webnovel

Si Pembohong Besar

Wajah Luna memerah saat Samael mengatakan itu terutama saat tangan kasarnya menyentuh pipi putih lembutnya.

Luna pada akhirnya membuka mulutnya untuk mengatakan, "...Apakah ini aku sedang ditargetkan?"

"Hmmm...Ini menakutkan, seorang Raja bermartabat ingin menculik warga kecil sepertiku?"

Samael terkejut dan akhirnya tidak bisa menahan tawanya kali ini.

Bagaimana mengatakannya, saat berbicara dengan Luna, itu benar-benar seperti dia berbicara dengan Tiva.

Tidak...itu lebih seperti dia berbicara dengan teman perempuannya yang lain saat di universitas!

Mengingat masalah ini, Samael hanya menggelengkan kepalanya dan menepuk pipi Luna ringan sebelum akhirnya dia melepas tangannya.

Disana dia berkata, "Aku memaafkan kekasaranmu untuk kali ini, tapi tidak ada yang kedua kalinya."

"Dimengerti, Yang Mulia~"

Luna mundur sedikit dan memberikan etiket sopan pada Samael...meski itu agak canggung.

Jelas dia bukanlah dari keluarga bangsawan, tapi toh, dia sudah berusaha, hargai saja.

"Luna, apa yang akan kau lakukan selanjutnya?"

Luna menegakkan tubuhnya lagi dan berkata, "Sejujurnya aku kesini untuk menonton acara musik setelah pesta dansa ini. Tapi tiba-tiba, aku ditarik kesini..."

"Hah? Siapa yang menarikmu kesini? Dengan kata lain, kau sebenarnya tidak diundang?"

Luna tersenyum pahit dan berkata, "Aku tidak tahu siapa itu, tapi aku merasa itu adalah wanita bangsawan dari Kerajaan Inggris Anda."

"...."

Samael melihat sosok Luna dari atas sampai ke bawah, sebelum akhirnya dia tidak bisa menahan tawa keduanya.

"Aku paham kenapa dia akan mengira kau diundang ke pesta ini, pakaian, sosok, dan kecantikanmu mungkin dikira sebagai bangsawan baru di Inggris...."

Samael tidak mengatakan apapun lagi, karena kalimat selanjutnya, itu adalah masalah Negara.

Tapi bahkan orang bodoh pun akan tahu bahwa masalah Bangsawan Inggris Baru ini dikarenakan reformasi yang secara paksa dilakukan oleh Samael.

Banyak bangsawan yang korup telah dihancurkan oleh bagian tersembunyi Inggris...

Dan karena itulah, posisi Bangsawan Inggris sebenarnya banyak yang kosong!

Masih ingat masalah pengeboman sesaat sebelum Samael menobatkan diri menjadi Raja sendiri?

Itu juga salah satu alasannya~

Luna bukan orang bodoh dan dia masih mengerti arti Samael, tapi...itu bukan urusannya!

Dia mengangguk dan berkata: "Kalau begitu itu memang kesalahanku, dan...Bisakah aku pergi sekarang?"

"Ohh, aku benar-benar menahanmu disini."

Samael mengangguk, tapi saat berikutnya dia teringat sesuatu dan bertanya: "Apa nama IG dan Twitter mu?"

".....Tidak tunggu dulu, Raja masih main dua hal itu?" Luna merasa tiga pandangannya hancur!

"Apakah salah Raja main IG dan Twit?"

"..."

Pada akhirnya Samael mendapatkan dua hal itu, dan disaat yang sama, dia melihat ke arah dimana Luna pergi dengan senyuman penuh.

Tapi saat dia berbalik, senyuman itu digantikan oleh dingin yang serius: "Bagaimana May, dari pembicaraanku dengannya, aku tahu dia...adalah pembohong besar."

"Kakak benar, bahkan postingan IG dan Twitter miliknya, paling lama dilakukan empat bulan yang lalu, seolah-olah dia tidak pernah menyentuh ini sebelumnya."

May menganilis dan mengatakan, "Dengan kata lain, ini kemungkinan adalah akun palsu yang sengaja dia buat..."

"Tapi masalahnya, untuk apa?"

"....Kau sudah mencari alamatnya?" tanya Samael saat mengembalikan senyuman di luar pada para tamu.

"Ketemu, dia memiliki empat alamat rumah, dan itu sesuai dengan negara yang dia sebutkan tadi yang menambah kecurigaan May..."

"Gunakan semua jaringan kita, dan aku sudah memasang penyadap pada bajunya tadi...."

"Meskipun aku merasa dia pasti akan mencurigainya karena perilakunya selalu dibawah ketegangan."

"Bahkan saat berdansa, ada kalanya dia melakukan gerakan kaku meski akhirnya dia rileks. Tubuh selalu lebih jujur..."

Samael dengan ringan menoleh ke luar dan berkata, "Jadi...kuharap ini bisa mengejarnya, dan karena ini adalah waktu krusial Inggris, sebagai Raja, aku harus menanggulangi semua musibah sebelum itu terjadi."

"Bukan menanggulangi saat itu terjadi, tapi sebelum itu terjadi...dan mataku sudah merasakan ada yang salah dengan Luna, terutama tujuannya kesini."

"Semuanya penuh kebohongan!"

"....Dimengerti Kakak, May akan terus membantu Kakak!"

May mencium pipi Samael dan berkata, "Bagaimanapun, itulah tujuan May dibuat!~"

...

Sementara itu di sisi Luna.

Melihat suasana yang sepi dan tidak melihat ada tanda-tanda CCTV dimanapun, dia meraba daerah tengah punggungnya dan menarik sesuatu disana.

Melihat sesuatu seperti serangga kecil seperti laba-laba itu, Luna langsung menghancurkannya sebelum akhirnya dia menyimpan bukti itu ke tubuhnya terlebih dahulu.

Disaat yang sama, dia berbisik: "Kau sudah banyak berubah, Samael..."

Berjalan keluar dari Istana, Luna langsung menjadi tujuan para media, tapi dia hanya berjalan melewati mereka dengan tenang.

Disana, sebuah mobil hitam muncul dan dua sosok wanita muncul seolah menyambutnya.

Tapi yang pasti, semua orang dapat melihat bahwa dua wanita itu juga seorang wanita yang setingkat menghancurkan kota!

Artinya, kecantikannya tidak kalah dengan Luna atau bahkan sebanding dengannya!

Luna masuk diikuti keduanya, sebelum sopir di depan akhirnya menginjak gas untuk pergi dari tempat itu.

Ketiga wanita itu menutup bagian palka yang membagi antara kursi sopir dengan kursi penumpang...

Dimana disana, Luna melepas mahkotanya dan bersandar malas di kursi mobil saat mengatakan: "Seperti yang kita duga, Samael sudah berubah...semuanya, dari segala aspek, dan emosi."

"Apa yang kau bicarakan, bukankah kita juga telah berubah? Meski itu masih dalam waktu yang singkat...."

"...Haaaaa....Aku benar-benar tidak tahu kenapa semua ini terjadi. Bukankah dua tahun yang lalu, itu sudah hari yang indah?"

Luna hanya tersenyum mendengar suara keduanya dan berkata, "Dua tahun yang lalu, itu pun masih ada Tivana, tidak...sekarang dia disebut Tivania kan?"

"Dua tahun lalu, meski Samael agak terlihat mengejar kami, Tivania masih ada di sisi kita bukan?"

"...Kau benar. Jadi, apa yang akan kita lakukan selanjutnya?"

Luna hanya mengangkat bahunya dan berkata, "Tidak tahu, kau seharusnya juga tahu ini. Tujuan kami kesini hanya untuk menemuinya...."

"Samael, si pembohong besar itu."

Kedua wanita itu juga tersenyum mendengar ini, dan salah satu wanita disana berkata: "Kau benar...Dia adalah pembohong besar."

"Kita hanya harus menunggu perintah dari tubuh utama, bukan begitu, dua diriku yang lain?"

"Kau benar, diriku."

Chapitre suivant