Tata membuka matanya perlahan saat sinar matahari masuk melalui pintu balkon yang terbuka, dia bangun dan akan duduk saat dia merasakan bagian intimnya perih dan sakit.
" Akhhh! Kenapa milik gue perih?" ucap Tata yang masih belum menyadari apa yang terjadi. Tunggu, kenapa gue...ini kamar siapa? Astaga! Kenapa gue telanjang? batin Tata, lalu dia melihat ke sekeliling ruangan. Dilihatnya Valen yang sedang tertidur pulas dengan dada telanjang di belakangnya. Astaga! Kenapa gue bisa lupa kalo semalam gue...argghhhh! Pipi gue!? batin Tata tersenyum sendiri. Lalu perlahan dia berjalan ke kamar andi dengan menahan perih di daerah intimnya. Dia berendam air hangat untuk beberapa saat agar tubuhnya terasa rileks. Tata keluar dengan piyama mandinya setelah selesai mengeringkan tubuh dan rambutnya. Dia berjalan mendekati ranjang dan melihat Valen yang sedang tidur terlentang, Tata duduk di sebelah Valen. Tampan sekali! Aku tidak pernah lupa wajah ini saat sedang tidur, begitu damai seperti bayi. Kenapa kamu bisa sampai kecelakaan? batin Tata saat melihat lilitan perban dikepala Valen. Dikecupnya kepala Valen dengan lembut. Valen menggerak-gerakkan kepalanya dan membuka matanya perlahan.
" Hai!" sapa Tata lembut dengan senyuman manisnya.
" Good Morning, sayang!" balas Valen.
" Morning, pemalas!" jawab Tata.
" Ini sudah siang! Bukan pagi lagi!" kata Tata.
" Kepalaku sedikit nyeri sayang! Aku semalam lupa minum obat!" ucap Valen.
" Maaf sayang! Aku pesankan sarapan, ya, agar kamu bisa segera minum obat!" ucap Tata sedih mendengar ucapan Valen.
" Iya!" jawab Valen. Lalu Tata menelpon pihak Hotel untuk memesan sarapan.
" Kau tidak akan memberiku ciuman selamat pagi?" tanya Valen pada Tata yang sedang duduk di sofa sedang membuka ponselnya. Tidak ada jawaban, itu membuat Valen sedikit kesal karena Tata bisa-bisanya mengabaikan dia setelah yang terjadi semalam. Valen bangkit dari ranjang dengan tubuh polosnya dan masuk ke dalam kamar mandi, Tata tidak sekalipun melihatnya, sepertinya dia sangat serius membaca pesan di ponselnya. Valen membersihkan tubuhnya dengan cepat dan mengeringkan. Valen keluar dari kamar mandi dan melihat piyama mandi Tata yang tersingkap tanpa disadarinya. Valen merasa miliknya menegang perlahan, lalu di ciumnya leher Tata dan diambilnya ponsel Tata.
" Sayang! Kamu mau apa?" tanya Tata geli merasakan bibir Valen yang mulai berkeliaran di leher dan telinganya.
" Karena kamu mengabaikanku! Aku harus memberimu hukuman!" ucap Valen, Tata beranjak dari duduknya, dengan cepat Valen memutar tubuh Tata hingga Tata terjatuh dengan pantat tepat didepan milik Valen, dengan cepat pula Valen memukul pantatnya.
" Auchhh! Sakit, Val!" teriak Tata, dengan sekali gerakan, Valen telah berhasil melakukan aksinya pada Tata yang memang belum memakai dalaman. Tata yang baru melakukan seperti itu merasa sensasi yang berbeda, Apalagi selama 2 tahun lebih dia tidak disentuh laki-laki, keinginan menolak tidak bisa dia lakukan karena saat ini otak dan hatinya berjalan tidak searah. Tata mendesah dan mengerang berkali-kali, hingga cairan itu kembali masuk ke dalam rahim Tata dan mereka lemas bersama. Valen mengangkat tubuh Tata ke ranjang dan menidurkannya disana, dipeluknya Tata dengan sangat erat.
" Apa kamu tidak mendengar tadi ada room service sayang!" tanya Tata sambil memulihkan tubuhnya yang lemas.
" Aku mendengarnya! Tapi aku lebih ingin mendengar desahanmu, sayang!" bisik Valen.
" Apa kamu nggak akan lebih pusing dengan apa yang kita lakukan?" tanya Tata kuatir.
" Aku akan cepat sehat jika kita melakukannya berkali-kali dalam sehari!" goda Valen.
" Apa? Aku manusia sayang! Bukan hewan!" jawab Tata tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.
" Hahahaha! Kalau kamu hewan, kamu adalah hewan yang sangat cantik dan seksi!" kata Valen menggoda lagi.
" Sayang! Jangan menggodaku!" rengek Tata manja, lalu dia memutar tubuhnya menghadap Valen. Ditatapnya pria di depannya itu, lalu dia meraba perban Valen.
" Sakit?" tanya Tata. Valen menggelengkan kepalanya, lalu Tata menekannya.
" Auchhh! Kalo itu sakit sayang!" teriak Valen.
" Maaf sayang! Bagaimana bisa seperti ini?" tanya Tata.
" Aku frustasi karena kamu tidak datang! Aku pikir kamu sudah tidak mencintaiku lagi dan kamu memilih bersama dia!" jawab Valen dengan wajah sedih.
" Dasar pria bodoh! Mana mungkin aku memilih dia! Reva sakit, jadi aku harus menjaga dia semalaman!" ucap Tata sambil menyentuh wajah Valen.
" Aku sangat cemburu padanya sayang!" ucap Valen cemberut.
" Kita hanya partner kerja sayang! Apa setelah yang kamu lakukan padaku semalam dan baru saja masih membuatmu ragu?" tanya Tata menangkup wajah Valen.
" Kalo iya, aku pasti akan meninggalkanmu untuk selamanya!" ancam Tata melepas tangkupannya.
" Tidak sayang! Jangan tinggalkan aku lagi! Aku tidak akan sanggup! Aku percaya, sayang!" jawab Valen lalu memeluk Tata dan mencium bibirnya. Telpon di atas nakas berbunyi.
" Itu pasti dari mereka!" ucap Tata.
" Biar saja! Kita makan di rumah saja! Atau kamu masih mau aku makan?" goda Valen.
" Sudah sayang! Masih perih!" ucap Tata malu.
" Hahahaha!" tawa Valen, lalu mereka beranjak dan berganti pakaian.
" Sayang! Apa yang kamu lakukan pada tubuhku?" tanya Tata yang melihat tubuhnya penuh tanda kissmark Valen.
" Biar semua tahu jika kamu sudah ada yang punya!' jawab Valen santai.
" Tapi tidak dileherku sayang! Kalo reva melihat bagaimana?" tanya Tata lagi.
" Bilang saja digigit nyamuk!" jawab Valen sekenanya. Tata hanya bisa cemberut dan Valen tersenyum melihatnya.
" Itu sih namanya nyamuk mesum!" ucap Tata lirih, Valen tersenyum melihat Tata yang menggerutu. Lalu mereka keluar dari hotel, Valen menggenggam tangan Tata dengan erat tanpa melepas walau hanya sejenak. Valen membukakan pintu mobil untuk Tata lalu dia masuk ke dalam juga. Ben membawa mobil membelah jalan raya dengan pelan. Tata menatap Valen dan bersandar dibahunya, ponselnya berbunyi, nama Faro tertera dilayar. Dia menatap Valen yang pura-pura tidak melihat, lalu dia menghadap ke jendela dan menjawab panggilan itu.
" Halo, Far!"
- " Tata sayang! Kamu kemana saja? Semalaman aku mencarimu kemana-mana!" -
" Maaf, Far! Aku semalam bertemu teman, lalu aku diajak dia menginap di apartementnya!"
- " Apa dia pria?" -
" Bukan!"
- " Reva mencarimu semalam! Aku harus membohonginya!" -
" Terima kasih atas perhatianmu pada Reva!"
- " Sudah kewajibanku, Ta! Kita akan menjadi sebuah keluarga!" -
" Aku pergi dulu!"
- " Ok! Aku tunggu kamu di kantor!" -
" Ok!"
Tata mematikan panggilan dari Fero, lalu dia menghadap Valen dan bermaksud berbicara dengannya.
" Menikahlah denganku!" ucap Valen tiba-tiba sambil ditangannya telah terbuka sebuah kotak dengan cincin berlian yang sangat indah. Tata terkejut mendapat lamaran secepat itu, dia hanya diam tanpa bisa berkata-kata, suaranya tercekat di tenggorokan, Valen menatap Tata yang terdiam, dia kecewa melihat reaksi Tata yang hanya diam tanpa mengatakan apapun.
" Kamu tidak mau menikah denganku?" ucap Valen, lalu dia menutup kotak tersebut dan bermaksud memasukkannya ke dalam sakunya.
" Aku mau! Aku mau!" jawab Tata sambil memegang tangan Valen yang memegang kotak kecil tadi. Wajah Valen seketika tersenyum dan dengan cepat dia mengambil cincin itu dan memakaikannya pada jari manis Tata. Passs! batin Tata.
" Kamu tahu ukuran jariku?" tanya Tata.
" Aku menyimpan cincin ini sudah 5 tahun Reyn! Aku hanya memperbesar sedikit karena tubuhmu yang berubah setelah kamu menikah dengan Lewis!" jelas Valen. Mata Tata berkaca-kaca mendengar ucapan Valen, dia sangat bahagia mendapat teman hidup yang sangat mencintainya walau dia telah menyakiti hatinya seperti itu.
" Val!" peluk Tata lalu mengecup pipi Valen.
" I'm sorry! And ...I love you so much!" ucap Tata lirih, sungguh hari yang sangat indah.