kanan Chu Yang ditekan hingga terlihat buku-buku jarinya, kemudian Song Baiyan melepaskan tangannya dan melanjutkan dengan nada yang hangat, "Sekarang sudah jam sebelas malam, jadi aku tidak akan meninggalkanmu lagi."

Kebanyakan orang yang terjun ke dunia politik murah senyum.

Chu Yang tidak mengetahuinya.

Hal ini tercermin paling jelas dalam diri Song Baiyan.

Song Baiyan sudah mengusir orang, jadi tidak ada artinya jika dia tinggal sendiri.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant