webnovel

Si Musuh (2)

Bakugo bangkit dan mendekati deku secara perlahan . Deku masih memegangi kepalanya yang tampak sakit.

Air matanya membasahi lantai.

Bakugo sedikit aneh melihat deku yang tadinya sangat berani kini berubah menjadi deku yang biasanya.

Apa ...dia... berkepribadian ganda?

_

_

bakugo menendang deku hingga dia menembus tembok. Kemudian bakugo dengan santai ke arahnya.

Deku menatapku dengan tatapan biasanya, rasa takut. Itu membuatku melupakan deku yang tadi.

Aku tersenyum sinis lagi, dan membayangkan betapa seru mempermainkan deku.

_

_

Tak,..."He..hentikan bakugo..aku" deku terus saja memohon dengan berlutut ke arah bakugo.

Badannya gemetar. Bagus ini adalah deku yang ia sukai. Deku yang selalu lemah dan takut kepadanya.

Bakugo menendang deku berkali kali, kemudian ia mulai berganti melihat mayat ibunya.

Bakugo menatap marah kepada deku.

"Bisa bisanya kau membunuh ibuku" seru bakugo ia menarik rambut deku. Dan menyuruh nya berhadapan denganku.

Deku terlihat sangat ketakutan. Wajahnya memerah karena menangis beberapa kali .

Bakugo mengurung deku di kamar itu. Beberapa kali dia memohon dan berusaha membuka pintu.

Aku tersenyum sinis. Bagiku deku bisa menahan hal seperti ini.

Tapi, tiba tiba pintu itu terbuka paksa. Dan terlempar jauh kedepan.

Tangisan deku berhenti, aku merasakan tenggorokan ku tercekat.

_

Tak

Tak

_

Darah di sekujur badanku terasa terhenti dan tanganku pucat. Aku yang seorang bakugo merasa takut!????

Deku melangkah dengan lambat. Kemudian mulai mengelap darah dimulutnya dan menatapku dengan datar.

Rambutnya berwarna hijau muda. Dan kini ia menghantam kepalaku dengan cepat. Dan semuanya menghitam.

Tak..,"AAAAKHGGG"

Kakiku terasa sangat sakit , dan bisa kurasakan setiap tulangnya yang berdenyut.

Tidak ada suara, aku mulai bergetar dan menatap kakiku., nampak badanku masih di seret.

Saat aku berusaha untuk melepaskan diri. tubuhku terlalu lemah. Aku sedikit tertegun ketika melihat kakiku dipotong!!

Tampak darah yang membasahi setiap perjalanan ku. Aku melihat punggung deku yang berjalan tegak.

Aneh, biasanya deku selalu saja menunduk ketika berjalan.

_

_

Brak, deku mendorongku kuat sekali. Dan ia mengantungkan sebuah tali di leher dan mengunci kedua tanganku dengan sangat erat .

"De..deku..kau?" , aku merasa nafasku tersengal Sengal. Karena berteriak sedari tadi..

Deku tersenyum bukannya menjawab pertanyaan ku dia malah mengambil pisau yang sangat tajam.

Menatap kedua bola mataku, dan membuatku mulai sangat ketakutan..

"Deku...sakit jiwa!!.

_

_

Tok..., splat!!!.

"Akh...sakit.. sakit!!!" seru bakugo. Ia menjerit keras ketika kedua matanya di gores pada ujung pisau.

Darah mulai mengucur. Dan deku tertawa lebar melihatku. Hidungnya kembang kempis.

Takut...

Setelah berhasil melukai mataku, dia mulai mencongkel mataku.

"Ah..., AKKKKKKHHHH"teriak bakugo ketika deku dengan gampangnya menembus mataku dan membuat rasa sakit luar biasa.

Dia melempar kedua bola mataku . Kemudian mulai mengarahkan pisau pada kedua lenganku.

Ia tersenyum lagi, ini pertama kalinya aku takut. . dengan senyumannya.

Dia mengambil tanganku yang sudah gemetar. Kemudian mulai mencabut kukuku.

"Akh..., Sakit sial. Deku kampret!!!" seru bakugo. Ia tidak tau apa yang deku lakukan padanya.

Bisa dia rasakan matanya menghitam dan berdarah. Pasti keadaannya sangat menyedihkan saat ini!!

_

_

"Akh..!!!" Seru bakugo. Suaranya sudah mulai habis. Dan dia perlahan mengeluarkan air mata yang memenuhi wajahnya..

Sakit..sekali..

Setelah dirasanya kedua tangan bakugo bersih dari kuku. Ia mulai mengarahkan memasukkan tangannya ke suatu tempat.

Bakugo bergerak gerak tapi gerakan-gerakannya sangat terbatas. Karena jika saja ia salah bergerak. Lehernya akan terbelah oleh tali itu.

_

Tak

Tak

Tok, deku menyalakan listrik. Dan seketika aku teringat deku membawa alat mixed..

Jangan jangan..

"AKKKKKKHH..GRRR..SIAL SIAL..SAKIT"

_

Tanganku terasa berputar sangat cepat, berbentur dengan besi kemudian hancur dalam sekejap.

Semakin dalam..., semakin aku berteriak-teriak karena rasa sakit.

Bisa kurasakan jari jari tanganku perlahan terpisah. Tulangku mulai remuk kemudian hancur.

Hingga, tanganku habis..

Aku duduk dengan lemah. Bisa kurasakan banjir darah di sekitar tubuhku.

Aku duduk dengan air mata mulai bergenang. Tak..

Deku duduk di samping ku kurasa ia sangat senang melihat ku lemah seperti ini.

_

_

Deku sialan.., aku menyerah..deku..

Chapitre suivant