Ou Zun sudah sangat marah sampai-sampai dia ingin merobek-robek keluarga Xin menjadi serpihan kecil-kecil. Dia menunjukkannya dengan jelas bahwa status Mu Qianxun adalah tunangannya, titik. Tapi Xin Liao malah berpikir ke arah sana kalau orang itu adalah Xin Xianglian.
Ini kesalahpahaman! Dan aku menyukai kesalahpahaman! Dan aku akan membuatmu menderita karena kekecewaan! Bagus, bagus sekali! Dan masih ada keluarga Gao, yang tanpa diduga-duga punya keberanian untuk memikirkan tentang tunanganku. Kelihatannya mereka sudah bosan hidup! Gao Wen berpikir kalau hidup ini begitu indah, berbunga-bunga dan begitu memanjakan, kan? Bagus, bagus sekali! Batin Ou Zun.
Ou Zun meremas ponsel di tangannya dan memelototi Mu Qianxun, lalu berpikir. Dia lantas menyadari kalau gadis itu tidak berdosa dan benar-benar seorang korban. Setelah berpikiran begitu, raut wajahnya pun jadi sedikit membaik.
Lantas, Ou Zun menarik Mu Qianxun ke dalam pelukannya selama beberapa menit, menempelkan sebuah ciuman lembut di dahinya dan membelai-belai rambut panjangnya. "Anak manis, nantinya kamu akan memiliki Tuan Muda ini. Dan Tuan Muda ini pasti akan membuatmu menjadi wanita paling terhormat di ibu kota! Dan juga akan membuat semua orang iri padamu."
Mu Qianxun bisa merasakan jantung Ou Zun yang berada di dalam rongga dadanya terasa begitu panas dan berdetak dengan ritme konstan. Rasa-rasanya dia seperti mendengar suara hatinya, yang berpindah dari dalam tubuh pria itu ke dalam tubuhnya. Benar-benar menakutkan.
Dan pada momen ini, Mu Qianxun mengangkat kepalanya namun masih tidak bisa melihat ke dalam pupil mata Ou Zun yang berwarna hitam. Tiba-tiba saja muncul kilatan sinar redup di dalam matanya dan juga goresan senyuman muram di sudut bibirnya.
Kedua orang itu tampak kelelahan selama beberapa saat di atas sofa dan atmosfer di sekitar mereka jelas-jelas terlihat begitu banyak membaik.
Langit pun juga berangsur-angsur menggelap. Ditengah-tengah kegiatan itu, Ou Zun menarik keluar ponselnya dan tampak mengirim sesuatu. Lalu, tidak beberapa lama kemudian dia menerima sebuah telepon. Setelah mengangkatnya, dia pun mengeluarkan suara tawa dan berkata, "Aku akan segera ke sana."
Ou Zun kemudian berkata pada Mu Qianxun, "Aku akan pergi keluar sebentar dan kamu tidak boleh mengacau, ya."
Mu Qianxun menjawabnya hanya dengan menganggukkan kepalanya beberapa kali.
Ou Zun berjalan menuju lantai atas hingga kemudian terpikirkan sesuatu dan berbalik kembali. Dia lantas mengangkat ponsel Mu Qianxun yang berada di atas meja dan cepat-cepat menekan layarnya selama beberapa saat.
"Selanjutnya, aku akan mengecek ponselmu secara berkala," tutur Ou Zun.
Mu Qianxun memutar matanya. Namun, beruntungnya kehidupannya itu begitu tenang dan dia tidak merasakan adanya suatu hal pun yang tak boleh diketahui oleh Ou Zun. Kalau ingin mengecek, ya silahkan cek saja, batinnya.
Mu Qianxun menunggu Ou Zun sampai di lantai atas, kemudian baru mengecek ponselnya. Dan ternyata pria itu memasukkan nomor Gao Wen ke dalam daftar blacklist, bahkan juga menghapus pesan-pesan singkat yang berisi bujuk rayu gombalan yang dikirimkan pria itu padanya.
Melihat tingkah laku pria itu, Mu Qianxun tersenyum tipis. Dia berpikir kalau Ou Zun memang benar-benar seorang pria yang aneh.
"Mu Qianxun!" Tiba-tiba saja, dari lantai atas terdengar ledakan teriakan keras Ou Zun.
Mu Qianxun pun tiba-tiba merasakan ledakan energi manusia yang begitu besar seolah-olah itu adalah manusia separuh harimau. Biasanya Ou Zun memanggilnya dengan penuh kehangatan semacam 'anak manis' atau 'sayang', tapi saat pria itu memanggilnya 'Mu Qianxun', berarti menunjukkan bahwa...
Teringat akan sesuatu, Mu Qianxun menepuk jidatnya keras-keras. Sial! Umpatnya dalam hati. Sepertinya dia melupakan peribahasa 'membakar mayat untuk menghilangkan bukti'.
Mu Qianxun lantas mendapati Ou Zun yang tengah berdiri di lantai dua dengan mengenakan celana pendek, memasang wajah pucat dan memelototinya. Tangannya tengah memegang sebuah botol yang telah kosong. Dia kelihatan sangat marah sampai-sampai paru-parunya seperti nyaris meledak.
"Sudah berapa kali kubilang padamu, tidak boleh meminum cola!!"
Ou Zun yang tampak sangat marah membuat Mu Qianxun menyusutkan lehernya. Dia lantas memasang segurat senyum yang menampakkan gigi gingsulnya. "Itu… Lain kali aku tidak akan begitu lagi."
Mendengar ucapan itu, si Buddha raksasa alias Ou Zun yang ada di lantai atas pun meledak lagi, "Masih ada yang 'lain kali'?!"
Wajah Mu Qianxun pun memerah karena malu dan dia pun cepat-cepat berkata manja seperti anak kecil, "Oke, oke! Aku tidak akan minum lagi!"
Orang ini, Ou Zun, begitu suka meluruskan kehidupan wanita yang sedang dikejarnya. Orang-orang generasi kedua dari keluarga besar seperti pria itu, tampaknya tidak bisa memahami kebahagiaan yang bisa didapatkan dari minuman berkarbonasi semacam cola ini.
"Kalau sampai kamu membuatku mendapatimu lagi meminum minuman yang semacam ini, aku akan meremasmu hingga hancur berkeping-keping seperti aku meremas botol ini hingga hancur", kata Ou Zun dengan marah.
Setelah itu, botol plastik yang ada di tangan Ou Zun pun langsung diremukkan seperti barang rongsokan.
Uh… Ou Zun begitu menakutkan, pikir Mu Qianxun.