webnovel

Bryan

Berita cuaca hari ini, perkiraan cuaca di langit hari ini akan cerah berawan sepanjang hari, dari pagi hingga malam nanti.

"Baiklah kalo begitu aku akan ke pantai, Weekend yang menyenangkan walaupun sendirian" hahahaha

Bryan membanting setir mobilnya dan mengarah menuju pantai. Bryan adalah pria yang sangat nyaman ketika sendiri, namun tetap mudah untuk bergaul dengan baik kepada setiap orang. Iya menyukai anjing ras jenis Chow Chow, yang merupakan salah satu ras anjing tertua di dunia yang berasal dari Tiongkok. Moto hidupnya adalah bersenang-senang ketika muda, dan hidup mewah ketika tua...

Bryan memutar musik kencang di dalam mobilnya, sambil melaju dengan kecepatan tinggi. Namun tiba-tiba, setelah sampai di daerah pantai tanpa dia sangkah seorang gadis muda berlari ke tengah jalan yang hendak ia lintasi...

"Oh, tidak..."

Bryan mengerem tiba-tiba dan membanting setir nya ke arah kiri jalan menuju tebing...

Bruukkk... terdengar suara benturan keras.

"Hah...hah...hah... hampir saja aku menabrak gadis itu" Bryan lalu turun dari mobilnya dan hendak memeriksa keadaan gadis itu.

"Hei... apa kamu tidak apa-apa?" Di lihatnya gadis itu berdiri seperti patung di tengah jalan.

Bryan menarik tangannya dan membawanya ke tepi jalan... Ia memperhatikan wajah gadis itu yang terlihat sangat tegang, lalu menyapa gadis yang tampak familiar untuknya...

"Tidak apa-apa, Ana kamu baik-baik saja sekarang"

Yah, gadis yang hampir tertabrak itu adalah diriku. aku tak bisa berkata apapun saking gugupnya dan tak bisa melakukan apapun saking syok nya. Yang bisa saya lakukan adalah mengeluarkan air mataku di depan pria yang menenangkan ku itu. Melihat ku menetes kan air mata, Pria itu memeluk ku dengan sangat.

"Ibu...hiks...hiks" Sekilas bayang-bayang ketika ibuku meninggal karena tertabrak mobil melintas di benakku. Bayang-bayang yang selalu ingin ku lupakan saat ibu meninggal tepat di depan wajahku tanpa saya bisa berbuat apapun saat saya berusia 6 tahun.

"Semuanya baik-baik saja... Coba aku lihat apakah kamu terluka?" Ia memegang kedua sisi bahuku sambil memeriksa seluruh bagian tubuh ku.

-

Andre berlari ke arahku saat mendengar teriakkan Sia...

Hosh ... hosh... "Sayang kamu baik-baik saja" tanya Andre kepadaku, namun tak mendapatkan balasan apapun dariku.

"Maaf kamu memegang bahu wanitaku" Sambungnya sambil menghempas tangan pria itu.

"Ana, apa kamu terluka?" Tanya Sia yang datang terburu-buru dan diikuti Etward di belakangnya.

"Kita tenangkan saja dulu Ana di tenda" Ujar Etward.

Aku mengikuti apa yang di anjurkan oleh mereka tanpa berkata sepatah kata pun. Kami meninggalkan pria itu berdiri sendirian di tepi jalan.

"Oh iya, bagaimana dengan mobilmu? bukankah itu terlihat rusak parah?" tanya Etward yang hendak pergi mengikuti kami, namun berhenti melangkah saat melihat kondisi mobil pria itu.

"Ah, tidak apa-apa... aku akan memperbaiki nya sebentar" Kata Bryan sambil melihat ke arah mobilnya mendarat menabrak tebing.

"Kamu tampak baik-baik saja dengan keadaan mobilmu yang rusak parah. Kamu memang ahli dalam mengemudi rupanya"

"Begitulah" Ujar Bryan tak merendah

"Oh iya, mobilku mungkin harus di angkut ke bengkel hari ini juga. Boleh aku bergabung dengan kalian?"

"Soal itu, Andre yang punya mobil. Tapi Masih tersisa 1 bangku kosong karena Salsa tak ikut. Mungkin saja kamu bisa bergabung"

"Baiklah, kalo begitu ayo ke tempat mereka" ajak Bryan yang sok akrab pada pertemuan pertama.

"Bagaimana dengan mobilmu?"

"Soal itu gampang... saya barusan tadi sudah menghubungi pihak bengkel mobilku"

"Kalo begitu saatnya bergegas berpesta..." ujar Etward semangat.

-

"Teman-teman, dia akan bergabung bersama kita. Mobilnya rusak dan akan di bawa ke bengkel. Boleh donk ia bergabung?" ujar Etward.

Semua mata tertuju kepada Andre dan memberikan sedikit tekanan padanya untuk mengambil keputusan.

"Iya boleh-boleh saja" kata Andre ragu-ragu.

"Oke, kalo begitu mari bangun tendanya dan menjeburkan diri ke laut..." Kata Etward semangat sambil mengambil satu tenda dan mendirikan nya seorang diri.

"Siapa namamu?" tanya Sia dengan tatapan ingin menerkam

"Bryan. Kalian bisa memanggilku begitu. Ngomong-ngomong di mana gadis tadi?" tanya Bryan sambil mencari cari keberadaan ku.

"Tunangan ku sedang menenangkan dirinya dan pergi melihat lihat sekitar. Ia ingin sendirian dulu untuk sementara" Ujar Andre dengan pandangan kurang senang mengetahui bahwa Bryan menanyakan tunangannya.

"Ah, Ana akan baik-baik saja. Dia akan menyendiri jika mendapatkan kejutan seperti barusan. Kamu tidak perlu khawatir, By the way, kamu bisa memanggilku Sia dan dia Andre. Gadis tadi namanya Ana, dia tunangannya Andre" kata Sia mencairkan suasana yang menegangkan antara Andre dan Bryan.

"Aku tahu, kalo begitu aku permisi sebentar" Bryan menjawab singkat dan memalingkan tubuhnya hendak pergi meninggalkan Sia dan Andre yang sedang sibuk mendirikan tenda.

"Hah... apa maksudnya jika dia mengetahui semua informasi yang baru saja aku jelaskan. Bukankah pria itu terlalu dingin?" tanya Sia. "Hmt, sepertinya aku pernah melihatnya di suatu tempat" sambung Sia berbicara.

"Kamu kan bertemu dengan banyak pria selama ini!!" Andre tersenyum

"Tunggu, bukannya dia pria yang bersama Ana waktu itu?"

"A...pa? Jika di ingat-ingat kamu benar. Dia pria yang bersama Ana" Wajah Andre tampak agak sedikit kesal. "Maaf Sia, apa boleh aku meninggalkan mu sebentar?"

"Kamu mau kemana?"

"Aku mau cari Ana" Andre hendak mau pergi dengan terburu-buru...

"Pergilah..."

"Hah... kisah mereka sungguh rumit akhir-akhir ini. Dan Andre tampak nya tidak seperti biasanya. Dia selalu santai jika ada pria yang mendekati Ana selama ini, tapi lihat dia sekarang. Pergi terburu-buru hanya karena satu orang pria yang hampir menabrak kekasihnya. Tapi apa Ana kenal Bryan yah, soalnya tampak bahwa Bryan mengenal Ana dengan baik..." Gumam Sia

-

Andre mencari Ana dengan tergesa-gesa, entah kenapa hatinya tak tenang setelah tau bahwa Bryan adalah pria yang bersama Ana yang di lihatnya di coffee Cafe saat itu...

"Ana...." teriak Andre...

"Hosh...hosh..., kemana dia pergi... Tidak biasanya dia pergi jauh, gumamnya. Andre melihat sekeliling dan mendapati ada pohon besar di ujung kanan dari sisinya. Ia melangkah menuju ke arah pohon itu.

Terlihat sepasang kekasih berpelukan erat nan mesra di balik pohon besar itu.

"Ah, sepasang kekasih zaman sekarang bahkan bisa berpelukan mesra di alam bebas" Pikir Andre.

Andre hendak beranjak pergi, namun samar terlihat saat mereka mulai berpandangan satu dengan yang lainnya, terlihat sosok wajah yang sangat familiar.

"Tunggu...itu bukannya Ana...dan Bryan!" Jantung Andre mulai berdegup kencang. Kakinya berat untuk melangkah.

***

Chapitre suivant