Tristan memandang kerumunan orang di depan nya. Dia sudah
meniup lilin dan memotong kue, tetapi tamu yang dia harapkan
belum datang juga. Apakah dia tidak akan datang? Tanya nya
dalam hati. Tentu saja Tristan akan kecewa jika jessica tidak
datang.
jessica keluar dari taksi sambil mengeluh. Sepatu hak tinggi
nya telah membuat nya harus berjalan perlahan-lahan. Rumah
Tristan lebih besar dari rumah nya. Para tamu terlihat sudah
berdatangan.
Jessica merapikan gaun nya dan berjalan sambil mengernyit.
Sepatu nya benar-benar membuat nya sengsara.
Ketika jessica memasuki rumah Tristan semua mata memandang
ke arah nya. Jessica berjalan sangat cepat melewati mereka.
Mata nya mencari-cari Leon di antara kerumunan orang di
depan nya.
"Kau seperti nya tidak menikmati pesta ini!"
Tristan menoleh ke belakang dan mendapati papa nya sedang
mendekati nya.
"Bukan seperti itu, Pa!" kata Tristan. "Pesta nya meriah. Mama tapi jessica
sayang pasti jessica akan datang
tiba tiba jessica datang menghampiri Tristan
"Akhir nya kau datang juga!" kata suara yang dikenal nya.
jessica menatap Tristan dengan kagum. Tristan tampak sangat
tampan dengan kameja biru dan jas hitam. "Kau cantik sekali!
Benar-benar berbeda dari jessica yang kukenal!"
jessica tersenyum sambil tersipu malu. "Terima kasih!"
Tristan meraih tangan Jessica dan mengajak nya masuk ke rumah.