webnovel

Jika Kamu Menangis Lagi, Aku akan Mengusirmu!

Éditeur: Wave Literature

Su Mohan merasakan dadanya sesak saat melihat air mata berlinang di wajah Ye Fei. Ia melangkah dan berjongkok di depan Ye Fei, menggenggam tangan wanita dengan erat, lalu memandangnya dari atas ke bawah. Ye Fei merasakan rasa sakit yang lain di lengannya sehingga ia pun menatap tangan besar Su Mohan yang memegangnya. Air matanya yang hangat kembali jatuh dan menetes di tangan Su Mohan hingga membuat pria itu benar-benar merasakan kegelisahan yang tak bisa dijelaskan.

"Jangan menangis," kata Su Mohan sambil mengerutkan alis. Ia menyeka air mata di wajah Ye Fei dan air matanya yang hangat membuatnya merasa terbakar.

Ye Fei berbalik dan menghindari tangan Su Mohan yang terulur. Mendengarkan suara Su Mohan yang lirih hanya membuatnya menjadi semakin sedih. Jika bukan karena binatang buas di depanku, apakah rasanya akan sangat menyakitkan? Apakah itu akan membuatku terlihat sangat murahan? Ye Fei memikirkan semuanya dan air matanya mengalir semakin deras. Pandangannya menjadi kabur dan ia tidak bisa melihat ekspresi Su Mohan dengan jelas.

"Jangan menangis," kata Su Mohan sekali lagi dan wajahnya tenggelam.

Mendengar nada suara Su Mohan yang semakin sengit membuat Ye Fei merasa semakin sedih. "Hu... Hu... Pergilah!"

Su Mohan merasakan kekesalan yang tak dapat dijelaskan. Ia tampak tidak puas saat mendengar Ye Fei mengusirnya hingga matanya berapi-api. "Menyuruh aku pergi? Siapa yang kamu harap mendatangimu? Apakah pria yang hari ini kamu temui?!"

"Siapapun yang datang juga lebih baik darimu!" Ye Fei berteriak pada Su Mohan. Ia kira ia baru saja mengatakan segalanya dan menangis minta ampun, tapi pria di depannya tetap menolak untuk pergi. Ye Fei merasa agak bersalah.

Su Mohan mengerutkan dahinya dan ingin mencubit wanita kecil di depannya. Seumur hidup, ia tidak pernah sampai sepeduli ini terhadap seorang wanita. Namun, wanita ini bukan hanya tidak menghargainya, tapi juga mengatakan bahwa semua orang yang datang akan lebih baik dari dirinya. Ia pun menendang botol-botol yang berserakan di lantai dan segera berbalik untuk keluar. Tampaknya, ia tidak berniat untuk peduli dengan Ye Fei lagi.

Ye Fei terkejut saat mendengarkan suara itu dan membuat tangisannya terhenti. Ia ingin menampar dirinya dua kali, masing-masing di pipi kiri dan pipi kanan. Apa yang aku lakukan? Aku bahkan kehilangan kesabaran di depannya! Ye Fei bertanya pada dirinya sendiri berulang kali, Apa kamu pikir kamu berbeda? Atau, kamu pikir kamu bisa melakukan apapun yang kamu inginkan di depan pria ini? Mengapa dia harus mengasihanimu? Dan mengapa repot-repot meminta belas kasihan? Kamu hanyalah mainan baginya!

Su Mohan mengangkat kakinya untuk pergi, tapi kakinya dipeluk erat oleh sepasang tangan yang lemah. Ia melihat ke bawah dan langsung bertatapan dengan sepasang mata berkaca-kaca yang menatapnya dengan menyedihkan. Melihat Ye Banxia seperti ini, kemarahan dalam hati Su Mohan menjadi sedikit lebih reda. Bahkan, ia berjongkok dengan sabar dan bertanya, "Apakah sakitnya di sini?"

Ye Fei menggigit bibirnya dan mengangguk. Tanpa menunggu Ye Fei berbicara, Su Mohan langsung menggendongnya dan membawanya keluar dari kamar mandi. Ye Fei meringis kesakitan, tapi ia hanya menyeka air matanya diam-diam dan bersandar di lengan pria itu, seolah-olah orang yang baru saja kehilangan kesabaran bukanlah dirinya sama sekali.

Su Mohan mendudukkan Ye Fei di sisi tempat tidur, lalu cepat-cepat memanggil asisten khususnya, Chu Zheng, "Panggil Dokter Huang ke Hotel Wan Xins segera."

Chu Zheng sedikit terkejut dan bertanya dengan cemas, "Apa Tuan Su terluka?"

Su Mohan juga sedikit ragu-ragu. Ia tidak mengerti bagaimana caranya ia bisa memanggil Dokter Huang yang biasanya hanya menjadi dokter pribadi untuk dirinya sendiri. Ia sedikit menundukkan kepalanya dan memandang Ye Fei yang masih terisak, lalu mengerutkan keningnya dan menghardik, "Kenapa begitu banyak bicara?!"

Tak lama kemudian, Chu Zheng mendengar nada sibuk di telepon. Ia sejenak kebingungan dengan situasi ini, tapi ia segera mengirim seseorang untuk menjemput Dokter Huang.

Sementara itu, Su Mohan mengerutkan kening sambil memperhatikan wajah Ye Fei. Lalu, ia berkata, "Lihat aku."

Ye Fei menyeka air mata dan menatap pria di depannya dengan penuh kebencian. Su Mohan lalu bertanya, "Bagian mana yang sakit?"

"Rasa sakitnya di mana-mana," jawab Ye Fei, lalu mengerutkan bibirnya.

Su Mohan menyeka air mata di wajah Ye Fei dengan kasar, lalu berkata dengan tidak sabar, "Jika kamu menangis lagi, aku akan mengusirmu!"

Chapitre suivant