webnovel

JIKA MEMANG ITU TAKDIRKU (2)

Dengan hati dan pikirannya yang panik Hafiz menambah kecepatannya agar bisa secepatnya sampai di desa Kunjang. Beberapa kali ponsel Hafiz berbunyi namun sama sekali tak di hiraukannya karena Hafiz tahu yang meneleponnya adalah Risma, pak Rustam dan Abahnya Husnan.

"Maafkan aku Abah, tidak ada yang lebih penting dari hidupku selain kebahagiaan dek Fazrani." gumam Hafiz semakin menambah kecepatannya.

Dengan kecepatan tinggi mobil Hafiz membelah jalanan kota ke arah desa Kunjang. Tepat di perempatan masuk ke arah desa Kunjang. Hafiz tidak memperkirakan jika lampu di perempatan akan beralih ke warna merah, sedangkan mobilnya sudah terlanjur melaju dengan kecepatan tinggi. Tanpa sempat lagi menginjak rem mobil Hafiz melewati rambu perempatan yang sudah berwarna merah seiring dari sebelah kanan dan kiri perempatan kendaraan lain juga melaju dengan cukup kencang karena lampu sudah berwarna hijau.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant