webnovel

Kecanggungan dalam sepi

Mobil elang melaju dengan sedang, ada kecanggungan yang mereka rasakan setelah sekian lama tidak duduk bersama. Elang senyum-senyum sendiri mengingat kejadian waktu SMP dulu yang dengan sengaja menyuruh sopirnya untuk memepet Naumi yang sedang bersepeda kala itu.

Naumi"___" kamu kok senyam senyum sendiri, kesambet yaaa? "

" kayaknya ia, aku kesambet setan manis yang ada disampingku" elang mengerlingkan matanya pada Naumi yang membuat pipi Naumi terasa panas merona merah..

Naumi mengalihkan pandangannya ke arah luar untuk menghilangkan rasa malunya apa lagi dadanya berdebar-debar dengan kencang.

Naumi kembali menatap ke depan setelah bisa mengendalikan perasaannya. "ahk nggak, ini nggak boleh dibiarkan" keluh Naumi dalam hati.

Kecanggungan kembali terasa karena mereka berdua kembali membisu tanpa suara hingga beberapa menit kemudian elang mencairkan suasana sepi dengan bicara "aku tak ingin kau jauh dariku Naumi"

Naumi tetap diam seolah tak mendengar padahal hatinya terasa tak karuan, gadis ini memang pintar menata perasaannya hingga elang bicara lagi.

"ayolah Naumi... Jangan diam terus, aku seperti orang gila dari tadi bicara sendiri" Naumi masih saja diam. Akhirnya elang menggelengkan kepalanya sambil menarik nafas panjang "huuuuuf"

Dia akhirnya menepikan mobilnya lalu keluar dan berlalu ke arah sebuah pohon rindang mahoni yang akarnya besar dan duduk sambil bersandar ke batang pohon dengan memejamkan kedua matanya.

"hah...." Naumi menghela nafas dengan berad dan membuka pintu mobil dan berjalan mengikuti elang yang sedang duduk sambil menutup mata. Naumi duduk disamping elang "aku minta maaf sudah membuatmu gusar" ucap Naumi tanpa memandang elang.

Elang menoleh ke arah Naumi.

Elang mengambil tangan kanan Naumi dan meletakkan di dadanya "aku tau kau ragu tapi percalah Naumi kalau aku akan memberikan yang terbaik untuk mu bahkan selama perpisahan kita selama ini aku tak pernah sekalipun punya niat melirik wanita lain, tolong beri aku kesempatan Naumi"

Naumi membiarkan telapak tangannya didada elang dan dia merasakan kehangatan yang menyeruak mengalir ke hatinya, terasa nyaman sekali dan tak terasa air matanya menetes ke pipi. Melihat keadaan yang seperti ini membuat hati elang terasa nyeri karena orang yang dikasihinya sedang meneteskan air mata. Dengan tangan kirinya dia tetap menggenggam tangan kanan Naumi sedang tangan satunya lagi mengusap pipi Naumi yang basah kena tetesan air mata.

Elang mengelus pipi yang mulai memerah dan meletakkan rambut Naumi yang berjuntaj dimuka ke belakang telinga Naumi sehingga sensasi yang terjadi membuat keduanya semakin dekat, wajah mereka bahkan sangat dekat, Naumi memejamkan matanya sambil berfikir mungkin elang akan menciumnya dan elangpun sudah memikirkan hal yang sama, bibir elang semakin mendekat ke bibir Naumi

1 detik

2 detik

3 detik

"Allahu akbar Allaaaaaaahu akbar" suara muazin yang sedang melantunkan azan ashar dengan merdu menyelamatkan keadaan yang sedang mereka hampir lakukan.

"Astagfirullah" mereka berdua kompak beristighfar

"maafkan aku Nau, hampir terbawa suasana" elang minta maaf dalam keadaan kikuk dan mukanya merah merasa malu dan sepertinya Naumi pun sama malunya.

"ayo kita shalat ashar dulu ke masjid baru ku antar pulang" ucapan elang langsung dijawab Naumi dengan anggukan.

Mereka berdua kembali ke mobil yang diparkir elang tidak jauh dari pohon mahoni tempat mereka duduk berdua tadi dan elang membukakan pintu mobil depan untuk Naumi.

Elang melajukan mobilnya menuju salah satu masjid terdekat dan mereka turun dan berpisah sementara untuk mengambil wudhu sebelum masuk masjid.

Elang begitu khusyu' dengan do'a yang dipanjatkan nya hingga air matanyapun tak tertahan untuk mengalir membadahi pipinya yang putih. Tanpa dia sadari seseorang memandangnya tak berhenti menunggu si empunya do'a selesai bermunajat kepada sang pemilik bumi dan isinya yaitu Allah subhanahu wata'ala.

Setelah selesai berdo'a elang menghapus air matanya dengan sapu tangan yang dikeluarkannya dari saku celana abu-abunya.

"assalamualaikum anak muda"

"wa'alaykumussalam warohmatullah eeh pak ustadz"

"afwan ya... (bahasa arabnya maaf) ana perhatikan antum berdo'a khusyuuuu' benner sampai nangis jadi ana penasaran makanya nyamperin antum" ustadz" tersebut bertanya dengan bersahabat menggunakan bahasa anak muda jadi tidak ada rasa kaku ataupun gugup bagi siapapun yang mendengarnya apalagi omongannya lembut dan ramah.

"ada apa?" _ustadz

"mm mmm" sambil menatap wajah ustad, elang agak ragu untuk bercerita takut malu.

"tidak usah malu" sepertinya si ustad dapat menangkap perasaan galaunya elang

"saya tadi hampir mencium anak gadis ustad, untung sebelum kejadian ada suara azan" ungkap elang dengan menundukkan wajahnya karena malu sama ustad.

"Astagfirullah....3x" _ustadz

"alhamdulillah itu artinya Allah masih menyayangi antum makanya kalian disadarkan dengan suara azan, ingatlah anak muda, setan itu selalu membawa kita pada kesenangan sesaat dan setelah itu bisa jadi timbul masalah yang besar akibat kesenangan yang kecil, ya sudah banyak-banyak beristighfar dan bermuhasabah diri agar tidak terulangi" dengan senyum dan menepuk pundak elang ustadz tersebut berlalu sambil mengucap salam. "assalamualaikum",

"wa'alaykumussalam warohmatullah, trimakasih nasehatnya ustadz " elangpun membalas senyumnya ustadz. Tiba-tiba Ada rasa bahagia yang menyeruak dalam hati elang.

Sesampai di mobil elang melihat Naumi sedang menunggunya.

"kok lama amat lang? Perasaan shalat dah selesai sedari tadi deh" Naumi menaikkan satu alisnya.

"maafya tadi aku ngobrol bentar sama pak ustadz" _elang

"oh ndak apa kok" Naumi.

Mereka kembali masuk mobil dan meluncur menuju rumahnya Naumi.

"aku langsung balik aja ya, ndak enak dah kesorean" ucap elang pada Naumi.

"ok, thank's ya dah nganterin aku pulang. Hati-hati dijalan" _Naumi

"yop, assalamualaikum" _elang

"wa'alaykumussalam warohmatullah" _Naumi

Chapitre suivant