webnovel

Penyesalan Selalu Belakangan

Gimana ceritanya masih mau dipanjangin apa di bikin pendek?

Kayak sinetron aja, Thor!

Hehehe...author terserah order aja

Mampir lagi ya di Kekasih Gelapku Side Story...

_________________________________________________________________________________________

Revan menatap wajah Angel dengan tajam dan penuh kemarahan.

" Pulang!" kata Revan.

" Kamu membela jalang itu?" tanya Angel marah.

" What?" teriak Selina.

" Diam!" teriak Revan keras dan Angel tersentak kaget mendengar suara menggelegar Revan.

" Kita pulang, Nyonya!" ajak Jim.

" Tidak! Aku tidak akan mengalah dengan jalang itu!" teriak Angel menunjuk ke arah Selina.

" Jim! Bawa dia!" teriak Revan lagi.

" Iya, Bos!" jawab Jim lalu membawa Angel dengan paksa.

" Revan! Aku tidak akan pernah mau dimadu! Aku akan membunuh wanita itu! Revan!" teriak Angel marah-marah.

" Sorry, Lin! I'm really sorry! Aku nggak tahu jika dia bisa bersikap kasar seperti itu!" kata Revan menyesal dan malu.

" Sejak kapan kamu menikah?" tanya Selina kecewa.

" Sudah beberapa bulan yang lalu!" jawab Revan.

" Meskipun aku kecewa, tapi selamat, Rev! Aku ikut bahagia!" kata Selina dengan mata berkaca-kaca.

" Jangan seperti ini, apa kata Val nanti kalo dia melihatmu menangisiku!" kata Revan.

" Pria bodoh itu! Kenapa aku harus benar-benar jatuh hati padanya? Yang dilakukannya hanya membuatku sakit dan marah saja!" kata Selina.

" Hahaha! Dia sebenarnya pria yang baik dan setia!" kata Revan membela sepupunya itu.

" Jangan membelanya! Kalian para pria selalu menganggap itu biasa dan boleh!" kata Selina kesal.

" Kita masuk dulu! Tidak enak dilihat banyak orang!" ajak Revan.

" Tapi istrimu..."

" Jim akan menjelaskan semua!" jawab Revan.

" Kalo dia tidak percaya dan ingin menceraikanmu?" tanya Seline sambil berjalan mengiringi langkah Revan masuk ke dalam resto.

" Jangan berpikir terlalu jauh! Memang siap yang mau bercerai denganku?" tanya Revan penuh percaya diri.

" Kamu benar! Mana ada istri yang mau bercerai jika kamu suaminya!" kata Selina sedih.

" Ayolah, Lin! Mana Selina yang dulu aku kenal?" kata Revan.

" Dia sudah hilang bersama dirimu!" sahut Selina menatap mata Revan sendu.

" Kamu hanya terobsesi padaku, Lin! Apa Val tidak pernah merayumu?" goda Revan.

" Tidak! Pria bodoh itu seperti takut padaku!" jawab Selina kesal.

" Hahaha! Apa yang kamu lakukan?" tanya Revan sambil memesan makanan.

" Aku selalu menolak jika dia mengajakku jalan!" jawab Selina.

" Kenapa?' tanya Revan.

" Dia bisa mesra terhadap wanita-wanita jalang itu, tapi denganku? Memegang tanganku saja dia tidak pernah! Seakan-akan aku ini menjijikkan!" tutur Selina.

" Apa kamu tidak pernah menanyakan alasannya?" tanya Revan lagi.

" Gimana mau nanya, kalo aku menatap dia saja dia langsung menundukkan kepalanya!" kata Selina sedih.

" Apa kamu ingin aku yang menanyakannya?" tanya Revan.

" Nggak! Bisa Besar kepala dia!" jawab Selina.

" Kita makan dulu baru kamu berikan proposalmu untuk dibahas!" kata Revan.

Sementara itu di dalam mobil yang membawa Angel pergi dari tempat itu.

" Putar mobilmu, Jim!" teriak Angel marah sambil menarik-narik baju Jim yang sedang menyetir di depan.

" Nyonya! Kita bisa kecelakaan jika Nyonya terus-terusan membuat saya bergerak.

" Biar! Aku tidak perduli kalo aku..." Angel tertegun saat sadar akan perkataan Jim. Tidak! Aku tidak boleh membahayakan nyawa anak ini! batin Angel melepaskan tarikannya pada baju Jim.

" Trima kasih, Nyonya!" kata Jim. Angel hanya terdiam lalu dengan hati kecewa, Angel menangis terisak mengingat kemarahan Revan tadi yang dinilainya lebih membela wanita itu daripada dia sebagai istrinya.

" Nyonya! Tuan tidak pernah sekalipun bersama wanita selain Nyonya!" kata Jim mencoba menenangkan hati Angel yang pasti saat ini sedang gundah akibat penilaiannya yang salah pada Selina.

" Apa maksudmu? Jangan membelanya karena dia Bosmu!" sahut Angel marah.

" Saya tidak membela Bos, Nyonya! Itu adalah Nona Selina, kekasih Tuan muda Valmont, sepupu Bos yang tinggal di Negara S!" tutur Jim.

" Setahuku Om Valent hanya memiliki seorang kakak dan sudah meninggal!" kata Angel.

" Nyonya belum mengenal seluruh keluarga besar Bos Revan! Saya bisa pastikan jika Bos selalu setia pada Nyonya!" kata Jim.

" Aku tidak percaya! Berapa banyak lagi wanita di masa lalu dia!" kata Agel penuh emosi.

" Kalau itu sebaiknya Nyonya bertanya secara pribadi pada Bos!" jawab Jim.

" Apakah aku akan selalu mengalami ini kedepannya, Jim? Aku tidak sekuat Wina, Jim!" kata Angel meneteskan airmatanya.

" Nyonya! Saya mohon dengan sangat agar Nyonya jangan menyebut namanya di depan Bos!" kata Jim.

" Kenapa? Apa dia akan marah dan memukulku?" tanya Angel dengan hati yang penuh cemburu.

" Saya tidak tahu, tapi jangan mencobanya!" kata Jim lagi.

" Nyonya bisa bertanya kepada Nyonya Besar tentang Tuan Muda Valmont!" kata Jim.

" Bawa aku ke rumah mama!" kata Angel dengan cepat.

" Baik, Nyonya!" jawab Jim.

Angel menangis terisak mengingat kekasaran Revan padanya tadi. Dia merasa Revan menyimpan banyak rahasia yang tidak diketahui dirinya dan jika semua terungkap akan memberikan rasa sakit yang besar padanya. Angel kembali mengusap kedua pipinya yang basah dengan tissue yang diambilnya di depannya.

" Mama!" sapa Angel saat melihat Tata sedang menyiapka makan siang di ruang makan.

" Angel? Sayang!" sahut Tata yang menyambut kedatangan menantunya. Mereka berpelukan dan saling mencium pipi.

" Kamu sendiri?" tanya Tata yang melihat keluar ruang makan.

" Iya, Ma! Angel ada perlu dengan mama!" kata Angel serius.

" Kita makan dulu, ya!" kata Tata.

" Nanti saja, ma! Revan sudah datang dan sebentar lagi akan pulang! Jadi aku harus segera pulang!" kata Angel memberikan alasan.

" Baik! Kita pergi ke kamar mama!" kata Tata kemudian membawa menantunya itu ke dalam kamarnya.

" Cerita sama mama!" kata Tata setelah mereka duduk di sofa.

" Angel pengen tahu tentang Valmont!" kata Angel.

" Valmont?" tanya Tata membeo dengan menampakkan wajah terkejutnya.

" Iya! Siapa dia...siapa kekasihnya dan apa hubungan mereka baik-baik saja!" tanya Angel beruntun. Tata menghela nafas panjang lalu menatap lembut pada menantunya. Tata bisa melihat kemarahan dan kesedihan secara bersamaan di dalam mata menantunya itu. Apa ini ada hubungannya dengan Revan? batin Tata bertanya-tanya.

" Baik! Mama akan jawab sejauh yang mama tahu! Minumlah dulu!" kata Tata.

" Angel nggak haus!" jawab Angel.

" Ok! Valmont adalah putra dari Monica, dia adalah putri dari ayah angkat Papa Valent! Jadi Reva dan Varel adalah sepupu dari Valmont! Valmont adalah putra tunggal dan dia memang memiliki banyak kekasih!..."

" Apa Selina adalah kekasihnya?" potong Angel.

" Selina? Dari mana kamu tahu? Valmont dan Selina dijodohkan oleh mamanya dan mereka memang sedang dalam taraf pendekatan!" tutur Tata.

" Berapa lama hubungan mereka? Apa mereka pasti akan menikah?" tanya Angel lagi.

" Perjodohan itu sudah 3 bulan yang lalu sebelum pernikahan kalian! Dan mereka memang bilang jika mereka tidak cocok, mereka tidak mau menikah!" jawab Tata.

" Ada apa sebenarnya? Kenapa kamu menanyakan semua ini?" tanya Tata penasaran dan curiga.

" Tidak, ma! Tidak ada apa-apa!" jawab Angel.

" Sayang! Dengar! Varel adalah pria yang memegang janji dan tanggung jawab. Kamu tidak perlu khawatir atau cemburu pada wanita lain yang berada di sekeliling dia! Dia sangat persis seperti papanya!" tutur Tata.

" Benarkah?" tanya Angel dengan mata berkaca-kaca.

" Iya, sayang! Berikan dia anak! Dia sangat menyukai anak-anak!" kata Tata tersenyum.

" Angel..."

" Ya?"

" Nggak, ma! Angel janji akan memberikan dia anak!" jawab Angel tersenyum lega. Maafkan aku yang tidak percaya kepadamu, Mas! batin Angel.

Chapitre suivant