"Kenapa? Kenapa kamu menangis sampai seperti ini?" Sorot mata Lu Yuchen terlihat sangat sedih. Apa aku sudah keterlaluan? Jelas-jelas aku sudah tahu kalau isi USB itu pasti akan melukai Xiao Luo, tapi aku sengaja membiarkannya untuk melihatnya seorang diri, pikirnya.
Lu Yuchen mengerutkan alisnya, lalu menggendong Yue Xinluo. Dia dapat merasakan tubuh Yue Xinluo yang gemetar, jadi dia memeluknya dengan semakin erat.
"Dasar bodoh! Bagaimana mungkin aku tidak menginginkanmu. Walaupun tidak memiliki seluruh dunia, aku, Lu Yuchen, tidak mungkin tidak menginginkanmu, Yue Xinluo," tutur Lu Yuchen. Aku harusnya menemani Xiao Luo, walaupun aku ingin dia menerimaku lagi, tapi aku tidak seharusnya membiarkannya melihat isi USB itu seorang diri, gumamnya dalam hati.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com