webnovel

02 | Awal Kehidupan Baru

Kediaman Daniel, halaman belakang digunakan untuk tempat latihan pasukan Rebellion, di belakangnya lagi ada sebuah bangunan besar yang merupakan sebuah pabrik tekstil untuk tempat bekerja sekaligus kedok untuk menyembunyikan para 'ternak' yang Daniel selamatkan. Sejauh ini sudah ada sekitar delapan puluh tujuh 'ternak' yang ia tampung. Sebagian ada yang bekerja di pabrik, sebagian lagi ada yang bekerja untuk mengurus rumah dan halaman yang ditanami berbagai macam buah-buahan seperti apel, jeruk, anggur dan yang lainnya.

***

02 | A W A L

K E H I D U P A N B A R U

Denting suara senjata tajam saling bertautan terdengar dari halaman belakang rumah kediaman Sir Daniel Blackhart, sang bangsawan vampire kelas atas yang disegani di wilayah kerajaan utama Trinity Kingdom, sekaligus kakak lelaki dari Mikaela Jeanne Gibbons.

Mikaela, gadis yang beberapa saat lalu masih tertidur pulas kini terbangun, dengan perlahan mengubah posisinya dari berbaring menjadi duduk, mengucek matanya sembari berusaha mengumpulkan kembali nyawanya yang masih terlelap.

Ada banyak sekali hal aneh yang dirasakannya, terutama di bokongnya. Ya, bokongnya terasa sangat nyaman, bantalan empuk yang kini ia duduki benar-benar terasa asing. Tangannya berusaha meraba bantalan yang kini sedang ia duduki, seperti sebuah kasur yang sangat nyaman.

Tak hanya itu, indera penciumannya juga menangkap sesuatu yang aneh. Ruangan tempatnya berada sangat wangi, seperti bau apel segar yang baru saja dipetik dari kebunnya. Atau mungkin jeruk?

Dan kulitnya pun juga merasakan sensasi aneh. Seperti ada sesuatu yang sangat lembut dan nyaman yang menempel di kulitnya. Mungkin sejenis kain sutera atau semacamnya. Rasanya sudah sangat lama ia memakai pakaian senyaman ini. Setidaknya sudah lama juga ia merasakan bagaimana rasanya ada kain yang menutupi kulitnya.

Mikaela masih belum mau membuka matanya, sekali lagi ia menarik nafas dalam-dalam dan mencoba merasakan sensasi-sensasi aneh itu lagi.

"Huuuuhhhhh.. Akhirnya Tuhan membiarkanku pergi ke surga." gumamnya yang benar-benar berpikir bahwa ia sudah berada di surga, surga dengan bau buah-buahan segar, pakaian yang lembut, kasur yang empuk dan juga suara dentingan senjata tajam saling bertautan.

Tunggu, dentingan senjata tajam?

Mikaela baru tahu ada bunyi seperti itu di surga. Dengan enggan gadis cantik yang baru saja terbangun dari tidurnya itupun membuka matanya, mendapati ruangan yang menurutnya terlalu besar untuk dijadikan sebuah kamar yang didominasi oleh warna putih bersih dan beberapa corak garis keemasan. Ia mengarahkan pandangannya ke bawah, sensasi aneh di kulitnya tadi ternyata berasal dari pakaian yang ia kenakan, sebuah pakaian tidur berwarna putih yang baginya terlampau lembut.

Ada sedikit rasa lengket di beberapa bagian tubuhnya. Seperti ada cairan kental yang melumuri beberapa permukaan kulitnya. Mikaela memasukkan tangannya ke dalam baju tidurnya dan mencoba meraba cairan kental tersebut, cairan-cairan itu begitu kental dan harum. Awalnya Mikaela berpikir bahwa itu adalah cairan yang biasa ia dapatkan dari majikan-majikannya sebelumnya setiap mereka selesai bermain dengan tubuhnya,

Namun ia salah. Cairan itu sepertinya sebuah salep, mungkin obat tradisional atau semacamnya, karena cairan-cairan itu tepat berada di bagian tubuhnya yang memar, dan sekarang memar-memar itu tidak lagi terasa sakitnya. Bahkan semua luka-luka di tubuhnya telah tertutup, walau masih meninggalkan bekas, tapi tidak ada lagi perih yang ia rasakan.

Perhatiannya kembali tertuju pada bunyi dentingan senjata tajam yang terdengar dari luar jendela bagian belakang. Mikaela berdiri, melangkahkan kakinya menuju ke sumber suara, dan seketika ia membulatkan matanya.

Bukan karena segerombolan lelaki berbadan tegap dengan otot-otot tubuh kekar yang sedang saling menghantamkan senjata tajam yang dipegangnya masing-masing satu sama lain, melainkan oleh pemandangan yang tersaji di belakang rumah mewah ini.

Sekali lagi, Mikaela merasa dirinya benar-benar berada di surga. Sampai pintunya diketuk dari luar.

Tok.. Tok.. Tok.. "Ms. Mikaela, apakah anda sudah bangun?"

Suara seorang perempuan dengan aksen yang lembut memanggilnya dari luar kamarnya. Mikaela kembali tercengang, baru pertama kali ada yang memanggil namanya, ia tidak pernah memberitahu siapa namanya kepada para majikannya dulu, bahkan kepada Kashmir si pemilik tempat perdagangan ternak.

"Nona? Aku mendengar sesuatu. Apa yang sedang anda lakukan?"

Lagi, Mikaela kembali tercengang. Bahkan ia dipanggil dengan sebutan nona. Mungkin ia benar-benar berada di surga.

"Nona Mikaela?"

"I-iya, tunggu sebentar!"

Dengan cepat Mikaela berjalan, setengah berlari menuju ke pintu besar berwarna putih dengan corak garis-garis keemasan itu, membukanya dan mendapati seorang wanita cantik yang menurutnya sudah sangat dewasa, rambut sebahu dan mengenakan pakaian yang sepertinya adalah pakaian pelayan. Wanita itu mengerutkan keningnya,

"Ma-maaf aku terlalu lama membukakanmu pintu." ucap Mikaela dengan sedikit rasa takut dalam batinnya. Wanita itu tersenyum dengan sangat manis dan menggeleng pelan.

"Kau tidak perlu membukakan pintu, seharusnya kau tinggal menyuruhku masuk. Perkenalan, aku Ginerva, panggil saja aku Ginny. Tuan Daniel mengutusku untuk menjadi pelayan pribadimu."

Mikaela yang mendengar hal itu hanya tersenyum dengan raut wajah kebingungan.

"Sepertinya anda—"

"Mana kakakku?" potong Mikaela cepat begitu mendengar nama Daniel disebut, namun Ginny kembali tersenyum dengan ramah.

"Tuan Daniel mendapat panggilan mendadak dari kerajaan. Saya akan menemani anda untuk bersiap-siap."

"Bersiap-siap untuk?"

"Setelah selesai dari urusan kerajaan, tuan Daniel akan mengajak anda berkeliling di ibu kota."

Mikaela hanya ber-oh ria tanpa mengeluarkan suara sambil mengangguk pelan, Ginny kembali tersenyum dan membawa Mikaela masuk lalu menyuruhnya untuk pergi ke kamar mandi sementara Ginny merapikan seprai Mikaela yang sedikit kusut.

Ginny melirik ke arah Mikaela yang baru saja menunggalkan baju tidurnya, dalam hatinya ia terkagum dengan keindahan tubuh Mikaela, seakan bekas-bekas luka yang sudah menutup itu tidak menjadi penghalang tubuhnya untuk memancarkan keindahannya sama sekali. Sangat proporsional dan pas untuk gadis seusianya.

Dengan segera Mikaela pergi ke dalam kamar mandi, namun belum ada lima detik ia masuk, pintu kamar mandi sudah kembali terbuka. "Apakah kau akan menunggu di situ?"

Ginny tersenyum. "Tentu saja. Tidak perlu takut, semua peghuni rumah ini adalah orang-orang baik."

"Bu-bukan begitu. Aku takut kau menunggu terlalu lama. Kau tahu, aku sudah lama tidak.. Umm.."

"Mandi?" tanya Ginny yang membuat Mikaela mengangguk malu. "Tenang saja, gunakan waktumu sebaik mungkin."

Mikaela pun mengangguk dengan sopan. "Ba-baiklah. Terimakasih."

Mikaela menutup pintu kamar mandi dan berbalik, dirinya kembali tercengang dengan isi kamar mandi tersebut. Bahkan kamar mandi ini beratus kali lebih baik daripada kamar-kamar yang dulu ia tinggal selama menjadi budak majikan-majikan terdahulunya. Sepertinya ia akan sedikit bersenang-senang.

***

Trinity Kingdom adalah kerajaan yang menjadi pemerintahan pusat vampire di seluruh dunia. Kerajaan ini dipimpin tiga jendral besar vampire, yang paling kuat dan paling kejam diantara seluruh vampire di dunia, mereka bertiga adalah keturunan langsung dari Belphegor, salah satu dari tujuh pangeran neraka, itulah mengapa kerajaan ini dinamakan Trinity. Memang keren, namun nama mereka benar-benar membuat kata keren hilang.

Yap, nama mereka masing-masing adalah Kovak, Novak dan Sovak. Tiga raja vampire dengan kepribadian dan kekuatan yang berbeda. Namun rambut mereka semua sama, hitam panjang lurus seperti habis rebounding, dan semuanya dibawa ke belakang.

Novak memiliki kekuatan memanipulasi api, Kovak tanah, dan Sovak udara. Jika ada yang dapat memanipulasi air, mereka akan lolos casting film kartun avatar. Sayangnya tidak ada. Tapi seorang vampire yang berdiri paling dekat dengan singgasana tiga raja besar itu adalah Saveroth, perdana menteri vampire yang memiliki kekuatan memanipulasi es. Bahkan dia bisa menciptakan nitrogen cair dari esnya.

Dan sekarang perhatian kita kembali pada Daniel, satu-satunya dari total tiga belas vampire di ruangan ini yang membawa pedang. Pedang yang dibuat dari serpihan tulang Lucifer, sang malaikat yang diusir dari surga dan menjadi penguasa neraka.

"Jadi kita sepakat akan membentuk pasukan khusus yang akan memburu para pemberontak. Dan aku menunjuk kau, Daniel untuk menjadi pemimpin pasukan itu." titah Novak, namun salah satu dari sembilan bangsawan kelas atas yang berada di ruangan ini sepertinya tidak setuju akan hal itu. Awalnya ada sepuluh namun kemarin Daniel telah membunuh salah satunya, yaitu Redfield.

Brakkk....

Meja digebrak oleh salah satu bangsawan kelas atas bernama Vincent Von Dutch.

"Kenapa kau menunjuk si lemah itu untuk memimpin pasukan? Terlebih dia bukan keturunan asli vampire, maksudku dulunya dia adalah seorang ternak. Apa kau akan menghina kami yang merupakan keturunan asli vampire?!" teriak Vincent, namun tidak ada satu orangpun yang menanggapinya, atau bahkan memperhatikannya.

Dari semua bangsawan, hanya Vincent lah yang paling memandang rendah Daniel.

"Cukup, aku sudah muak dengan semua ini. Akan kuhabisi si lemah ini sekarang juga!"

Dengan kecepatan yang luar biasa, Vincent menerjang ke arah Daniel. Vampire memang makhluk yang memiliki kecepatan dan kekuatan di luar nalar manusia, semua vampire memiliki itu.

Vincent sudah hampir saja mencekik leher Daniel, tinggal beberapa milimeter dia bisa mencengkram leher Daniel, saat tiba-tiba waktu terhenti. Semuanya yang berada di ruangan ini seperti patung manekin. Daniel berdiri, mencengkram leher Vincent dan membantingnya ke lantai, membuat lantai itu hancur.

Itu adalah kemampuan khusus yang dimiliki Daniel, selain pedang sekali tebas-nya, ia dapat menghentikan waktu selama empat detik. Bagi vampire, empat detik adalah waktu yang sangat cukup untuk membunuh sebuah pasukan yang beranggotakan dua puluh orang. Bahkan mungkin lebih, tergantung kemampuan bertarungnya.

DUARRRR..... KRAKKK, "Uhukkk.."

Vincent benar-benar collapse, dengan Daniel masih mencengkram leher Vincent di lantai. Vincent memekik hebat, sedangkan Daniel hanya tersenyum miring dengan tatapan yang sangat tajam.

"Hahahaha, kau kalah lagi, Vincent. Sepertinya aku akan jatuh miskin jika terus-menerus bertaruh untukmu." cerocos seorang bangsawan yang mengenakan pakaian paling nyentrik di antara semuanya, dia adalah Leviath Aragorn.

"Rrrrrggghhhhhh....." pekik Vincent saat Daniel semakin mengeraskan cekikannya, namun dalam sekejap ada sebuah tombak yang terbuat dari es sudah menempel di samping kepala Daniel. Saveroth si perdana menteri mencoba meredakan kekacauan di ruangan ini.

Akhirnya Daniel pun melepaskan cekikannya di leher Vincent.

"Baiklah, itu saja yang ingin aku bahas, kalian bisa keluar sekarang." titah Novak.

Satu persatu bangsawan mulai meninggalkan ruangan ini, Vincent adalah satu-satunya yang keluar dengan raut wajah kesal. Sepertinya dia akan melampiaskan kekesalannya para ternak-nya di rumah nanti.

"Saveroth.." panggil Novak, membuat si perdana menteri berkekuatan es itu berbalik. "Aku ingin kau melakukan sesuatu untukku."

Saveroth pun mendekatkan wajahnya kepada Novak, Novak mulai membisikkan perintahnya, membuat Saveroth tersenyum lebar. Ia melangkah mundur dan menaruh tangannya di dada lalu membungkuk hormat. "Akan segera saya laksanakan, your majesty."

Saveroth pun ikut pergi meninggalkan ruangan itu.

Di sisi lain, Daniel juga tersenyum di kursi Lamborghini Veneno Roadster-nya. Ya, Daniel adalah satu-satunya bangsawan yang tidak pernah memakai supir pribadi. Daniel tersenyum, keputusan Novak menjadikannya pemimpin pasukan pemburu pemberontak adalah langkah besar menuju kesuksesannya menjatuhkan kerajaan Vampire. Mereka tidak tahu bahwa Daniel adalah pemimpin pasukan pemberontak itu sendiri.

Dengan cepat Daniel menginjak pedal gas dan melajukan mobil sport-nya meninggalkan wilayah istana kerajaan. Sekarang yang ada di pikirannya adalah pulang menjemput adik kesayangannya, Mikaela yang baru saja ditemukannya setelah dua belas tahun berpisah. Baginya, Mikaela adalah satu-satunya alasan mengapa Daniel tidak kehilangan sisi manusia-nya sampai saat ini.

Namun yang membuatnya kaget adalah, Mikaela tumbuh menjadi seorang gadis dengan tubuh yang sangat indah, terlebih semalam Daniel sendiri lah yang mengoleskan salep penyembuh luka di seluruh tubuh Mikaela.

Tidak, Mikaela adalah adiknya. Ia tidak boleh berpikiran seperti itu.

Ya, Mikaela adalah adik kesayangannya, ia akan menjaganya dengan cara apapun.

Chapitre suivant