webnovel

14 - Student Council President

"Wahh, karena aku terlalu asik membaca tidak terasa hari sudah gelap" Gumamku sambil melihat bintang dilangit.

Saat ini aku sedang berjalan untuk kembali keasrama, karena aku terlalu lama membaca buku diperpustakaan jadi aku pulang saat hari sudah gelap. Karena buku yang aku baca ternyata seru dan juga memiliki volume lanjutan jadi aku keterusan. Aku berjalan pulang menggunakan alat bantuku seperti biasa.

Mungkin saat sudah pulang nanti aku bisa beristirahat sebentar karena aku sudah agak lelah hari ini. Karena sekarang aku agak haus jadi aku memutuskan untuk membeli minuman di vending machine terdekat. Saat aku ingin pergi kesana aku melihat Ayanokouiji sedang mengintip sesuatu yang terjadi digang sempit.

"Yoo.." Aku menyapa Ayanokouiji dengan suara pelan tapi itu membuat Ayanokouiji mengangguk.

Aku mengikuti Ayanokouiji yaitu mengintip sesuatu yang terjadi digang itu, aku melihat Horikita sedang berbicara dengan seorang pria. Karena pria itu membelakangi Horikita jadi aku tidak bisa melihat wajahnya tapi dari postur tubuhnya, sepertinya aku pernah melihatnya.

"Sampai sekarang, ternyata kau masih belum menyadari kelemahanmu. Kau sudah gagal karena memilih sekolah ini." Ucap pria itu kepada Horikita, jika diperhatikan dari belakang sepertinya dia mirip dengan Horikita.

"Aku akan segera naik ke kelas A" Tegas Horikita kepada pria itu.

... Kelas A? Jadi Horikita bertujuan untuk naik ke kelas A?

"Itu mustahil" Balas pria itu dengan Tegas juga. Tampaknya aku seperti pernah mendengar suara itu.

.... Yang pria itu katakan memang benar, Mustahil bagi Horikita naik ke kelas A. Dia tidak akan bisa naik kekelas A dengan kemampuannya sendiri, dia harus bekerja sama jika ingin mengganti posisi kelas. Tapi dengan suara lemah Horikita kembali berbicara tentang naik ke kelas A.

"Kau ini benar benar adik yang menyebalkan." Ucap pria itu sambil membalikkan badannya dan menghadap Horikita.

Adiknya? Dan juga bukankah itu Ketua OSIS? Jadi Horikita adalah adiknya?

.... Aku juga bisa lihat bahwa Ayanokouiji terkejut mengetahui siapa pria itu. Kemudian ketua OSIS mendekatkan Horikita ketembok sambil mencengram tangannya yang bisa kulihat bahwa dia kesakitan.

"Adikku hanya masuk kekelas D, dan aku lah yang harus menanggung malu. Tinggalkan sekolah ini sekarang juga!" Tegas ketua OSIS tidak mempedulikan adiknya yang kesakitan.

"Nii-san... Aku.."

"Kau tidak punya hak ataupun kemampuan untuk meraih sesuatu yang lebih tinggi. Kau harus diberi pelajaran" Ucap ketua OSIS yang tangannya siap untuk memukul Horikita.

Tanpa aku sadari bahwa Ayanokouiji sudah tidak ada lagi ditempat nya, dia saat ini berada dibelakang ketua OSIS, menghentikan pukulannya ke Horikita.

... Woahhh.... Dia cepat..... Jika aku tidak mengalami cedera, apakah aku bisa secapat itu, ya?.. Hmmm, tidak baik jika membandingkan manusia meskipun mereka tidak setara.

'Eh? Bukankah ini kesempatan untukku?' Batinku yang kemudian mengambil sesuatu dari saku celanaku.

Horikita yang melihat pukulan itu dihentikan oleh seseorang terkejut karena melihat orang itu adalah Ayanokouiji, sementara ketua OSIS hanya santai santai sambil melihat kearah tangannya yang digenggam Ayanokouiji.

"A-Ayanokouiji-Kun?"

"Barusan kau serius akan memukulnya, kan? Lepaskan dia." Ucap Ayanokouiji kepada ketua OSIS dengan nada yang terlihat agak serius.

"Hentikan, Ayanokouiji-Kun" Ucap lemah Horikita yang meminta Ayanokouiji untuk berhenti.

Perlahan Ayanokouiji melepaskan genggamannya dari tangan Ketua OSIS, tapi ketika sudah terlepas, ketua OSIS langsung menyerang Ayanokouiji, Untung saja Ayanokouiji bereaksi cepat. Setelah itu Ketua OSIS menendang Ayanokouiji yang juga dihindarinya kemudian memukul lagi tapi kali ini Ayanokouiji tidak menghindar melainkan menahan serangannya.

Wahh.... Mereka berdua hebat sekali.... Ya meskipun jika hanya begitu aku juga bisa melakukannya..

"Gerakanmu bagus juga. Apa kau ikut latihan Khusus?" Tanya ketua OSIS, karena gerakan Ayanokouiji tadi dia mengira bahwa Ayanokouiji mengikuti suatu latihan khusus.

"Hanya piano dan kaligrafi" Jawab Ayanokouiji.

.. Eh? Apakah hanya dengan latihan itu bisa bela diri? Itu tidak penting. Kemudian aku memasukkan kembali barang yang tadi aku pakai ke saku celanaku.

Tak Tak Tak *Suara langkah kaki*

"Kalian berdua hebat juga ya" Ucap ku yang memuji mereka sambil tersenyum. Mereka yang menyadariku langsung melihat kearahku.

"Sakayanagi-Kun!!? Kau juga ada disini?" Ucap Horikita yang terkejut karena aku juga ada disini.

"Aku hanya kebetulan lewat, dan juga.... Lama tidak berjumpa, ya? Ketua OSIS" Ucap ku yang menjawab Horikita dan juga menyapa ketua OSIS.

Ketua OSIS tidak menjawabku, dia fokus membenarkan dasinya yang tadi agak berantakan saat melawan Ayanokouiji. Alasan mengapa Horikita dan Ayanokouiji tidak bertanya tentang mengapa aku bisa mengatakan itu kepada ketua OSIS karena mereka tahu bahwa saat rapat tentang masalahku, ketua OSIS ada disana, mungkin mereka diberitahu Sensei.

"Kudengar ada siswa baru yang mendapatkan nilai 50 dalam semua mata pelajaran di ujian masuk. Pada ulangan baru baru ini kau juga mendapatkan nilai 50. 50 setengah dari 100, apakah itu disengaja?" Ucap ketua OSIS kepada Ayanokouiji yang membuat Horikita terkejut sambil melihat Ayanokouiji.

" Kebetulan itu memang menakutkan, ya?" Balas singkat Ayanokouiji yang menyangkal bahwa semua itu adalah kesengajaan.

Ternyata ada juga yang menyamakan semua nilainya saat di ujian masuk dan juga saat ujian baru baru ini. Meskipun dia bilang bahwa itu kebetulan tapi aku tahu bahwa itu adalah kesengajaan, karena aku juga melakukan itu. Aku menyamakan semua nilaiku saat ujian.

"Dan juga, ada siswa baru yang menerima nilai 55 disemua mata pelajarannya dan juga sama seperti sebelumnya yaitu baru baru ini juga kau menerima nilai yang sama. Terlebih angka itu sama dengan angka suatu kasus yang ada dinegara dimana kau bersekolah dulu. Apakah itu kesengajaan dan tanda? Atau hanya kebetulan, Sakayanagi?" Ucap ketua OSIS yang kali ini ditujukan padaku.

Memang benar aku menyamakan nilaiku disetiap aku ujian dengan angka 55. Bukan berarti bahwa aku yang menghancurkan 55 sekolah dinegara saat aku smp. Selain itu, pengamatan ketua OSIS ini sangatlah menakjubkan, aku mengakuinya, jika memang benar aku yang melakukan kasus itu maka ketua OSIS mengetahui pelaku sebenarnya.

Tentang kasus itu, aku hanya mengatakan bahwa aku tidak menghancurkannya, tapi aku tidak bilang bahwa aku tidak terlibat didalamnya. Tidak perlu dipikirkan lagi karena itu adalah masalah yang tidak perlu diingat, atau mungkin aku memaksakan agar tidak mengingat masalah itu.

"Aku hanya mengerjakan soal yang aku bisa, bisa dibilang bahwa itu adalah kebetulan" Balas ku kepada ketua OSIS yang terlihat serius itu sambil menampilkan senyumanku.

"Suzune, aku tidak menyangka kau memiliki teman" Ucap ketua OSIS kepada Horikita

"Mereka bukanlah temanku.... Mereka hanya teman sekelasku" Balas Horikita kepada Ketua OSIS.

"Hmm,kau sama sekali belum berubah, Suzune... Sakayanagi ikut denganku, ada yang ingin aku katakan padamu" Ucap ketua OSIS yang menyuruhku untuk mengikutinya.

... Aku tidak tahu tujuan dari ajakan ketua OSIS, maka dari itu aku menerimanya karena aku penasaran. Aku yakin dia juga tidak akan mencelakaiku meskipun dia bisa. Sepertinya dia ingin membicarakan sesuatu yang penting denganku, hanya antara kami. Aku akhirnya mengikuti ketua OSIS meninggalkan Horikita dan Ayanokouiji disana.

...

<3rd POV>

Saat ini Ayanokouiji sedang menyandarkan tubuhnya di vending machine sementara Horikita sedang duduk, Mereka berdua memegang minuman ditangan mereka.

"Kalian menemukanku disaat yang kurang tepat" Ucap Horikita yang memacahkan keheningan diantara mereka.

"Aku hanya tidak sengaja menemukanmu, begitu juga Sakayanagi yang menemukanku." Ucap Ayanokouiji

Suasana kembali hening, tidak ada dari mereka yang memulai pembicaraan. Sampai Horikita berbicara karena ingin bertanya sesuatu kepada Ayanokouiji.

"Menurutmu apa yang ingin Kakakku bicarakan dengan Sakayanagi-Kun sampai harus berdua saja?" Ucap Horikita.

"Mungkin mereka memiliki masalah pribadi yang orang lain tidak boleh ikut campur" Jawab Ayanokouiji.

"Apakah yang dilakukan Sakayanagi-Kun adalah kesengajaan?"

"Siapa yang tahu, Sakayanagi bilang bahwa itu hanyalah kebetulan"

Mereka melanjutkan percakapannya, Horikita memuji Ayanokouiji yang mampu melawan kakaknya. Ayanokouiji hanya menjawab santai pertanyaan Horikita itu.

"Apa kau memang sengaja mendapatkan nilai seperti itu diujian masuk?" Tanya Horikita yang penasaran dengan percakapan kakaknya tadi.

"Sudah kubilang bahwa itu hanya kebetulan" Jawab Ayanokouiji.

"Aku benar benar tidak mengerti dengan sifatmu"

Mereka sekarang membahas lagi masalah tentang kelompok belajar yang sudah dibubarkan itu. Horikita tidak ingin melanjutkan kelompok belajar itu tapi Ayanokouiji memberikan pendapatnya yang membuat Horikita bimbang.

....

<Ren POV>

"Ketua OSIS, mau sampai mana kita pergi?" Aku bertanya kepadanya karena dari tadi dia belum berhenti juga.

Tidak lama setelah itu ketua OSIS berhenti yang membuat aku juga ikut berhenti. Kemudian ketua OSIS menendangku yang membuat aku menghindari itu, beruntung aku memiliki refleks yang bagus.

Dia tidak berhenti, sekarang dia melancarkan pukulannya padaku yang membuat aku menghindar lagi. Aku juga ikut kembali menyerang meskipun hanya sesekali saja sisanya aku hanya menghindar ataupun menangkis. Setelah beberapa menit akhirnya dia berhenti menyerangku yang membuat aku agak lega karena jika terlalu lama maka lukaku bisa saja terbuka.

Jika memang lukaku terbuka aku bisa menjadikan ini sebagai kesempatan untuk melawan ketua OSIS. Tapi sayangnya dia adalah orang yang cerdas, disekitar sini tidak ada CCTV, jadi percuma saja jika aku terluka disini. Aku hanya ingin tahu mengapa dia tiba tiba menyerangku, apakah dia hanya ingin memastikan sesuatu ataukah yang lain. Aku dan dia sudah mengambil jarak tapi mata kami masih saling menatap, aku berdiri dengan alat bantu, tapi saat bertarung tadi aku menonaktifkan alat itu.

"Ketua OSIS, apa maksudnya tadi? Apakah kau tidak melihat Keadaan ku? " Ucap ku sambil tersenyum kepada ketua OSIS. yang aku tampilkan bukanlah senyumanku yang biasanya melainkan senyuman lain.

"Aku hanya memastikan sesuatu.....dan juga apakah tadi itu adalah gerakan untuk orang yang cedera?.... Ternyata benar bahwa kau memang sengaja membuat mereka kedalam masalah" Ucapnya sambil membenarkan kaca matanya.

"Mereka? Apa maksudnya?" Tanyaku yang sekarang sudah menghilangkan senyumanku. Dan juga memang benar bahwa gerakan tadi bukankah gerakan dari seorang yang cedera, ya tidak perlu dipikirkan lagi.

"Tiga orang yang sudah dikeluarkan.... Kau sudah merencanakan itu kan?" Ucap Ketua OSIS dengan wajah dan nada serius.

"Itu sudah takdir mereka..... Dan aku juga mengikuti takdir yang ada padaku" Balas ku yang kembali menampilkan senyumanku.

Ketua OSIS tidak berbicara lagi, mungkin dia sedang memikirkan sesuatu. Dan juga aku bertambah haus saat ini karena pertarungan tadi dengan ketua OSIS, kapan ini akan berakhir ya?

"Aku akan menerima jawabanmu itu... Dan juga serahkan itu padaku" Ucap ketua OSIS yang memintaku memberikannya sesuatu yang tidak aku ketahui. Bukan berarti aku tidak bisa menebak, mungkin maksudnya adalah barang yang aku keluarkan sebelum bertemu dengannya.

"Apa maksudmu?" Tanyaku berpura pura tidak tahu apa yang dimaksud oleh Ketua OSIS.

"Berikan aku Hpmu"

"Mengapa?"

"Kau tadi merekam kejadian yang terjadi disana, kan?... Aku akan memastikan bahwa rekaman itu dihapus" Ucapnya yang kali ini lebih serius.

Ternyata benar tebakan ku bahwa ketua OSIS tahu bahwa aku merekamnya. Barang yang aku keluarkan saat itu adalah Hpku, aku merekam kejadian dimana dia menyerang Horikita dan Ayanokouiji, siapa tahu rekaman itu akan berguna suatu saat nanti. Tapi siapa sangka rekaman itu sudah diketahui olehnya secepat ini.

"Rekaman apa?" Tanyaku yang masih pura pura tidak tahu.

"Jangan berpura pura..... Meskipun aku tidak melihatnya secara jelas tapi ada sedikit cahaya ditanganmu saat itu, yang berarti kau sedang merekam" Jawab Ketua OSIS yang menjelaskan mengapa dia bisa tahu bahwa aku merekamnya.

.... Sepertinya aku sudah tidak perlu berpura pura lagi tidak mengetahui maksudnya.

"Seperti yang diharapkan dari ketua OSIS... Bagaimana jika kita membuat kesepakatan?" Tanya ku disertai senyuman yang meminta kesepakatan dengan ketua OSIS.

"Kesepakatan?" Dia bertanya kembali.

"Ya, kesepakatan dimana kedua pihak sama sama diuntungkan... Jika ketua OSIS mengambil Hpku dan menghapus rekaman itu maka itu hanya ketua OSIS saja yang diuntungkan" Ucap ku

"Sebutkan kesepakatannya" Balasnya yang setuju membuat kesepakatan.

"Rekaman tadi aku jual dengan harga 75.000 poin, bagaimana?" Ucap ku sambil tersenyum ramah kepadanya.

Mendengar perkataanku ketua OSIS terkejut karena mungkin baru kali ini ada seseorang yang bertindak seperti saat ini kepadanya. Aku adalah tipe orang yang mencari kesempatan dimanapun itu, jadi ini adalah salah satu kesempatan itu.

"Hooo... Apakah hal seperti itu bisa dilakukan ya?" Tanyanya sambil menampilkan senyuman.

"Disekolah ini semuanya bisa dibeli oleh poin, termasuk rekaman tadi" Jawabku sambil membalas senyumannya.

"Hmm, kau adalah Junior yang serakah, ya, Sakayanagi" Ucapnya.

"Menurutku tidak, aku bisa saja meminta lebih karena Ketua OSIS pasti memiliki banyak poin karena kau adalah kelas A dan juga sudah kelas 3. Sementara aku adalah murid kelas D yang belum lama ini masuk sekolah, jadi poinku masihlah sedikit....jadi bagaimana? " Ucap ku.

"Baiklah, kita sepakat"

Beruntung bahwa ketua OSIS ingin mengikuti kesepakatan ini, jika dia ingin merebut paksa maka aku hanya bisa menahannya dan tidak lama. Mungkin aku juga harus mencari rencana lain dalam waktu cepat, itu adalah hal yang merepotkan.

Aku menyerahkan Hpku, ketua OSIS kemudian mengambil Hpku dan memberikanku 75.000 poin sekaligus menghapus rekaman tadi dengan tangannya sendiri. Setelah itu dia mengembalikan kembali Hpku.

"Urusan kita sudah selasa kan?" Tanyaku kepadanya.

"Ya, aku akan menunggu apa yang akan kau lakukan lagi... Jangan mengecewakanku, Sakayanagi" Balasnya sambil melangkah pergi.

________

'Sakayanagi Ren..... Dia adalah orang yang menarik, baru kali ada yang melakukan itu padaku... Aku akan memastikan dan menentukan apakah dia cocok ..... Semoga kau tidak mengecewakanku' Batin ketua OSIS saat melangkah menjauh dari Ren

________

Karena aku sudah tidak ada urusan lagi disini jadi aku pergi untuk mencari vending machine untuk membeli minuman. Setelah aku minum aku memutuskan untuk pulang yang tentu saja dari tadi aku memegang Hpku. Alasan aku memegang Hpku adalah untuk berjaga apakah aku tersesat atau tidak.

'Aku membutuhkan sesuatu untuk dibeli, dan juga aku membutuhkan seseorang untuk menemaniku' Gumamku saat dalam perjalanan menuju kamarku.

Private Point : 300.000

Maaf jika ada Typo atau ada kesalahan dan ketidakjelasan

Poin yang Ren pakai selama satu bulan adalah 25.000 poin, poin sebanyak itu bahkan tidak dimiliki oleh kebanyakan murid kelas D.

Jadi sisa poin Ren adalah 225.000 + 75.000 = 300.000

Terima kasih

Sampai nanti

Rheinncreators' thoughts
Chapitre suivant