-***-
Waktu mendebarkan kini semakin berdebar. Kami telah sampai didepan gerbang sekolah,
"turunlah.. bila kita bersama sampai disekolah akan terkesan buruk oleh para guru.."jelasnya pelan dan lembut.
"hmm tapi.." memang pemikirannya diluar dugaanku, aku pikir ia akan selalu bergandengan denganku sepanjang kami berada disekolah. Ternyata dia cukup menjagaku dan dirinya. Namun bukan itu yang aku sesali.. aku tak tau letak kelasku, hanya saja nenek mengatakan padaku bahwa aku sekarang sudah kelas XII. Dan yang sangat aku sesali bila kelas kami berbeda aku tak akan melihatnya tanpa masker itu.. seperti apa sham yang kumiliki?
"ada apa? Nanti pulang sekolah kita akan pulang bersama lagi.."
"aku lupa letak kelasku…. Sungguh.. " jawabku pelan dan memelas.
"nakal.."nada suaranya sedikit seperti menertawaiku.
"baiklah, tunggu aku disebelah pohon itu, aku akan memarkir motor, setelah itu kuantarkan kau kekelasmu.."
"kita tidak satu kelas yah?"
"kau sendiri yang memilih jurusan lukis ingat? Tentu saja kelas kita berbeda aku kan kelas IT.."jelasnya lembut.
Aku yang hanya dapat menganggukkan kepala sembari menunggu sham tepat disebelah pintu gerbang merasa sangat berdebar-debar menunggu kedatangan sham yang tanpa masker nanti akan menghampiriku kemari.
Tak lama 3 orang pria datang bersamaan dari arah lorong tempat parkir yang tampak dari tempat dimana aku menunggu sham datang. Aku kebingungan menebak shamku, hanya satu cara yang dapatku ingat, aku ingat aroma sham saat aku berada dalam satu motor padanya. Aku berharap mereka bertiga tidak mengggunakan merk parfum yang sama. Hadeuhh -_-
Tak lama kemudian salah satu dari mereka menghampiriku, tapi aku belum berani untuk mendekatinya.
"ayo shuu.." suaranya memang lembut dan sangat tampan, begitu juga dengan wajahnya. Aku yakin dialah sham, aromanya sangat wangi walau dalam jarak berdiri 1 meter dari arahku padanya, rambutnya yang sedikit panjang, Nampak tebal, lurus, dan terlihat sangat halus, bajunya sangat rapih. Terlihat seperti ia adalah anak yang berprestasi dari segi penampilan dan tata etika berbicara.
-***-
Setengah haripun berlalu, aku mulai beradaptasi dan mengenal setengah dari teman-temanku. Walau terkesan aneh dimata temanku aku harus menanyakan nama mereka berulang kali lalu
mengatakan bahwa
"yah efek libur panjang jadi lupa heheh." Huh alasan terHQQ.
Saat jam pulang aku bergegas menuju pohon didekat gerbang tadi menunggu sham disana, namun dari kejauhan aku melihat sesosok wanita pucat yang mirip denganku, dia berpakaian selayaknya siswa sama sepertiku, dia nampak menunggu dipohon itu, tidak lama kemudian sham pun datang dan menghampiri wanita itu.
Aku lalu segera berlari mencoba menghampiri sham.
"shammmmm…. Berhentiiiii itu bukan akuuu shammmmmmm….." shampun lalu menggandeng wanita itu, dan wanita itu mengisyaratkan sesuatu sembari dalam boncengan sham. Ia menunjuk pada bemo (angkutan umum yang ada didepan jauh dari gerbang sekolahku.) akupun bergegas menaiki bemo kosong itu, jelas saja kosong, jaman sekarang murid SMA rata-rata telah memiliki kendaraannya masing-masing. Jadi hanya aku yang menjadi penumpang bemo itu.
"pak cepet pak…. Kejar tu tuhh motor yang ada didepan pakk cepetannnnn"
"iya neng.."
Aku yang sangat penasaran mengapa wanita itu mengganggu sham justru mengisyaratkan aku untuk mengikutinya. Apakah ia berniat jahat pada sham atau padaku? Sungguh aneh.
Aku mengingat jalan rumaku, jalan kamboja, no 58 kami baru saja melewatinya.
"ikutin terus neng?"
"ya iyalah pak, itu pacar saya diembat orang tauk, soal jaraknya jauh tarifnya nambah gapapa… amannnn…. asal bapak ngebut ajah buruann pak!!!!"
"I iya iya…."
"kemana sih sham, ko kelewatan rumahku, apa wanita itu yang minta yah?" pikirku kebingungan.
"neng neng itu kayaknya dia udah nyampe tuh neng.. udah mentok ini mah, nanti kalo ketahuan ngebuntutin bisa bahaya neng.. saya ga mau ikut-ikutan neng.."
"isss bapak apaan sih, iya sampe sini aja" aku yang sangat penasaran menatap sham yang sedang memarkir motornya didepan pondok kecil yang sangat jauh dari keramaian.
"bapak jangan balik dulu.. ntar anterin sayanya pulang.. saya mau ikutin mereka dulu, kalo bapak ninggalin saya saya ingat no plat bemo bapak saya laporin ke polisi mau?" aksiku yang sedikit kocak mengancam supir bemo itu semata-mata menutupi rasa takutku dengan apa yang akan terjadi bila aku sendirian nanti.
"iya gampang saya ngapain ninggalin rejeki neng.. asal neng bayar saya hehe" senyum pak supir itu emang lucu sih, bukan karena ekspresinya tapi emang tampangnya yang aneh, dengan 2 gigi itemnya yang menambahkan sensasi bodo dalam wajahnya.
Akupun lalu bergegas menuju salah satu semak berusaha membuntuti mereka, tampak seperti sham mengatakan sesuatu pada wanita itu, dan wanita itu hanya tampak menganggukan kepalanya seolah setuju akan sesuatu, entah apa itu yang sham katakan karna jarakku yang begitu jauh hanya dapat menjangkau gerak tubuh mereka saja. tak lama kemudian mereka masuk ke pondok itu, langsung saja aku menuju pondok itu dan ingin menguping. Dan yang pertama yang ingin aku ketahui adalah, pondok apa ini..
-***-
Tak lama kemudian seorang pria yang tampak lebih muda dariku keluar dari pondok itu dan membuatku terkejut.
"loh mbak.. bukannya barusan masuk yah sama mas sham?" tanyanya yang aku yakin bahwa ia berpikir yang bersama sham adalah aku, ini kesempatanku untuk bertanya nih.
"Oohh hh iya hmm anu.. masih bingung aja.."
"loh bingung kenapa toh?, belum siap ya mbak?"potongnya yang langsung saja membuat pikiranku merambat kemana saja.
"belum siap?" apa maksud dari pria ini?
Dia langsung saja memainkan tangannya mengisyaratkan hal yang mesum pada tempat ini.
"yah mau ngapain lagi toh mbak kalo kesini.. udahlah nikmati aja.."sambil pergi dengan tersenyum sinis pria itu menepuk bahuku seolah meledekku atau semacamnya.
"Oooo jadi begitu ya.. h eh eh dik tungguuu.." dia pun menghentikan langkahnya lalu menoleh dan kembali kearahku.
"iya?"
"uhmm, sham udah sering kesini ya? Kamu kenal dia?"
"ah itu mah privasi mbak, tapi saya emang sering liat mas sham.. tapi ga pernah sama mba.. modelnya bedaa.. eh eh keceplosan.. aduhh gawat nih" tampangnya yang seolah tak sadar telah mengatakan yang telah ia katakan barusan.
"eh gapapa kok, sante aja kali yee yang penting kan senang-senang ya kannn?" aksiku menjawab seperti itu agar dia tidak cuiga denganku.
"udah gih sana.. jangan ganggu kenikmatannya mbak sama sham.. syuhh syuhh"
"ashiapppp mbak lanjutkan!" pria itu lalu pergi sambil bersuil ria.
"Oooohhhh jadi pemikiranku terhadap sham yang sangat terlihat rapi dan polos disekolah juga memilki sisi yang buruk, ia ingin menodaiku. Sial, lelaki ban**at!!!!, wanita itu…. Terimakasihh.."
Aku yakin arwah itu melindungiku, ia tahu bahwa ini akan terjadi, ia tidak ingin sham menodai aku, jadi ia menggantikan diriku..
"baiklah, sebaiknya aku kembali ke supir bemo tadi nunggu selanjutnya.."
Akupun kembali pada supir bemo tadi yang benar saja dia masih menungguku. Aku penasaran apa yang akan wanita itu lalukan dengan sham? Dia meladeninya atau memberikannya pelajaran yah? Hmmmm….
-***-
Hai readers.. bagaimana chapter 4 dari ShiinaSilvia? jangan samapai kalian terlewatkan cerita seru selanjutnya yah.. masih banyak lagi misteri dan perjalan shuu yang belum terungkap loh..