Ketika Leng Sicheng turun untuk mencari Gu Qingqing, gadis itu mungkin telah jatuh begitu parah sehingga tidak bisa terus memimpin latihan dan malah kembali ke kelas untuk beristirahat.
Saat itu, mereka berdua masih belum bertemu secara resmi. Namun, jika Leng Sicheng mengingat dengan benar, saat itu adalah salah satu dari sedikit momen di mana Gu Qingqing menyunggingkan senyumannya yang paling lembut dan paling terbuka di hadapan Leng Sicheng. Setelah mereka benar-benar bertemu, senyuman seperti itu menjadi semakin sedikit. Cahaya dalam matanya juga berangsur-angsur meredup sampai sekarang.
Terdengar suara berisik jalanan dan mobil-mobil yang ramai memadati lalu lintas di kejauhan. Leng Sicheng memegang kalung di tangannya dengan sangat erat dan tidak melonggarkan genggamannya untuk waktu yang lama.
———
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com