Pukul enam pagi waktu Belanda.
Ponsel yang Anya letakan di atas nakas samping ranjang, berdering membangunkannya.
Meraba-raba nakas untuk meraih ponselnya, kedua mata Anya masih setengah tertutup dan ia ingin sekali memarahi si penelepon yang tega menghubunginya sepagi ini.
Namun begitu melihat profil Artha yang muncul di layar ponselnya, keinginannya untuk mengamuk, menguap dengan cepat.
"Hallo..." Anya masih dengan suara serak menjawab panggilan itu dan ia senang Artha akhirnya menghubunginya setelah hampir setengah bulan mereka saling diam satu sama lain.
"Siapa laki-laki itu?" Terdengar suara bernada cemburu Artha yang langsung memberikan pertanyaan begitu panggilan ponselnya tersambungnya.
"Siapa?" Anya memutar bola matanya dengan kesal karena pertanyaan Artha yang bernada interogasi padanya. Padahal sebelum mengangkat panggilan itu, Anya sempat senang, mengira hubungan keduanya yang sedang memburuk akan membaik.
Tapi nyatanya malah menyulut pertengkaran yang lebih seru.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com