Shen Fanxing menatap senyum di wajah Xu Qingzhi terpaku sejenak. Kemudian ia sahabatnya itu tersenyum masam.
"Aku sedang bersedih. Tapi daripada aku menangis histeris, bagaimana kalau… bagaimana kalau kita curhat dengan cara lain…?" Suara Xu Qingzhi terdengar berangsur-angsur terbata-bata. Air matanya mengalir tanpa peringatan sebelumnya, menetes menyentuh lantai dan memercikkan setetes air. Ia pun segera menutupi matanya dan berkata, "Benda ini… terkadang tidak suka mendengarku."
Kelopak mata Shen Fanxing turut memerah karenanya. Apa air mata akan berhenti jika kita menginginkannya berhenti? Ia maju dan memeluk tubuh Xu Qingzhi. Ia menggigit bibirnya erat, sekuat tenaga untuk mengendalikan perasaannya sendiri.
"Fanxing, menurutmu apa dia ketinggalan pesawat, jadi harus pulang dengan penerbangan selanjutnya? Tapi, bukannya seharusnya dia mengabariku? Entah mungkin hanya sebatas pesan singkat juga tidak apa…"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com