webnovel

132 - Bomber Part 1

Readers, Happy Merry Christmas 2021 and Happy Reading 💕

Lucia : Lalu sejak kapan kau berada di sini? Setahuku tidak ada kartu yang bisa mengubah pemain menjadi transparan, apa ini kekuatan Nenmu? Dan siapa kau? Jika berbohong atau tidak menjawab, maka bersiaplah untuk mati!

Pemuda tampan itu tampak kebingungan dengan pertanyaan beruntun Lucia.

Kaname : Pe-perkenalkan namaku Kaname Wright. A-aku sejak awal hanya mengikuti Killua-kun.

Lucia : Hah?! Mengikuti oniichan?!

Lucia masih bertanya-tanya di dalam pikirannya, karena tidak ada karakter bernama Kaname Wright di dalam cerita Hunter x Hunter. Kaname mulai panik melihat reaksi Lucia. Pedang darah Lucia semakin mendekati lehernya.

Meskipun air keringat bercucuran pada dahinya, Kaname berusaha untuk kelihatan setenang mungkin. Killua mendekat dan mengesampingkan pedang Lucia.

Killua : Luci, tenanglah sepertinya aku mengenalnya.

Gon : Kaname-san, kenalannya Killua ya?

Killua : (Kaname Wright... Namanya sepertinya tidak asing.)

Kaname : Jadi itu... (merasa ragu) Ki-killua-kun, apa kau ingat padaku? (berharap)

Killua : Iya, kimi dare? (Tidak, kau siapa?)

KRAK. Seolah-olah terdengar suara hati Kaname yang retak menjadi dua bagian. Kaname masih berusaha untuk mengembalikan ingatan Killua mengenai dirinya.

Kaname : Jadi, aku dan Killua-kun pernah bertemu di Arena Surga sewaktu berumur 6 tahun. Sejak itu aku selalu mengagumi Killua-kun. Kumohon percayalah!

Killua : Oh! Kau bocah waktu itu ya?

Kaname : Be-benar. Hehe (merasa malu)

Lucia sedikit menjauhkan pedang darahnya dari leher Kaname. Kaname tersenyum lega.

Killua : Lalu kenapa kau mengikutiku?

Kaname : Emm itu... Sebenarnya beberapa hari yang lalu di kota Yorknew, aku tidak sengaja melihat Killua-kun sedang jalan-jalan, terus dari sana aku selalu mengikutimu.

Killua sedikit terkejut karena dia jelas tidak merasakan ada Kaname di sekitarannya.

Kaname : Sebenarnya Killua-kun bisa merasakan keberadaanku, namun jika aku berjarak lebih dari 2 meter, Killua-kun pasti merasakan kalau lagi di tatap, tapi dengan Nen transparanku ini dan aku yang selalu berada 50 cm di dekatmu, ini sama dengan titik buta. (Maaf, Killua-kun, sejujurnya dengan Nen transparanku ini, sebenarnya selama 3 hari yang lalu sampai hari seleksi pemain, aku sudah beberapa kali melecehkan Killua-kun tanpa Killua-kun sadari sih. Hehe..) *tersipu malu*

Killua langsung merinding dan memikirkan betapa dekatnya Kaname selama ini dengannya. Lucia yang berdiri di belakang Kaname dan bisa mendengar semua isi hati Kaname sedang menatap dingin menyeramkan ke arahnya. Akan tetapi, tatapan itu tidak di sadari sedikit pun oleh Kaname yang tidak peka sama sekali.

Gon : Wah!! Kaname-san hebat ya.

Lucia : Tidak. Singkatnya bocah ini tidak memiliki maksud jahat ataupun aura jahat, makanya kita tidak bisa mendeteksi keberadaannya.

Killua : Oh, souka (Oh, begitu, kah?) (Benar juga ya.)

Kaname : Namun, maaf juga karena sudah secara diam-diam mengikuti Killua-kun.

Gon : Kau penggemar Killua ya?

Killua : Gon, apa-apaan kau?!

Killua tiba-tiba mukanya sedikit memerah.

Kaname : Anu, 6 tahun lalu di Arena Surga, Killua-kun pernah membantuku, kalau tidak ada dia, mungkin waktu itu aku sudah mati dan sekarang tidak berada di sini.

Lucia : (Hmmm.. Tapi jelas sekali dia ini benaran karakter baru, apa karena kejadian di kota Yorknew dan aku terlalu banyak ikut campur di dalam cerita aslinya, sehingga history di dunia Hunter ini bergeser ya?)

Kaname : A-aku, aku ingin bergabung dengan team kalian, onegai shimasu (please)!!! (sambil membungkukkan badannya)

Gon : Tentu saja boleh. Iya kan, Killua? Lucia?

Killua : Terserah. Selama tidak merepotkan ya sudah.

Seketika Kaname langsung tersenyum senang. Namun, Killua masih merasa ragu, dia berpikir lebih bagus Kaname mengikutinya secara terang-terangan.

Lucia : Yah, kalau oniichan tidak keberatan sih, aku tidak masalah. Tapi...

Gon : Tapi?

Lucia tidak melanjutkan kata-katanya. Dia yang masih waspada dan tidak begitu suka dengan kehadiran Kaname pun hanya menatap Kaname dengan sinis dan tajam.

Lucia : Tidak apa-apa (tersenyum)

Gon : Baiklah. Kalau begitu, ayo kita lanjut jalan!

Lucia : "Kau boleh ikut bergabung dengan kami, tapi kau masuk ke dalam pengawasanku. Jika kau terlihat mencurigakan atau merugikan sedikit saja, maka SE.LA.MAT TING.GAL. Mengerti?!"

Lucia sengaja melanjutkan kata-katanya dengan menggunakan telepatinya hanya khusus bisa di dengar oleh Kaname saja. Lucia tersenyum mengancam yang cukup menyeramkan. Kaname hanya bisa mengangguk lalu tersenyum takut.

Kaname : (Kowai... (Dia menakutkan.))

Setelah itu, mereka berempat melanjutkan perjalanan mereka untuk mencari kota terdekat. Di sepanjang perjalanan, Lucia yang berjalan di belakang mereka bertiga terus memerhatikan Kaname dalam keadaan diam.

Lucia terus berpikir kenapa karakter baru seperti Kaname Wright ini bisa muncul di dunia Greed Island, dia berusaha mengaitkan apakah ada kaitannya dengan Chimera Ants yang karakter bunglon itu, karena Nen mereka hampir mirip.

Lucia : (Jangan-jangan dia bakalan mati saat di Chimera. Yah, itu bukan urusanku sih.)

Gon : Ah! Mite! Machi da! (Ah! Lihat! Itu kota!)

Lucia : (Akhirnya sampai juga di kota Antokiba. Aku harus segera menemukan 3 parasit bomber dan memusnahkan mereka secepatnya sebelum mereka berkembang biak dan merepotkan Gon dan Killua. Seingatku mereka akan muncul di kota ini.)

Gon, Killua, Kaname dan Lucia menuruni bukit dan mereka pun tiba di kota Antokiba. Lucia menjelaskan secara singkat, jika kota Antokiba ini disebut kota berhadiah. Karena kota ini menawarkan berbagai macam hadiah jika setiap pemain dapat berhasil menyelesaikan tugas pada selembaran brosur-brosur yang tertempel di sepanjang dinding jalan kota Antokiba.

Gon : Uwaa, kotanya ramai sekali.

Killua melihat spanduk besar yang terpajang di depan pintu gerbang, spanduk itu bertulisan "Selamat datang di kota Antokiba, kota Hadiah."

Killua : Hee, sesuai dengan nama kotanya, banyak sekali brosurnya.

Gon dan Killua memerhatikan brosur-brosur yang tertempel pada dinding bata.

Gon : Kurasa kita bisa mendapatkan beberapa item dari pekerjaan ini...

Killua menunjuk satu brosur.

Killua : Ini...

Gon melihat ke arah satu brosur yang ditunjuk oleh Killua. Pada brosur tersebut tertulis :

"Kehilangan anjing. Bagi yang menemukan akan mendapatkan hadiah patung terkutuk dewi keberuntungan dan uang sebesar 10.000 jenni."

Gon : Ah! Anjing putih dengan mata hitam yang di tangkap sama Kaname-san!

Beberapa saat yang lalu, di sepanjang perjalanan menuju kota Antokiba, Lucia meminta tolong (lebih tepatnya memaksa) Kaname untuk menangkap seekor anjing putih yang pada satu mata anjing itu terdapat sebuah lingkaran berwarna hitam seperti panda.

Lucia memanfaatkan kekuatan Nen transparannya Kaname untuk menangkap anjing putih itu karena anjing putih itu sangat sensitif terhadap suara maupun gerakan dan akan langsung kabur jika merasa ada seseorang yang mau menangkapnya secara terbuka.

Lucia : Aku akan pergi menukar anjing ini dulu. Kalian ke sanalah sebentar, lihat ada apa (sambil menunjuk ke arah kerumuman orang-orang yang sedang berkumpul di depan papan besar) Setelah selesai menukar hadiah, aku akan menyusul kalian.

Gon : Kalau begitu, ayo kita ke sana, Killua, Kaname-san!

Killua : Oke.

Kaname : Ya.

Kaname memberikan anjing tersebut kepada Lucia, lalu segera menyusul Killua dan Gon yang sudah berjalan ke tempat kerumuman orang-orang. Lucia mengambil selembaran brosur anjing yang tertempel di dinding bata dan berpisah dari Gon, Killua dan Kaname.

Killua : "Jadwal turnamen bulanan Antokiba."

Killua membaca judul papan pengumuman.

Gon : Ada turnamen gunting batu kertas untuk bulan September.

Killua : Tapi di game ini tidak mungkin sekarang bulan September, kan?

Gon : Begitu, kah? Bagaimana menurutmu, Kaname-san?

Kaname : Eh? Hm, mungkin sama. Tapi bagaimana kalau coba bertanya pada orang lain?

Gon yang setuju langsung bertanya pada orang lain yang berada di sampingnya. Ternyata waktu, tahun, bulan dan tanggal di game sama dengan waktu di dunia nyata yaitu tanggal 11 September.

Gon : Ternyata sama ya.

Kaname : Wah, iya sama.

Killua : Iya. Lalu?

Mereka bertiga saling bertatapan sejenak. Lalu kembali melihat ke arah depan. Killua membaca keterangan lebih lanjut.

Killua : Katanya diadakan setiap bulan pada tanggal 15. Lalu hadiah terbesar untuk bulan September adalah pedang kebenaran.

Gon : Apa itu adalah item kunci?

Killua : Mungkin.

Gon : Turnamennya akan dimulai 4 hari lagi, mau mencobanya? (menyeringai)

Killua : Tentu saja! Kalau itu permainan gunting batu kertas, maka semua orang akan memiliki kesempatan itu! (menyeringai)

Kaname : (Aku akan memenangkan turnamennya, lalu hadiahnya akan kuberikan untuk Killua-kun!)

Gon : Kalau gitu selama menunggu turnamen, ayo kita mengumpulkan hadiah lainnya sebanyak mungkin! (menyeringai)

Killua : Setuju! (menyeringai)

Tiba-tiba terdengar suara perut Gon berbunyi cukup keras. Kaname dan Killua melihat ke arah Gon. Gon tersipu malu sambil ketawa kecil dan mengangkat tangannya ke kepalanya dan

mereka bertiga pun tertawa bersama.

Killua : Ayo kita cari makan dulu. Aku juga lapar. Setelah makan, kita kumpulkan informasi ya!

Gon : Oke!

Kaname : Anu...

Refleks Killua dan Gon melihat ke arah Kaname. Kaname mengeluarkan sebuah kotak yang cukup besar dari dalam tasnya. Dia membuka penutup kotak tersebut.

Kaname : Jika tidak keberatan, aku punya sedikit makanan untuk menganjal perut. Sayang kalau dibuang (tersipu malu)

Gon : Wah, kelihatannya enak!

Killua : Onigiri** ya?

(**nasi kepal atau makanan berupa nasi yang dipadatkan sewaktu masih hangat sehingga berbentuk segitiga, bulat, atau seperti karung beras.)

Mereka bertiga langsung makan dengan lahap. Akan tetapi, Gon dan Killua yang masih belum merasa kenyang pun masuk ke dalam cafe yang ada di dekat papan pengumuman dan langsung memesan dua porsi pasta berukuran super duper jumbo. Sedangkan Kaname yang menemani Gon dan Killua hanya memesan segelas minuman bersoda.

Koki restoran : Silakan dua porsi pasta berukuran super duper jumbo. Jika dalam 30 menit, anda berdua bisa menghabiskannya, maka gratis! Selain itu, anda berdua juga akan kuberi hadiah tambahan yaitu kartu "gargida." Kalau begitu, START!

Killua : Hey, pak tua (sambil menyeruput pasta)

Koki kucing : Ya?

Killua : Kira-kira berapa banyak orang yang mengikuti kompetisi turnamen bulanan? (sambil mengunyah pasta)

Koki kucing : Nyahahaha.. Jika anda punya waktu untuk berbicara, lebih baik anda makan saja lebih cepat (tersenyum ramah)

Gon : Beritahu kami! (sambil mengunyah pasta)

Koki kucing : Yah, itu berbeda setiap bulan. Kadang-kadang 10 orang yang berpartisipasi, bisa juga lebih atau kurang dari itu. Namun, pada bulan September tidak ada kesempatan bagi setiap orang untuk menang, jadi lebih dari 1000 orang bersaing.

Kaname : (Sepertinya sulit untuk menang, tapi demi Killua-kun aku akan berusaha menang! Dengan begitu, aku bisa lebih dekat dengannya. Hehe..)

Wajah Kaname langsung sedikit memerah karena membayangkan kedekatannya dengan Killua, dia juga sedikit salah tingkah sendiri dan karena takut ketahuan oleh Killua, dia langsung berpura-pura minum, lalu sedikit melirik ke arah Killua. Tampak Killua hanya fokus makan sambil mendengar perkataan koki kucing.

Killua : Hee, kesempatannya 1 : 1000 ya?

Gon : Lalu siapa orang yang paling berpengetahuan di kota ini?

Koki kucing : "Berpengetahuan"? Apa itu?

Seketika itu, Kaname, Gon dan Killua langsung dibuat bengong sejenak oleh jawaban koki kucing. Kemudian, tidak sampai 20 menit, Gon dan Killua berhasil menghabiskan pasta berukuran super duper jumbo. Koki kucing dan para pelayan kucing lainnya saling bertepuk tangan sambil memuji dan tertawa senang.

Kaname : Uwaa, Killua-kun keren! (mata berbinar-binar dan ikut bertepuk tangan)

Koki kucing : Aya! Anda berdua sungguh luar biasa! Karena anda berdua telah berhasil menyelesaikan dalam waktu 13 menit, maka pasta ini gratis! Selain itu, anda berdua juga akan mendapatkan hadiah. Mohon tunggu sebentar!

Gon : Rasanya ada yang aneh ya, kenapa paman (koki kucing) itu tidak mengerti arti "berpengetahuan"? Apa paman itu kekurangan kosakata ya?

Killua : Bukan. Kita ini kan di dalam game, jadi pak tua itu hanya karakter di dalam game.

Kaname : Mungkin semacam NPC gitu ya?

Gon : Eh, begitu ya...

Killua : Lalu karena hanya karakter di dalam game, dia hanya bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tertentu saja. Lalu untuk pertanyaan lain yang tidak ada kaitannya dengan kemampuan karakter, maka dia akan menjawab "apa itu?"

Gon : Kalau begini kita tidak dapat informasi mengenai turnamennya ya. Apa yang harus kita lakukan?

Killua : Yah, mungkin kita bisa mencoba untuk bertanya pada setiap orang di dalam kota ini.

Gon : Eh?! Kenapa game sesulit itu?!

Killua : Bukankah semua game RPG memang selalu begitu?

Kaname hanya bisa tersenyum melihat reaksi Gon. Lalu tidak lama kemudian, koki kucing itu muncul dengan membawa dua buah kartu sebagai hadiah.

Koki kucing : Maaf lama menunggu. Ini dia dua kartu "gargida."

Kaname melirik kartu di tangan Killua.

Killua : Hm, 1217 dan F - 185 ya.

Gon : Sepertinya kartu ini berbeda ya dengan kartu "return" yang kita terima sebelumnya dari Lucia. Ini kartu apa ya?

Kaname : Apa kegunaan dari kartu itu?

Koki kucing : Oh, jadi kalian ini pemula ya? Apakah kalian orang luar?

Gon : Un! (Ya!)

Koki kucing itu langsung sedikit menjelaskan kartu yang barusan diterima Gon dan Killua.

Koki kucing : Angka "1217" di sebelah kiri atas itu adalah nomor kartu. Lalu huruf "F" di sebelah kanan atas itu adalah tingkat kesulitan kartu yang didapatkan.

Killua : Sejenis level kartu ya?

Koki kucing : Ya, benar! Ada 10 tingkat level dan F adalah ketiga dari bawah. Lalu angka di samping hurufnya "185" adalah batasan kartu maksimum.

Gon : Jadi, itu artinya...

Killua : Ini hanyalah item jelek ya. Sial! (menahan emosi)

Kaname tersenyum kaku saat mendengar keluhan Killua. Lalu, Killua dan Gon hendak keluar dari restoran, akan tetapi langsung dihentikan oleh koki kucing itu.

Koki kucing : Tunggu sebentar!

Gon dan Killua : Huh?

Koki kucing : Pastanya memang gratis tapi tiga minuman bersoda yang anda pesan tidak. Total harganya 1530 jenni.

Kaname langsung buru-buru merogoh tasnya untuk mencari uang.

Killua : Oh, begitu ya. Baiklah, ini aku bayar pakai 10.000 jenni.

Killua langsung mengeluarkan uang sebesar 10.000 jenni dari sakunya. Namun langsung di tolak sama koki kucing itu.

Koki kucing : Apa itu?

Killua : Eh? Ini uang, kan.

Koki kucing itu langsung mengeluarkan sebuah kartu sebagai contoh uang di dunia Greed Island. Gon, Killua dan Kaname pun terbengong sejenak melihat kartu "uang" itu. Pada kartu tersebut tertulis 10.000J, lalu dengan angka di samping kiri atas "607" dan tingkat level "H - ∞."

Koki kucing dan para pelayan kucing lainnya menunjukkan wajah sangar menyeramkan. Koki kucing mengatakan jika tidak bisa membayar minuman mereka, maka mereka harus bekerja di dapur selama 3 jam sebagai tukang cuci piring atas bayaran minuman mereka.

Lucia : Ah, ternyata kalian di sini ya. Aku cari dari tadi.

Tampak Lucia muncul di ambang pintu cafe. Killua, Gon dan Kaname menoleh dan merasa lega. Dengan gerakan cepat, Killua langsung berjalan ke arah Lucia lalu memegang kedua bahu Lucia. Lucia tampak kebingungan.

Lucia : Eh? Ada apa?

Killua : Luci, uang! Kau punya, kan?

Lucia : . . . . . Ha?

Setelah dijelaskan secara jelas, singkat dan padat. Lucia akhirnya membayar minuman Gon, Killua dan Kaname. Setelah itu, mereka berempat keluar dari cafe itu. Koki kucing dan para pelayan kucing lainnya tersenyum ramah sambil melambaikan tangan mereka dan mengucapkan terima kasih lalu berkata, "Nanti datang lagi ya!"

Lucia : Pffft. Dasar! Aku pikir kenapa tiba-tiba wajah oniichan memucat dan para kucing itu marah. Ternyata... Hahahaha...

Killua : Jangan ketawa! Lagian yah, mana aku tahu uang di sini berbeda dengan uang di dunia nyata.

Lucia semakin terkekeh saat melihat Killua sedang membela dirinya sekuat tenaga. Killua semakin cemberut. Kaname tersenyum lebar di samping Gon. Dia merasa senang karena bisa melihat ekspresi Killua yang menurutnya itu langka. Sedangkan Gon hanya bisa tersenyum.

Kaname : Anu, terima kasih banyak, Lucia-san. Aku akan membayarmu nanti.

Gon : Aku juga. Terima kasih, Lucia. Nanti kalau aku sudah mendapatkan kartu "uang," pasti kubayar!

Lucia : Tidak perlu.

Kaname : Eh?

Gon : Mana boleh begitu!

Lucia : Kalau begitu sebagai gantinya, aku ingin kalian belajar Nen dengan seseorang.

Gon : Seseorang, siapa?

Lucia : Kalian akan segera tahu dan bertemu dengannya nanti. Belajarlah yang banyak darinya supaya kalian bisa menjadi lebih kuat! Lalu khusus untuk Gon, kau harus menyelesaikan game ini secepatnya. Itu sebagai bayaran kalian ya. Ah, ini berlaku untuk oniichan juga ya!

Killua : Kau ini sama keluarga sendiri pelit ya!

Lucia hanya tersenyum.

Gon : Lucia, bagaimana cara mendapatkan uang di dunia ini?

Lucia : Hm, kalian bisa membawa item yang tidak berguna dalam bentuk kartu atau pun tidak ke toko perdagangan, mereka akan menukarkannya dengan uang.

Killua : Oh, seperti anjing putih itu?

Lucia : Benar.

Gon : Begitu ya... Nanti tunjukkan cara dan tempatnya ya.

Lucia : Oke.

Tiba-tiba terdengar suara ledakan cukup besar dan jeritan orang-orang. Seketika itu orang-orang pada mulai berkumpul di tempat kejadian. Lucia yang teringat dengan kejadian ini pun tersenyum licik. Gon, Killua, Kaname dan Lucia pun langsung pergi ke arah kerumuman orang-orang berkumpul untuk melihat kejadian tersebut.

Orang 1 : Apa itu?

Orang 2 : Apa yang terjadi?

Gon dan Killua terkejut karena mengenali pemain yang mendadak mati akibat ledakan di perut yang barusan terjadi.

Orang 3 : Kejam sekali...

Orang 4 : Dia pemain baru, kan?

Kaname : Dia...

Lucia : Kalian bertiga tampak terkejut. Kalian mengenali pemain itu?

Killua : Dia kan salah satu pemain yang memasuki game ini dengan kami hari ini.

Gon : Tidak ada yang salah dengan dia beberapa saat yang lalu, kan?

Kaname : Aku sempat melihat dia pada saat kita melihat jadwal pengumuman turnamen bulanan. Dia juga ada di sekitar situ dan terlihat baik-baik saja.

Killua langsung bertanya pada orang di sampingnya.

Killua : Nee, nani ga atta? (Hei, apa yang telah terjadi?)

Orang 5 : Tubuhnya meledak tiba-tiba. Seperti "BUM!" dari dalam dirinya.

Gon mulai merasa khawatir. Matanya sedikit bergetar.

Gon : (Padahal ini masih beberapa jam sejak kami memasuki game ini, tapi sudah ada korban. Mayat yang luar biasa di depanku ini, entah kenapa aku merasa dunia ini tidak seperti di dalam game sama sekali. Sebuah game, di mana kau benar-benar mengalami kehidupan yang dapat mengancam jiwa. Di atas semua itu, Ging yang membuatnya!)

Lucia : (Tampaknya Gon sudah mulai menyadarinya. Hihi..)

Lucia tersenyum licik cukup lebar. Dia melihat ke sekelilingnya.

Lucia : (Ini sungguh menarik. Sepertinya bomber sudah mulai bergerak. Mereka pasti masih ada di sekitar sini. Di mana ya mereka? Aku harus segera menghabisi mereka sebelum terjadi lebih banyak korban lagi.)

Tiba-tiba tubuh mayat itu mengeluarkan cahaya keemasan menandakan waktunya telah time out. Seketika itu juga, pemain itu langsung menghilang tanpa jejak.

Gon : Kieta (Dia menghilang.)

Killua : Genjitsu no sekai ni modotta (Dia kembali ke dunia nyata.)

Lucia : Geemu oobaa. Tsumari, shinda (Game over. Dengan kata lain, dia sudah mati.)

Gon sedikit tersentak kaget mendengar kata-kata Lucia. Refleks Gon, Killua dan Kaname melihat ke arah Lucia yang tidak melihat ke arah mereka.

Kaname : Pria itu mati apa karena kartu sihir ya?

Tiba-tiba seorang pria muncul dari belakang. Pria itu adalah Nickes, salah satu pemain veteran yang mengawasi para pemain baru terutama Gon dan Killua yang tiba pada hari ini.

Nickes : Jangan khawatir. Mantra sihir semacam itu tidak ada di dalam game ini. Pria itu mati karena dilakukan dengan kekuatan Nen yang dimiliki oleh beberapa pemain tertentu saja.

Killua : Apa itu berarti pemain saling membunuh?

Gon sedikit terkejut. Dia merasa semakin khawatir.

Gon : Saling membunuh... (bergumam)

Lucia : Naruhodo ne... Bomaa ka. Hihi.. (Ternyata begitu ya... Bomber, huh? Hihi..) *tersenyum licik sangat lebar*

Nickes sedikit tersentak kaget. Refleks Gon, Killua, Kaname dan Nickes melihat ke arah Lucia.

Nickes : Kau tahu tentang bomber?

Lucia : Tidak.

Nickes : Lalu kenapa kau bisa mengatakan hal itu?

Lucia : Ah, itu karena paman sendiri yang mengatakannya, bukan?

Nickes : (Aku yang mengatakannya?)

Lucia hanya tersenyum melihat kebingungan Nickes.

Lucia : (Tentu saja kau mengatakannya di dalam pikiranmu sendiri. Hihi..)

Killua yang mengerti pun tersenyum.

Killua : (Ah, sepertinya Luci telah membaca pikiran orang itu.)

Gon : Hei, apa itu bomber?

Lucia : Paman bisa jelaskan lebih lanjut? (tersenyum)

Nickes : Mereka adalah pemburu pemain. Kebanyakan target mereka adalah pemain pemula seperti kalian ini. Kalian tahu kan di dalam dunia game ini ada batasan setiap kartu.

Gon : (Ah, batasan kartu maksimum seperti yang dijelaskan sama paman kucing itu ya.)

Nickes : Setiap kartu langka hanya ada sedikit peluang yang akan kau peroleh karena meningkatnya jumlah pemain.

Killua : Berarti itu artinya jika semakin sedikit pemain, maka lebih banyak kesempatan untuk mendapatkan kartu, kan?

Nickes : Begitulah. Sisanya akan kujelaskan lebih, jika kau tertarik mari ikuti aku.

Senyuman licik Lucia semakin mengembang.

Lucia : Hmm, sebelum itu apa tujuanmu yang sebenarnya sampai menemui kami secara tiba-tiba begini dan anehnya dengan berbaik hati ingin menjelaskan tentang bomber?

Nickes mengatakan kalau dia dan teman-temannya yang sesama pemain veteran lainnya sedang mengumpulkan para pemain pemula untuk membuat sebuah team supaya dapat memainkan game ini karena selain terkenal mengerikan dan menjengkelkan, game ini juga sangatkah sulit untuk dimainkan.

Dia juga mengatakan kalau teman-temannya cukup tahu bagaimana cara menyelesaikan game Greed Island ini, bagaimana cara menggunakan mantra sihir dan mendapatkan kartu mantra sihir beserta mendapatkan berbagai informasi lainnya. Tentunya akan membahas bomber secara mendetail.

Meskipun ada rasa curiga, akan tetapi karena rasa penasaran dan juga mempunyai rasa sedikit ketertarikan, Gon, Lucia dan Killua menyetujui tawaran Nickes dan langsung mengikutinya ke tempat berkumpulnya para pemain pemula.

Lucia : (Ketemu. Hihi.. Tanpa bersusah payah mencari, akhirnya aku menemukan kalian, bomber.)

-Bersambung-

Chapitre suivant