webnovel

PERTENGKARAN HEBAT

Nadia mengangkat wajahnya, sangat ragu untuk menjawab pertanyaan Jean.

"Aku bekerja di sana, sebagai tukang kebun." jawab Nadia dengan suara pelan.

"Apa Nadia??? sebagai tukang kebun?" tanya Jean dengan hati tak percaya.

Nadia menghela nafas panjang, kemudian mengangkat wajahnya menatap Jean dengan tatapan mata yang rumit.

"Sebelum aku di wawancarai, aku sudah di suruh pulang karena aku datang terlambat." ucap Nadia dengan jujur menceritakan semuanya dari awal sampai selesai.

Jean tersenyum mendengar cerita Nadia.

"Begitulah Jonathan, sangat disiplin dalam waktu dan sangat sulit mendengar alasan atau saran dari orang lain. Sebenarnya hati Jonathan sangat baik hanya luarnya saja terlihat dingin dan keras kepala." ucap Jean tentang sisi sifat Jonathan.

"Aku tetap pada keyakinanku. Jonathan laki-laki yang dingin, arogan dan keras kepala." ucap Nadia dengan wajah terlihat kesal.

"Lambat laun kamu pasti tahu bagaimana sifat Jonathan yang sebenarnya." ucap Jean dengan senyum terkulum.

"Aaahhh... sudahlah, sekarang antar aku pulang. Sudah malam. Besok pagi aku harus mengantar bunga-bunga itu ke rumah Jonathan." ucap Nadia sambil melihat ke arah jam tangannya yang sudah menunjukkan jam setengah sebelas malam.

Tanpa bicara lagi, Jean berjalan ke halaman di ikuti Nadia dan masuk ke dalam mobil.

Dalam perjalanan Nadia menghabiskan waktunya dengan tidur karena sangat lelah.

Jean menatap Nadia beberapa kali dan tersenyum melihat Nadia yang tidak pernah berbasa-basi untuk tidur di sembarang tempat.

Tiba di kontrakan Nadia, Jean menghentikan mobilnya.

"Nadia... bangun, sudah sampai." ucap Jean seraya menepuk pipi Nadia.

Perlahan Nadia bangun dari tidurnya.

"Sudah sampai ya?" tanya Nadia sambil mengusap kedua matanya.

"Ya... sudah sampai di rumah kamu." ucap Jean dengan tersenyum.

Nadia menegakkan punggungnya kemudian mengambil tas kecilnya.

"Terima kasih Jean, besok pagi jangan lupa bilang Pak Bastian untuk menaikkan bunga-bunganya ke mobil." ucap Nadia mengingatkan Jean untuk pengiriman bunga besok pagi ke rumah Jonathan.

"Jangan kuatir, kamu datang...Pak Bastian sudah siap untuk mengantar kamu ke sana." ucap Jean masih dengan tersenyum.

"Baiklah. Aku masuk ke dalam sekarang." ucap Nadia keluar dari mobil kemudian masuk ke dalam rumahnya.

Dengan hati dan pikiran yang lelah setelah berganti pakaian, Nadia melanjutkan tidurnya untuk istirahat.

***

Pagi hari...

Sambil berlari kecil Nadia masuk ke ruang kaca milik Jean.

"Pagi Jean, apa Pak Bastian sudah siap?" tanya Nadia seraya mengambil nota tagihan yang akan di berikan pada Jonathan.

"Sudah menunggu di luar Nona Nadia." jawab Jean dengan nada menggoda.

"Aku mau berangkat sekarang." ucap Nadia tidak ingin terlambat lagi.

Jean menganggukkan kepalanya tapi kemudian memanggil Nadia saat Nadia berjalan keluar dari ruang kaca.

"Nadia!" panggil Jean berdiri di depan pintu.

"Ya." Nadia menghentikan langkahnya.

"Aku putuskan, nanti sore aku mengajakmu ke rumah untuk menemui Ayah." ucap Jean dengan serius.

Nadia mengacungkan jempol jarinya ke atas.

"Oke Jean." teriak Nadia kemudian masuk ke dalam mobil di antar Pak Bastian untuk segera mengantar bunga ke rumah Jonathan.

Tiba di kediaman keluarga Tuan Daren, Mobil Pak Bastian berhenti tepat di pintu utama rumah Tuan Daren.

"Pak Bastian, bunganya bawa masuk ke dalam ya Pak. Aku mau menemui Tuan Jonathan." ucap Nadia pada Pak Bastian untuk berbagi tugas.

Pak Bastian menganggukkan kepalanya.

Segera Nadia keluar dari mobil untuk masuk ke dalam rumah.

Di lihatnya ada sebuah mobil mewah yang juga berada di halaman depan pintu rumah.

Nadia menghela nafas panjang sebelum menekan tombol bel rumah.

"Ting tong...Ting tong"

Tidak berapa lama, muncul Marcos pelayan setia Jonathan.

"Kamu Nadia?" ucap Marcos sangat terkejut.

Nadia tersenyum seraya menganggukkan kepalanya.

"Permisi Pak Marcos, aku datang sebagai pengirim bunga yang di pesan Tuan Jonathan." ucap Nadia sambil memberikan nota pesanan pada Marcos.

Marcos menerima nota pesanan kemudian membacanya sekilas.

"Benar Nadia, ini pesanan Tuan Jonathan. Bisa kamu bawa masuk ke dalam dan sekalian kamu tata di dalam." ucap Marcos dengan pasti.

Nadia menganggukkan kepalanya kemudian menoleh ke arah Bastian.

"Pak Bastian bisa minta tolong bunga-bunganya di bawa masuk ke dalam rumah pak." ucap Nadia dengan tersenyum.

Bastian menganggukkan kepalanya langsung menjalankan perintah Nadia.

Nadia masuk ke dalam rumah dengan membawa peralatannya. Saat melewati ruang tengah, Nadia melihat Jonathan duduk di samping seorang wanita yang sangat cantik dengan gaya penampilan yang sangat glamor.

Wajah Jonathan terlihat sedikit terkejut saat melihat kehadiran Nadia yang melewatinya begitu saja.

Namun Jonathan tidak perduli seolah-olah tidak melihat Nadia.

Hati Nadia tiba-tiba begitu kesal melihat tatapan Jonathan dan wanita cantik yang begitu meremehkannya.

"Siapa wanita itu Pak Marcos? cantik tapi sombong sekali." tanya Nadia saat berada di taman samping untuk menata ulang bunga-bunga yang sudah dirangkainya di dalam pot yang cantik.

"Oh... Namanya Nona Teresia kekasih Tuan Jonathan." jawab Marcos dengan ramah.

Nadia menyeringai kecil.

"Nona Teresia kekasih Tuan Jonathan, aku yakin Nona itu mau bertahan hanya karena harta saja. Mana mungkin wanita cantik dan sikap sombong seperti itu mau dengan orang yang cacat seperti Jonathan!" ucap Nadia dalam hati.

"Nadia, kamu melamun?" tanya Marcos melihat Nadia terdiam.

"Eh... tidak Pak Marcos. Aku hanya berpikir untuk menata bunga-bunga ini menjadi taman yang lebih indah. Karena aku sudah memikirkan tawaran Nyonya Anne untuk bekerja sebagai tukang kebun di sini." ucap Nadia dengan serius.

"Jadi...apa jawabanmu Nadia?" tanya Marcos dengan serius, sangat senang kalau Nadia menerima tawaran Nyonya Anne.

"Aku menerima pekerjaan yang di tawarkan Nyonya Anne Pak." jawab Nadia dengan tersenyum.

"Syukurlah Nadia, aku senang kamu bekerja di sini. Selamat datang dan selamat bekerja di kediaman keluarga besar Tuan Daren." ucap Marcos memberi selamat pada Nadia.

Belum lagi Nadia menjawab pertanyaan Marcos. Sayup-sayup Nadia mendengar suara teriakan Jonathan dan Teresia.

"Ada apa dengan mereka berdua Pak? apa sepasang kekasih kalau bicara harus berteriak?" tanya Nadia heran.

"Mereka berdua sering bertengkar Nadia." jawab Marcos yang sudah sering melihat pertengkaran itu.

Nadia terdiam, mendengar pertengkaran Jonathan dan Teresia yang semakin hebat. Terdengar dengan jelas teriakan Jonathan sedang mengusir Teresia, dan suara Teresia yang menghina Jonathan sebagai laki-laki cacat yang tidak berguna dan mandul.

Hingga beberapa saat terdengar suara barang pecah berulang-ulang dan sesuatu benda yang jatuh.

PYARR... PYARR

BRUKKK!!

Segera Marcos dan Nadia berlari ke ruang tengah untuk mengetahui apa yang terjadi.

Marcos dan Nadia sangat terkejut melihat beberapa guci mahal dan vas bunga pecah berserakan.

Dan lebih terkejut lagi saat melihat Jonathan tergeletak di lantai dengan kening bersimbah darah.

Chapitre suivant