Qiao Mianmian tidak bisa menarik pintu mobil. Ia menggigit bibirnya, menoleh dengan marah, dan memelototi Mo Yesi. "Buka pintunya. Aku ingin turun."
Mo Yesi mengerutkan bibirnya, "Kalau begitu, cium aku dulu. Setelah itu, baru aku akan membiarkanmu keluar dari mobil."
Mo Yesi terus menggoda Qiao Mianmian hingga wanita kecil itu kesal. Ia pun dengan marah berkata, "Aku tidak—"
Sebelum Qiao Mianmian sempat mengucapkan kata terakhir, pria itu menariknya ke dalam pelukannya. Mo Yesi menunduk dan mencium Qiao Mianmian dalam-dalam. Ia mencubit dagu Qiao Mianmian dan mengangkat wajahnya. Lalu, ia menjilat napas manis Qiao Mianmian di antara bibir dan giginya dengan sembarangan.
Gadis di pelukannya itu rasanya begitu manis. Awalnya, Mo Yesi hanya ingin merasakannya. Namun, setelah berciuman, ia menjadi sedikit lepas kendali.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com