webnovel

Semuanya Berakhir...

Mendengar apa yang dikatakan oleh Raja Tua itu, semua warga hanya bisa menundukkan kepala mereka...

Entah apa yang mereka pikirkan.

Marah? Kesal? Tidak percaya?

Semuanya tercampur disaat yang sama ketika Raja Tua itu dengan resmi menyerahkan Inggris kepada Samael!

Bagi mereka yang tidak terlalu mengenal Samael, mungkin masih ada yang tidak setuju dan tidak tahu kenapa Raja Tua itu menyerahkan tahtanya pada Duke Duodere!

Tapi bagi sisi pendukung yang memiliki penilaian akan masa depan, langkah Raja Tua memang sangat benar

Dua kekuasaan, Duodere dan Kerajaan..Dua kekuatan yang awalnya terpisah sekarang menyatu di tubuh Samael.

Inggris....benar-benar satu sekarang!

Selain itu perintah Raja sudah dikeluarkan, dan klaimnya sudah keluar dari mulutnya secara langsung.

Apakah mereka masih bisa menerima atau tidak, itu sudah tidak penting lagi!

Mereka hanya bisa berbuat yang terbaik untuk mendukung Samael saat ini, terutama saat Raja Tua disana mengatakan "Waktuku sudah tidak lama lagi..."

Mereka yang mencintai Raja Sean menangis, namun mereka masih menegakkan kepala mereka sebelum akhirnya menerima keputusan Raja mereka!

Tentu saja akan ada orang bodoh yang pikirannya bisa sampai ke titik Z...

Sebagai contoh:

"Putraku? Apakah Duke adalah Putra Haram Raja?!"

"Hizz...Apakah Duke mengancam Raja demi Tahta? Tidak tahu malu!"

Atau mungkin, "Gila kekuasaan, semuanya hanya akting. Pembunuh asli adalah Duke yang kami percayai..."

Tidak ada yang menyalahkan pemikiran mereka, toh mereka punya hak untuk berpikir~~

Tapi yang pasti, mereka, Inggris mendapatkan Raja Baru, dan hanya perlu menunggu waktu sampai akhirnya Peresmian Tahta dilakukan !!!

Kakek Henry yang melihat ini hanya bisa terdiam memegang tangan Istrinya.

Nenek Haura tahu apa yang dipikirkan Suaminya sebelum akhirnya dia berbisik: "Beban cucu kita, terlalu besar. Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku benci keputusan Sean."

"Tidak masalah, cucu kita sudah memilih. Dan ambisi anak terlalu dalam untuk kita ketahui..."

Dengan senyuman mencemooh, dia berkata: "Kau pikir dia akan kalah hanya dalam permainan anak kecil warga biasa ini?"

"Menurutmu siapa yang bodoh di Dunia ini? Bukankah itu selalu mereka yang ada di bawah? Hasutan, isu, semuanya ada di tangan Samael sekarang...."

Nenek Haura mencubit pinggang Suaminya dan berkata, "Kau mulai menyalahkan switch itu kembali."

"Ehem, maaf."

Saat ini, siaran langsung dari Raja Tua sudah berakhir, dan Samael segera mencengkram pegangan di kursi rodanya.

Dengan keras dia berkata pada saat ini, "Semuanya sudah berakhir !!! Kembalilah ke diri kalian yang asli dan jalankan Inggris!"

"Ini perintah !!!"

Para militer dan ksatria segera patuh dan pergi setelah memberi hormat kepada Samael disana.

Warga sipil ada yang pergi dan ada juga yang tidak karena mereka ingin melihat hal apa yang akan terjadi selanjutnya...

Di sisi wartawan, mereka sudah bergerak dengan sangat cepat untuk mengepung Samael dan mulai menanyakan tentang masalah ini!

Samael juga tidak pergi dulu dan dia mulai menjawab pertanyaan mereka dengan sangat tenang.

Beri mereka informasi, tapi itu juga informasi yang tidak terlalu ketat!

Hanya dalam beberapa menit, atas perintah Samael, Sophie membawa Samael pergi menuju sebuah mobil yang sudah menunggunya saat ini.

Kepergian Samael membuat semuanya kembali ke keadaan awal!

Dan di sisi Ratu Victoria dan Selir Charlotte, keduanya berdiri bersama dan berbisik: "Aku yang akan menang."

--------

Memasuki ruangan yang sangat bersih dan rapi dari satu bagian Istana yang masih selamat dari proses pengeboman...

Samael yang dibawa oleh Freya saat ini segera berdiri tanpa menghiraukan keterkejutan di wajah Freya!

"Tidak mungkin..."

Sayangnya Samael masih berjalan ke arah jendela dan melihat keluar dimana banyak orang yang masih berkumpul di luar gerbang istana...

Kebanyakan adalah wartawan yang ingin berita!

Hanya saja Samael segera menutup gorden jendela dan berbisik: "Intisari nomer tiga manusia, rasa ingin tahu yang kuat."

"Duke..."

Mendengar pertanyaan Freya, Samael hanya berbalik dan tersenyum kecil padanya.

"Ada yang ingin kau tanyakan lagi?"

"....Berapa banyak lagi kebohongan yang kau sembunyikan?"

Senyuman Samael menjadi lebih cerah mendengarnya, "Sebanyak yang kau inginkan, dan sebanyak yang bisa aku buat."

Dia berjalan mendekat ke arah Freya dan menyentuh pipinya, "Termasuk racun, pengeboman, atau bahkan luka yang ada di tubuhku..."

"Semuanya, termasuk apa yang dikatakan oleh Yang Mulia tadi. Semua adalah kebohongan yang aku hasilkan, apakah ini memuaskanmu?"

Freya menatap Samael dengan dalam dan berkata, "Kau kesakitan Samael?"

"Tidak, aku tidak."

"Ya, kau tidak terlihat seperti kesakitan.... Atau mungkin...kau hanya membodohi dirimu sendiri dan membodohi yang lain."

"Dalam hal ini, haruskah aku mengatakan kau sangat berbakat?" tanya Freya dengan mata tenang tanpa ada fluktuasi suara dalam nadanya!

Samael tertawa mendengarnya dan mendekap Freya langsung ke pelukannya dengan sangat erat!

Keduanya berpelukan sangat erat, dimana Freya mengatakan: "Lalu apa langkah selanjutnya? Mengikuti jalan cerita Sophie?"

"Bukankah itu sudah jelas? Itulah tujuan dari semua ini, tujuan dari semua darah ditumpahkan, dan tujuan dimana aku bahkan harus menyerahkan sebagian mimpiku..."

"...Mimpi?"

"Kau tidak tahu? Bangsawan tidak bisa masuk ke kalangan industri hiburan, dan aku sekarang membuang mimpiku itu demi menjadi Raja Inggris kau tahu?"

"Hmm...Kebebasanku sepertinya sudah dicuri juga kali ini? Iyaa— Ternyata banyak yang hilang dalam perjalanan ke sisi ini~"

Freya tanpa sadar mencengkram erat baju Samael dan berkata, "Benar saja, kau kesakitan..."

"Aku tidak, sudah kubilang bukan? Mungkin...yah, dimana ada hasil, disana juga ada harga...mungkin itu yang cocok untuk situasiku sekarang?"

"Kau bisa saja menyerahkan tugas kepada bawahan terpercayamu. Dengan begitu kebebasanmu tidak akan tercabut?"

Saran Freya ditanggapi tipis oleh Samael, "Itu sudah wajar, tapi bukan berarti aku bisa menyerahkan semua itu pada mereka kan?"

"Jangan khawatir, hanya beberapa tahun. Tidak lama~"

"....Ya, hanya beberapa tahun....Selama itu, aku akan selalu disisimu, jadi jangan khawatir."

"Haha, aku khawatir bukan hanya kau saja yang akan mengatakan itu padaku kau tahu?"

"Ya ya ya, kau benar-benar bajingan saudaraku."

Samael: "Akhirnya kau tahu~~"

Chapitre suivant