webnovel

Pertunangan!

Tahun kedua dilalui Tata dengan penuh tantangan, mulai tugas kuliah yang rasanya tidak pernah selesai, beberapa mahasiswa yang iri akan kecantikan dan kepandaiannya. Tapi Tata tidak pernah menghiraukan itu semua, terlebih dengan banyaknya laki-laki yang berusaha mendekatinya untuk bisa berkencan dengannya. Tata sama sekali tidak tertarik dengan mereka semua. Dia memutuskan untuk menerima Yusman sebagai tunangannya, karena dia tahu selain masih saudara jauh, Yusman adalah seorang pria yang baik dan pekerja keras. Alasan Tata yang paling utama adalah karena Yusman adalah pilihan papinya.

" Lo yakin menerima pertunangan itu?" tanya Manda saat Tata melakukan Vc dengannya dan Saras.

" Iya!" jawab Tata.

" Tapi lo nggak cinta sama dia, Ta!" kata Saras.

" Cinta bisa datang jika terbiasa bersama!" jawab Tata datar.

" Kalo emang menurut lo itu keputusan yang terbaik, kita cuma bisa mendukung lo aja, Ta!" ucap Manda.

" Makasih, ya, Man! Ras! Kalian selalu mendukung apa semua yang gue lakukan!" kata Tata dengan mata berkaca-kaca.

" Kita 'kan BFF!" ucap Saras dibarengi tawa mereka bertiga.

Tata sudah memberitahu papinya jika liburan kali ini dia akan pulang dan melakukan pertunangan dengan Yusman.

" Serius lo mau tunangan, Ta?" tanya Naya.

" Iya!" jawab Tata.

" Apa lo nggak mau nunggu setahun lagi? Maksud gue lo bisa cari pengalaman dengan orang lain dulu, gitu!" tutur Naya.

" Nggak! Gue udah bilang sama lo, kalo gue nggak mau terpengaruh dengan pergaulan bebas! Tubuh gue hanya buat calon suami gue, Nay!" jawab Tata tegas.

" Patah hati deh si Robert!" kata Naya. Tata hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Naya. Dia tahu jika Naya telah mengikuti gaya pergaulan bebas, karena beberapa kali dia melihat leher dan dada Naya merah-merah seperti cupang. Bahkan yang lebih parah, Naya pernah jalan hingga terseok-seok masuk ke dalam kamarnya. Tapi Tata tidak mempermasalahkan hal itu, karena itu adalah hak Naya untu melakukan pergaulan bebas, asal tidak di apartementnya dan Naya tahu akan peraturan itu. Tata telah memasukkan beberapa buku dan surat-suratnya untuk dibawa pulang, urusannya dengan beberapa dosen dan kampus telah dia selesaikan.

Tata pulang ke negara A dengan Naya, mereka naik pesawat bersama-sama. Sesampai di bandara negara A, mereka berpisah, karena Naya telah dijemput kekasihnya.

" Gila, lo! Disana lo main gila?" ucap Tata.

" Ssstttt! Punya cowok gue panjang tapi kecil! Kalo punya si Mario...wowwww!" jawab Naya lirih sambil tertawa cekikikan. Tata hanya geleng-geleng kepala meliht tingkah Naya. Tata bener-bener nggak habis pikir, ternyata ucapan Saras selama ini semua benar, jika pergaulan bebas sudah ada sejak lama, tapi gue aja yang kuper! batin Tata. Tata di jemput langsung oleh Yusman sendiri, dia terlihat tampan dan kharismatik. Jantung Tata seketika berdetak cepat menatap senyuman Yusman.

" Dek Tata!" sapa Yusman.

" Mas Yus!" sahut Tata.

" Apa kabar?" tanya Yusman.

" Baik, Mas! Mas gimana? Lama kita nggak ketemu!" kata Tata.

" Iya! Kalo mas maen ke rumah, Dek Tata selalu nggak ada!" jawab Yusman dengan wajah sedih.

" Maaf, mas! Mungkin gue lagi main sama teman-teman!" jawab Tata dengan wajah sedikit menyesal. Lalu Yusman memasukkan tas Tata ke dalam kursi mobil bagian belakang kemudian membukakan pintu bagian depan untuk Tata. Tata masuk ke dalam mobil dan Yusman menutup pintu tersebut lalu memutari mobil dan masuk ke kursi kemudi. Selama perjalanan mereka terlihat sangat kikuk, mungkin karena acara pertunangan yang akan dilangsungkan. Selama ini mereka bisa berbicara secara akrab karena belum ada rencana tersebut.

" Apa dek Tata baik-baik saja disana?" tanya Yusman yang memecah kesunyian.

" Baik, mas!" jawab Tata.

" Apa ada yang berbuat jahat pada dek Tata?" tanya Yusman lagi.

" Nggak ada, mas! Karena gue selalu fokus untuk kuliah dan menjauhi hal-hal yang bisa menghalangi pendidikan gue!" jawab Tata. Hmmm! Bagus! Dia masih Tata yang dulu! Dia masih suci! batin Yusman. Wajah Yusman langsung ceria saat Tata menceritakan kehidupannya disana, dia bersemangat sekali dengan acara pertunangannya dengan Tata. Ponsel Yusman bergetar di dalam saku celananya, tapi dia tidak mengangkatnya. Perjalanan dari bandara ke rumah memakan waktu hampir sejam. Tata keluar dari mobil saat Yusman membukakan pintu mobilnya. Tata melihat ramai sekali di rumahnya, lalu dia masuk ke dalam rumah.

" Ini dia calon pengantinnya!" ucap Bude Arsi kakak mami, saat melihat Tata masuk ke dalam rumah. Semua yang ada di ruang tengah langsung melihat ke arah Tata. Astaga! Udah kayak nikahan aja! Semua keluarga mamai dan papinya ada disini! batin Tata.

" Beruntung sekali si Yusman! Lha wong si Tata tambah ayu kayak gini!" puji Bulek Resti adik mami. Mami Tata adalah anak ke empat dari tujuh bersaudara, Bulek Resti adalah adik mami yang paling bungsu, sedangkan bude Arsi adalah kakak Mami Tata yang nomor tiga, yang nomer satu, dua dan enam adalah laki-laki sedangkan yang nomer tiga, empat, lima dan tujuh adalah perempuan. Papi Tata adalah anak bungsu dari lima bersaudara yang semuanya laki-laki. Suasana sudah seperti pasar aja, karena anak-anak mereka semua pada ikut kesini.

" Lha, iya! Keponakan siapa dulu, to?" ucap Pak lek Kunto, kakak bulek Resti. Tata tersenyum mendapat pujian bertubi-tubi dari keluarga besar maminya. Tata lalu menyalami satu persatu keluarga maminya, sedangkan keluarga papinya belum ada yang hadir. Yusman masuk sambil membawa tas Tata.

" Kowe jangan sampe menyakiti ato macem-macem sama keponakanku, Man! Lek ora kepengen modar!" ancam Pak Lek Kunto. Yusman langsung menganggukkan kepalanya pada Pak Lek Kunto.

" Saya nggak akan berbuat begitu, Pak Lek! Saya mencintai dek Tata dengan setulus hati!" jawab Yusman. Tata yang mendengar ucapan Yusman merasa kaget, karena selama ini dia tidak pernah melihat tanda-tanda jika Yusman mencintai dia. Tapi Tata bersyukur dia tidak perlu mencari-cari jodohnya lagi.

" Tata mau istirahat dulu, mi! Pi!" ucap Tata.

" Iya, cah ayu! Kamu pasti capek!" jawab Papinya. Tata naik ke lantai dua rumahnya dan masuk ke dalam kamarnya, saat akan masuk, Yusman memanggilnya.

" Dek!" Tata memutar kepalanya.

" Tas kamu!" kata Yusman.

" O, iya! Maaf, mas! Lupa!" jawab Tata lalu mendekati Yusman dan mengambil tas yang diberikan Yusman.

" Boleh mas mengecup tanganmu?" tanya Yusman dengan berani. Tata yang merasa jika akan bertunangan dengan Yusman, menganggukkan kepalanya. Lalu Yusman mengambil tas Tata dan meletakkan di lantai, lalu dia mengecup kedua tangan Tata bergantian. Dada Tata berdesir merasakan bibir Yusman menempel di kulit tangannya. Yusman menatap Tata yang sedang menatapnya.

" Terima kasih, dek!" ucap Yusman. Tata hanya tersenyum lalu mengambil tasnya dan masuk ke dalam kamarnya. Apakah ini yang dinamakan cinta? Tapi kenapa dari buku-buku yang gue baca cinta itu begitu hebat dan mengagumkan? Bisa membuat manusia tidak bisa melakukan apa-apa dan hanya memikirkan dia! batin Tata. Tata membuka tasnya dan mengeluarkan semua isinya, lalu menatanya di meja belajarnya kemudian dia berbaring di tempat tidurnya lalu tertidur.

Pesta pertunangan Tata dan Yusman telah dipersiapkan dengan matang oleh keluarga mami dan papi Tata. Yusman terlihat tampan dengan celana kain hitam dipadu dengan batik warna hijau, sedangkan Tata begitu anggun dengan kebaya warna hijau yang senada dengan batik Yusman. Semua mata pria dan wanita single menatap kedua pasangan itu dengan tatapan iri, karena mereka begitu serasi.

Chapitre suivant