webnovel

Kisah Bu Asih

Satu bulan setelah kematian Jocelyn. Stefan belum kembali dari melarikan diri, hal itu tentu saja membuat Chloe harus tetap bertanggung jawab atas coffee art.

Dalam waktu satu bulan selera makan Chloe juga meningkat drastis, kalau sebelumnya dia makan sehari tiga kali, sekarang sehari bisa lima sampai enam kali. Ruaaarrrr......biasah.........😂😂😂.

Tapi yang ajaib badan Chloe tidak bertambah gemuk sama sekali, hanya saja perutnya kelihatan sedikit lebih menonjol, tapi hanya S.E.D.I.K.I.T.......tolong di garis bawahi hanya sedikit, lalu kemana larinya semua makanan yang telah di hajar Chloe ? 🙄.......tanyakan pada rumput yang bergoyang.

Lalu pertanyaan berikutnya, apa Chloe tidak mengalami morning sickness ? jawabannya adalah......Chloe sama sekali tidak menunjukkan gejala seperti orang hamil muda pada umumnya, tapi Marco mengalaminya.

Setiap pagi Marco akan merasa mual dan mengeluarkan isi perutnya, dan itu sudah berlangsung sejak satu bulan terakhir.....malang sekali nasib Marco.

Untung hanya di pagi hari saja dia mual-mual.

Siang ini seperti biasa, Chloe sedang menunggu kiriman sayur asem dari rumah besar. Ya sudah dua minggu selera Chloe berubah dari ayam saos lemon menjadi sayur asem lengkap dengan sambel terasi dan ikan kering, dan kali ini harus buatan bude Asmo. Jadi setiap hari sopir dari rumah besar melakukan pengiriman spesial untuk nona kecil yang lagi ngidam ke Coffee Art.

Sementara menunggu Chloe mengerjakan pembukuan di komputer di ruangan Stefan. Jujur dia paling benci mengerjakan semua tetek bengek pembukuan, bukan karna dia tidak bisa tapi karna tidak suka, baginya ini adalah pekerjaan yang paling membosankan di dunia. Kalau di suruh milih Chloe akan lebih memilih lari marathon 50 km dari pada duduk di depan komputer memelototi angka yang membuat mata juling.

Brakkkk.....tiba-tiba pintu kantor terbuka dan sosok pria tampan berwajah pucat masuk lalu merebahkan diri di sofa.

Chloe melirik pria itu sebentar lalu matanya kembali ke layar komputer

"sayang.......beri aku pelukan" rengek pria di sofa, Chloe tidak bergeming.

"sayang......" Chloe tetap diam, konsentrasinya ada pada layar di depannya.

"sayang........" suara rengekan berulang. Chloe masih tidak bergeming.

"sayang......." rengekan semakin lebay.

"say...."

"kamu bisa diam ? aku sedang sibuk" jawab Chloe akhirnya dengan nada frustasi

"sebentar saja, cuma pelukan" kali ini suaranya sedikit manja

"orang bodoh mana yang kamu bohongi ? semalam kamu juga mengatakan hanya pelukan, tapi akhirnya kamu minta menyapa anak-anakmu" protes Chloe, tanpa mengalihkan matanya.

"serius kali ini hanya pelukan, aku butuh recharge energi" Marco bangkit dari sofa dan berjalan ke arah istrinya lalu memeluknya dari belakang.

Chloe mengabaikannya, hal itu membuat Marco tidak puas, dia memutar kursi yang di duduki istrinya lalu mencium bibir istrinya yang hendak protes.

"C......." Delfi membuka pintu tanpa mengetuk dan melihat pemandangan yang sensasional "uuppsss.......anggap saja aku gak lihat"

Chloe mendorong suaminya dan melotot memperingatkan.

"ada apa ?" tanya Chloe dengan wajah memerah karna malu.

"ada seorang ibu di bawah mau ketemu sama kamu ?" jelas Delfi

Chloe mengerutkan keningnya.

"katanya namanya bu Asih" tambah Delfi.

Bu Asih ? Chloe menoleh menatap suaminya untuk mengkonfirmasi apakah dia mengenalnya, tapi suaminya hanya membalas dengan kedikan bahu.

"ajak ke sini" kata Chloe akhirnya, Delfi mengangguk dan meninggalkan kantor.

Tak lama Delfi datang lagi dengan seorang ibu berwajah manis usianya sekitar 50an. Bajunya sopan tipikal ibu-ibu yang rendah hati dan tidak sombong.

"silakan duduk bu" Chloe mempersilakan bu Asih duduk di sofa, lalu dia dan suaminya juga menyusul duduk di sana.

"trimakasih non" ucap bu Asih tulus.

"maaf ada perlu apa ya ibu cari saya, apa kita pernah ketemu ?" tanya Chloe memulai percakapan.

Bu Asih melirik Marco yang tengah mengawasinya dengan muka datar "eh....begini non, sebelumnya perkenalkan nama saya Asih, saya asisten rumah tangga nona Jocelyn"

Mata Chloe membulat saat mendengar penuturan bu Asih, lalu dia menoleh menatap suaminya.

"pak Marco tidak kenal saya, tapi saya kenal pak Marco" jelas bu Asih ketika dia melihat Chloe menatap suaminya meminta konfirmasi. "saya pembantu di rumah nona Jocelyn, saya sudah kerja di sana sejak nona Jocelyn masih di luar negeri, tujuan saya datang ke sini adalah untuk membersihkan nama Ny. Margono"

Mata Chloe berkedip beberapa kali, mencoba memahami maksud bu Asih. Beliau mengatakan kalau dirinya pembantu di rumah Jocelyn terus kenapa dia mau membersihkan nama neneknya, apa hubungannya ?

"saya kenal dengan Ny. Margono waktu saya jadi TKW di Hongkong" Jelas bu Asih "waktu itu saya melarikan diri dari rumah majikan saya, tidak berani ke agen saya karna kalau saya ke sana pasti di bawa kembali ke sana, majikan saya galak suka main kekerasan kalau lagi marah jadi saya tidak betah"

"saya tidak punya tempat untuk tinggal selama beberapa hari, karna kartu indentitas saya semua ada di agensi, saya juga tidak punya uang, mau ngemis juga tidak berani karna kalau ketahuan sama polisi saya bisa di penjara, jadi saya tidur di bangku taman dan nyari makan di tempat sampah, ada seminggu saya hidup jadi gelandangan" bu Asih menangis saat menceritakan kisahnya, Chloe mengambil kotak tisu dan meletakkannya di depan bu Asih "terima kasih non" ucapnya tulus

"lalu suatu hari waktu saya sedang mengorek sampah di taman Ny. Margono mengamati saya dan tau kalau saya orang indonesia, lalu beliau menyapa saya dan mengajak saya nginap di apartemennya, beliau sangat baik"

"selama beberapa hari tinggal di sana Ny. Margono tidak pernah tanya alasan saya jadi pengemis di kampungnya orang, beliau dengan sabar menunggu saya cerita. Akhirnya saya menceritakan semuanya pada beliau. Mendengar penjelasan saya Ny. Margono hanya diam lalu dia mengajak saya ke agen saya....."

"saya kaget dan berpikir bahwa Ny. Margono mau menyerahkan saya kembali ke agen, tapi saya salah.....ternyata nyonya membawa saya ke sana untuk membayar pemutusan kontrak saya dan meminta semua surat-surat saya kembali bahkan beliau minta kompensasi selama saya di siksa di tempat majikan saya yang lama"

"tidak hanya itu Ny. Margono juga memasukkan saya di agen yang baru dan akhirnya saya bekerja di rumah teman nyonya yang berprofesi sebagai dokter tiongkok, dari sanalah saya tahu tentang beberapa tanaman obat dan khasiatnya"

"lima tahun lalu saya kembali ke indonesia dan kerja di rumah non Jocelyn"

"lima tahun lalu bukannya Jocelyn masih di luar negeri ?" potong Marco

"memang non Jocelyn masih di luar negeri, Ny. Jesica dan pak Surya juga di luar negeri, tapi mereka sering bolak balik indo" jelas bu Asih.

Marco menganggukkan kepalanya menyatakan di paham.

"setahun yang lalu cucu saya satu-satunya sakit, dokter bilang dia menderita kanker otak stadium 3 jadi harus cepat di operasi, tapi saya tidak punya uang, uang hasil

kerja saya selama di Hongkong sudah habis untuk berobat cucu saya sebelum di diagnosis kanker otak"

Mendengar penuturan bu Asih Chloe tanpa sadar membelai perutnya.

"anak saya juga sudah kerja mati-matian dan tetap tidak cukup untuk biaya operasi" lanjut bu Asih "lalu saya memberanikan diri untuk meminjam uang pada non Jocelyn tapi dia menolak dan menghina saya karna miskin" bu Asih menyeka air matanya.

"tapi tanpa sepengetahuan saya non Jocelyn mencari anak saya dan berjanji akan menanggung semua biaya operasi dan perawatan cucu saya asal anak saya menculik non Chloe"

Chloe kaget mendengarnya, lalu dia menoleh menatap suaminya.

"atas nama anak saya, saya minta maaf non, saya baru tahu waktu anak saya di dalam penjara"

"lalu apa hubungannya dengan nenek ?" selidik Chloe

"setelah anak saya masuk penjara saya tanpa sengaja ketemu dengan Ny. Margono di pasar, lalu beliau mengajak saya ke rumahnya, saya menceritakan semua kesusahan saya dan beliau dengan baik hati memberikan uang untuk operasi cucu saya bahkan beliau sempat beberapa kali menjenguk cucu saya"

"tapi karna sel kanker sudah menyebar, satu minggu setelah operasi cucu saya meninggal, dan ketika mendengar kabar bahwa anaknya meninggal, anak saya di dalam penjara gantung diri"

Hati Chloe terasa sakit ketika mendengar cerita bu Asih, tanpa dia sadari pipinya sudah basah.

"saya merasa sakit hati dan mulai menyalahkan diri saya dan orang-orang di sekitar saya, terlebih saya menyalahkan non Jocelyn, saya berpikir seandainya waktu itu non Jocelyn mau meminjamkan uang pasti cucu saya tidak meninggal......anak saya tidak akan masuk penjara dan mati di sana......pikiran itu terus mengakar di dalam otak saya membuat saya gelap mata"

"akhirnya setelah vonis non Jocelyn di jatuhkan saya pergi ke kediaman Ny. Margono, saya minta ramuan untuk menghilangkan rasa sakit, alasan saya untuk cucu saya, saya tidak memberitahu Ny. Margono kalau cucu saya sudah meninggal...... dan saya sangat tahu efek samping dari ramuan itu, itu lah sebabnya saya sengaja memasukkan ramuan ke dalam sup iga yang saya buat untuk non Jocelyn di penjara."

"Sebelum Ny. Jesica pergi ke luar negeri, beliau meminta saya untuk membuatkan sup iga untuk non Jocelyn dan mengantarnya ke penjara, sup itu di kirim setiap hari jumat, jadi selama beberapa bulan non Jocelyn mengkonsumsi ramuan itu dan sampai akhirnya dia meninggal bunuh diri"

Chloe diam sambil masih mengelap air mata di pipinya.

Setelah beberapa saat hening "tapi nenek mengakui bahwa dia memberikan ramuan untuk Jocelyn" kata Chloe akhirnya setelah dia merenung beberapa saat.

Bu Asih menghela nafas "memang Ny. Margono memberi saya ramuan untuk non Jocelyn, tapi itu ramuan yang berbeda.....yang nyonya berikan itu hanya akan membuat organ dalam non Jocelyn sakit sampai tidak berfungsi lagi, tapi itu membutuhkan waktu yang lama....jadi saya mengganti ramuan yang nyonya berikan. Tolong non Chloe jangan menyalahkan nyonya......nyonya sama sekali tidak bersalah atas kematian non Jocelyn, itu sepenuhnya tanggung jawab saya"

"bu Asih, ibu melakukan ini bukan karna menutupi kejahatan nenek kan ?" tanya Chloe sedikit ragu, dia merasa curiga kalau bu Asih mencoba mengambil tanggung jawab untuk menutupi kejahatan nenek sebagai balas budi.

Bu Asih menggeleng dengan kuat "tidak non, nyonya sama sekali tidak bersalah"

"lalu dari mana bu Asih tahu kalau saya mencurigai nenek ?" curiga Chloe

"waktu non datang ke rumah nyonya, kebetulan saya juga datang tepat saat non menuduh nyonya"

"mengapa bu Asih tidak menjelaskan pada saat itu ?" selidik Chloe

"jujur saat itu saya takut non" jawab bu Asih sambil menundukkan kepalanya "tapi selama beberapa minggu ini saya tidak tenang, saya merasa bersalah, saya takut kalau non Chloe akan memasukkan nyonya Margono ke penjara, akhirnya saya memberanikan diri untuk mencari non"

Chloe menghela nafas, sebenarnya dia kagum terhadap bu Asih. Di dunia ini tidak ada orang yang akan berani mengakui kejahatannya dengan ikhlas pada orang lain, tapi bu Asih melakukannya.

💕💕💕💕💕

Chloe duduk termangu di mobil, dia menatap kosong jalanan yang mulai gelap.

"masih kepikiran bu Asih ?" tanya Marco melihat istrinya tak bersuara, Chloe menjawab pertanyaan suaminya dengan helaan nafas "kamu bingung antara mau melaporkannya atau tidak ?"

Chloe menoleh menatap suaminya "kamu paranormal ya, bisa baca pikiranku" ledeknya

Marco terkekeh "aku kan belahan jiwamu"

"pffft....sejak kapan EQmu menjadi lebih baik ?" cibir Chloe

"aku orang yang cepat belajar" jawab Marco bangga

"belajar merayu perempuan maksudnya ?" sebelah alis Chloe terangkat

"satu-satunya perempuan yang aku rayu cuma kamu, itu pun bukan rayuan, tapi ungkapan isi hati" balas Marco dengan sorot mata lembut.

"bah....gombal...." cibir Chloe, dia menunduk dan memainkan ponsel, tapi semburat merah muncul di pipinya.

Ternyata Chloe malu di gombalin sama suami mesumnya pembaca....ha.....ha.....ha....

Chapitre suivant