Melihat wajah mungil Ye Fei yang cemberut, Su Mohan menariknya kembali, dan menyandarkan dagunya di kepala Ye Fei sambil berbisik dengan lembut, "Satu-satunya aroma yang aku inginkan hanyalah aroma milikmu."
Ye Fei, yang tadi hampir kehilangan kesabaran, tiba-tiba kehilangan seluruh amarahnya. Tubuhnya terasa begitu kaku. Ia hampir terbuai dalam kata-kata Su Mohan. Ye Fei memejamkan mata dan merasakan suhu tubuh pria itu, terasa sangat lembut. Kemudian ia berbicara dengan lembut, "Su Mohan, kamu adalah orang yang penuh dengan kebencian. Tapi kenapa kamu terdengar sangat baik ketika kamu berbicara tentang cinta?"
"Jika kamu menyukainya, aku akan mengatakannya padamu setiap hari." Su Mohan mencium rambut Ye Fei dan berkata sambil tersenyum ringan.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com