webnovel

Merebut Tunangan Orang Lain

Éditeur: Wave Literature

Kalau kemarin, Su Wan memang tidak bisa membayar ongkos, tapi sekarang Su Wan sudah mendapatkan dompetnya lagi. Ia langsung mengangkat dompetnya dan berkata, "Bagaimana mungkin? Tenang, kali ini aku membawa dompetku."

Akhirnya, si supir bersedia membawa Su Wan keliling kota selama lima belas menit.

Setelah sampai di tujuan, Su Wan tersenyum dan membayar ongkosnya. Kemudian, ia berjalan menuju gedung Grup Shengyuan.

Karena kejadian tadi, Su Wan berjalan dengan sangat hati-hati. Ia takut bertemu dengan orang yang tidak ia ingin ia temui lagi.

Setelah sampai di gedung Grup Shengyuan, Su Wan pergi ke kamar mandi terlebih dulu untuk merapikan pakaiannya, lalu ia pergi ke meja resepsionis. 

Su Wan tersenyum dan bertanya dengan sopan, "Halo, bisakah saya bertemu dengan Presiden Su?"

Sang resepsionis memalingkan wajahnya dan menatap Su Wan dengan kesal. 'Apakah Anda tidak tahu, Ketua Su tidak akan mau bertemu siapa pun tanpa membuat janji dulu,' batin resepsionis.

Resepsionis terpaksa senyum. "Presiden sedang tidak ada di sini."

'Bagaimana mungkin?' Su Wan menatapnya dengan tidak percaya. Ia pun segera menjelaskan, "Aku adalah cucu Presiden Su. Aku harus bertemu dengannya."

"Di perusahaan ini, semuanya tahu bahwa Presiden Su memiliki dua cucu perempuan. Nona Su Yurou sering datang ke sini, dan cucunya yang lain sedang berobat di luar negeri. Bisakah Anda mencari informasi dulu sebelum menipu? Dan kalau Anda ingin bertemu dengan Presiden Su, Anda harus membuat janji terlebih dulu."

Su Wan mengeluarkan kartu identitas di dompetnya dan menyerahkannya ke meja resepsionis. "Aku Su Wan, ini kartu identitasku."

Resepsionis hanya melirik kartu identitas Su Wan. "Tahukah Anda, akhir-akhir ini banyak yang bisa memalsukan kartu identitas?"

Su Wan tidak bisa berbuat apa-apa lagi, dan akhirnya ia mengeluarkan ponselnya.

Ketika Su Wan hendak menghubungi seseorang, tiba-tiba dia melihat pintu lift di sisi kanan terbuka. Ia melihat pria tua berambut putih yang disisir rapi ke belakang telinganya. Ya, pria itu adalah Su Heng.

Mata Su Wan berbinar cerah, dan ia langsung bergegas menghampiri kakeknya. 

"Kakek," teriak Su Wan. 

Su Heng tertegun sejenak, kemudian ia langsung memasang muka serius. "Su Wan? Mengapa kau ada di sini? Kami sangat khawatir padamu... "

Melihat adegan ini, tangan resepsionis itu bergetar… 'Ya Tuhan, gadis muda itu benar-benar Su Wan? Apakah aku sudah menyinggung perasaannya? Apakah aku akan dipecat?' 

Su Wan mengabaikan resepsionis itu. Perlahan, dia berkata, "Kakek, ada yang ingin kukatakan. Bisakah kita bicara di kantor Kakek?"

Su Heng jarang melihat Su Wan memasang raut wajah serius.

Su Heng menghela napas. Ia menyerahkan beberapa dokumen pada sekretaris di sebelahnya. Kemudian, ia memberi isyarat tangan pada Su Wan. "Kalau begitu, ikutlah aku."

Su Wan menyusul langkah Su Heng dan memasuki lift.

Keduanya tidak berbicara sama sekali dan menunggu lift sampai ke lantai 25.

Sebelum memasuki kantor, Su Wan melihat seorang pria setengah baya duduk di sofa sambil membawa secangkir kopi.

Dia adalah paman Su Wan, Su Jiankai...

Tiba-tiba, raut wajah Su Wan menjadi buruk. Sebenarnya dia ingin berbicara dengan kakeknya secara pribadi. Dia tidak menyangka bahwa pamannya juga ada di sini.

Saat mendengar suara langkah kaki, Su Jiankai mendongak dan melihat wajah Su Wan. Ia sedikit terkejut. "Su Wan, mengapa kau ada di sini?"

"Paman..."

Setelah menyapanya, Su Wan memasuki kantor. 

Su Jiankai memandang Su Wan dan Su Heng dengan curiga. Ia cepat-cepat meletakkan cangkirnya di atas meja, kemudian dia menatap Su Heng dengan lekat-lekat.

"Ayah, apakah Su Wan datang kemari karena masalah Gu Zihang?"

Ketika Su Wan ingin menjelaskan, Su Jiankai memandang rendah dirinya.

"Gu Zihang dan Yurou benar-benar saling mencintai. Apakah kau ingin merusak hubungan mereka berdua? Mereka akan bertunangan bulan depan, mengapa kau terus mengganggu mereka? Bagaimanapun juga, Yurou adalah kakakmu. Apakah kau ingin menjadi pihak ketiga?"

Raut wajah Su Wan tiba-tiba menjadi suram. Ia tidak menyangka pamannya ini langsung menyalahkannya, bahkan sebelum ia sempat berbicara.

Padahal, keluarga Su Jiankai tahu bahwa Su Wan akan menikah dengan Gu Zihang, tapi karena kecelakaan mobil waktu itu, mereka tidak mengadakan pesta pertunangan.

Waktu itu, Su Wan benar-benar tidak menyangka bahwa Su Yurou akan merebut tunangannya.

Su Wan malas menjelaskan tujuan kedatangannya pada Su Jiankai. Lagi pula, ia tidak akan pernah merestui pernikahan Su Yurou dan Gu Zihang.

"Jadi menurut Paman, Su Yurou bukan pihak ketiga?"

Su Heng melirik Su Wan dengan marah, "Su Wan, Yurou adalah kakakmu. Bagaimana bisa kau memanggil nama lengkap kakakmu?"

Su Jiankai sangat marah. "Kalian sudah tidak bertemu selama tiga tahun, jadi wajar saja jika Gu Zihang berpacaran dengan kakakmu!"

Su Wan hanya tertawa. Ia tidak ingin terus berdebat dengan Su Jiankai tentang masalah ini. Dia datang ke sini untuk hal-hal yang lebih penting.

Su Wan memandang Su Heng. "Kakek, bisakah Kakek menjelaskan mengapa Grup Shengran tiba-tiba bergabung dengan Grup Hengyuan? Dan mengapa kalian tidak pernah mendiskusikannya denganku?"

Raut wajah Su Heng dan Su Jiankai tiba-tiba berubah, terutama Su Jiankai. Ia tampak sedikit panik, tapi ia langsung menyembunyikan kepanikannya. 

Su Jiankai berkata, "Su Wan, kau tidak tahu. Setelah kematian orang tuamu dan kepergianmu ke luar negeri, harga saham Grup Shengran anjlok, dan defisit keuangannya sangat besar. Kalau tidak digabungkan dengan Grup Hengyuan, Grup Shengran akan bangkrut."

Tentu saja, Su Wan tidak percaya dengan penjelasan pamannya itu.

Su Wan berkata dengan tegas, "Ini tidak mungkin! Orang tuaku meninggal pada bulan Februari, dan aku pergi ke luar negeri pada bulan Mei. Harga saham Grup Shengran memang mengalami fluktuasi pada pertengahan Februari, tapi harga saham segera stabil berkat bantuan Kakek dan keluarga Gu. Bagaimana mungkin harganya jatuh lagi di bulan Mei?"

Chapitre suivant