webnovel

Bab 23

"Tuan muda.. disini saya membawakan bubur spesial untuk tuan muda" Tidak lama setelah kepergian keduanya, Molly kemudian kembali dengan semangkuk bubur ditangannya.

"Tuan muda.. ayo makan... aaaa.." Tiba dan duduk di samping Ray dia kemudian berniat menyuapinya.

Dan dengan lembut Ray menerimanya.

"Ummm.. enak... yang walaupun terasa agak hangat" Ray berkata.

"Benarkah??... hehehe.. disini lagi... a..." Mendengar katanya, Molly sangat bahagia lalu ingin kembali menyuapinya.

"Ah... kamu juga makan.. temani saya .. tidak enak rasanya jika hanya saya yang makan..."

"Tidak tuan muda saya sudah makan sebelumnya.."

"Berhentilah mengeluh .. makanlah atau saya juga tidak akan makan lagi..."

"Baik.. baik... saya akan makan... hehehe"

∆∆

Beberapa jam kemudian.

Saat ini Ray dan Mihawk sedang berhadapan.

"Jadi.. apa keputusanmu.. " Mihawk bertanya.

"Apa maksudmu??" Ray juga bertanya kembali.

"Untuk masalah sebelumnya... Apakah kamu akan kembali ke tempat ayahmu atau hal lain" Mihawk berkata.

"Lebih baik... saya ikut dengan mu berlatih setelah itu saya akan kembali untuk menyelidiki segalanya" Tanpa ragu Ray berkata.

Dia juga telah memikirkannya dengan seksama.

Dia tahu bahwa kekuatannya masih belum cukup untuk melawan musuh ayahnya.

Apalagi musuh ayahnya itu kemungkinan terbesar adalah pemerintah dunia dan angkatan laut.

Tetapi sebelum itu hal pasti yang terlibat pada kejadian itu adalah bajak laut Donquixote.

Dan menurut penilaian kekuatannya saat ini, dia bahkan belum cukup untuk mengalahkan para kadernya.

Penilaian itu hanya berdasarkan bahwa dia masih belum bisa bertahan melawan Mihawk dan belum melawan kader bajak laut green line.

Jadi dia memutuskan untuk berlatih dengan sangat keras agar bisa membalaskan dendam orang tuanya.

"Baiklah... jika seperti itu... menurut saya juga lebih baik seperti itu, karena jika tidak dan kamu kehilangan kendali lagi.. kamu mungkin akan membunuh pelayanmu itu" Mihawk berkata.

"Ya.. " Sambil menunduk Ray berkata.

Pada kejadian sebelumnya, dia juga sebenarnya sadar akan hal itu, tetapi karena terdorong oleh kemarahan dan kesedihan membuatnya melupakan segalanya.

Tetapi setelah kembalinya kesadarannya dia kemudian secara bertahap mulai ketakutan.

Dia yang awalnya merasakan kesenangan oleh buah iblis dan karena hal itu juga membuatnya hampir membunuh satu satunya sisa keluarganya.

Walaupun merasakan ketakutan dengan kekuatannya tetapi dia menguatkan tekadnya agar bisa mengendalikan kekuatannya.

"Sebenarnya saya ingin bertanya mengenai buah iblis yang kamu makan... baru kali ini saya menyaksikan buah iblis yang mampu mempengaruhi dan bahkan sampai mengendalikan penggunanya..." Mihawk berkata, bertanya kepada Ray.

"Saya juga tidak begitu mengerti.. tapi yang saya tahu bahwa kekuatan yang saya terima dari memakan buah iblis itu dipenuhi dengan aura kematian, niat membunuh dan berbagai hal negatif lainnya... " Jawab Ray.

"Hmmm.. lebih baik kamu untuk sementara menggunakan hal ini ..." Sambil memberikan sesuatu kepada Ray , Mihawk berkata.

"Bukankah hal ini adalah Seastone..." Ray berkata setelah melihat benda tersebut.

"Ya.. itu benar... saya ingin kamu menggunakannya sampai kita tiba pada tujuan... dan setelah kamu merasakan bahwa sudah bisa melakukan pelatihan datang dan temui saya..." Mihawk berkata.

"Hemmm.. baiklah" Setelah berkata dia kemudian mengenakannya lalu berdiri ingin melangkah meninggalkan ruangan.

Setelah beberapa langkah, dia kemudian berbalik dan bertanya kepada Mihawk.

"Bagaimana kabar sepupuku??"Mendengar pertanyaannya, Mihawk menjawab tanpa mengalihkan perhatiannya pada minuman ditangannya.

"Saya melepaskan dia pergi setelah saya membuatmu pingsan... saya tidak ingin melakukan hal merepotkan seperti dikejar oleh angkatan laut karena menculik pangeran kerajaan di bawah pemerintahan dunia"

Mendengar jawaban Mihawk, Ray hanya mengangguk lalu melanjutkan langkahnya meninggalkan ruangan.

∆∆∆

"Selamat tuan muda atas kebangkitannya" Di sebuah ruangan terlihat Ray bersama kedua Bessara dan Koyde.

"Ya.. terimakasih" mendengar perkataan Bessara, Ray menjawab.

Setelah itu ruangan berubah menjadi hening, kedua baik Bessara dan Koyde menundukkan kepalanya.

"Saya ingin berkeliling dunia ini untuk menjadi lebih kuat..." Suara Ray terdengar memecah keheningan.

".....Maafkan kami tuan muda, karena tidak bisa membantumu... Kami telah memikirkannya sebelumnya.. kami sudah tua dan kami tidak memiliki ambisi liar sepertimu..." Ragu sejenak, Koyde berkata.

Chapitre suivant