webnovel

Menghangatkan Mu (18+)

Rasa senang yang tidak bisa di pungkiri terlihat dari wajah Tristan yang sumringah itu.

Dan akhirnya mereka berdua melanjutkan untuk menikmati makan malam.

Setelah makan malam selesai, Vino dan Tristan berjalan dengan perlahan menuju ke kamar Tristan.

Tidak seperti biasa, Tristan yang biasanya bertingkah laku slengekan namun setelah berjalan bersama Vino menuju kamarnya dia menjadi jinak seketika.

Layaknya bagaikan sepasang mempelai yang baru saja di sahkan dan menjadi malam pertama bagi mereka berdua, Tristan membukakan pintu dengan perlahan dan pada saat itu Vino langsung memberikan senyuman hangat kepada Tristan.

"Silahkan masuk" ucap Tristan kepada Vino sambil memberikan senyuman manisnya itu.

"Hahaha apaan sih kak" ujar Vino terkekeh sambil memasuki kamar Tristan.

Dengan perlahan Tristan menutup pintu kamarnya dan langsung menghampiri Vino yang sedang berdiri memunggunginya itu.

"Apakah kamu kedinginan?" bisik Tristan di belakang telinga vino sambil memeluk untuk menghangatkannya.

"Ahh nggak kok, tapi iya hehehe!" jawab Vino sambil menyadarkan kepalanya ke leher Tristan.

"Soalnya kamu pake piyama super mini, aku rasa kamu kedinginan!" ujar Tristan sambil memeluk Vino lebih erat.

"Hehe iya kak Tristan!"

"Bolehkah aku menghangatkanmu malam ini!" bisik Tristan sambil mencium telinga Vino.

Vino tidak menjawab apa yang di katakan Tristan barusan, karena Vino sudah terlanjur merasakan sentuhan dari bibir Tristan.

Tristan menciumi telinga Vino, kemudian turun menciumi lehernya.

Vino hanya bisa diam sembari menikmati semua sentuhan dari bibir Tristan.

Tidak tinggal diam di situ saja, Tristan mulai memainkan lidahnya di sekujur leher dari Vino.

"Ahhhh!"

Vino yang merasa nikmat akan sentuhan dari Tristan, dia mendesah ke enakan.

Aku tidak bisa menahannya, aku membiarkan kak Tristan menciumi dan membasahi leherku saat ini. Aku hanya bisa mengerang pada saat dia melakukan sentuhan itu. Mulutku tidak bisa diam, aku mengeluarkan desahan-desahan lembut pada saat sentuhan dan ciuman itu mengena sehingga membuatku semakin terangsang.

Aku membalikkan tubuhku sehingga sekarang kami berdua berhadapan, mataku dan mata kak Tristan terkunci pada saat itu. Dan tanpa menunggu aba-aba aku langsung mendekatkan bibirku ke bibir kak Tristan. Dan dengan perlahan kak Tristan menempelkan bibir lembutnya di bibirku, Sehingga bibir kami berdua sekarang terpaut menjadi satu.

Aku membuka bibirku dengan perlahan pada saat kak Tristan menggigit bibirku perlahan, dan saat aku membukanya sambil mendesah, kak Tristan langsung memasukan lidahnya ke dalam mulutku.

Dan detik itu juga lidah kami bertemu bergelut di dalam nikmat ciuman malam itu.

Nafasku memburu karena semakin lama ciuman kak Tristan semakin ganas, tanganya yang sebelumnya berada di leherku, sekarang tangan itu turun meraba pinggangku, dan berhenti pas di bokongku.

"Ahhhh... ahhhh!" dengan tidak sadar aku mendesah kembali pada saat kak Tristan meremas bokongku dengan ganas, dam semakin merapatkan tubuhku ke tubuhnya.

Dan aku bisa merasakan sesuatu mengeras lurus bersentuhan dengan pusarku. Aku yang mengetahui hal itu, aku tidak akan tinggal diam.

Dengan segera aku langsung menggerakkan tangan kananku yang sebelumnya di pundak kak Tristan, turun dengan perlahan meraba dada bidangnya, dan perut kotaknya, dan berhenti di senjata kak Tristan yang sudah mengeras itu.

Ciuman kami masih belum berhenti, dan sekarang tanganku mulai dengan perlahan meraba senjata kak Tristan yang sudah mengeras dengan sangat kencang itu. Saat aku meraba senjata kak Tristan, Dia melepaskan ciumannya dan mendongak ke atas sambil mendesah.

"Ahhhhhh!"

Dan dengan cepat aku langsung meremas-remas senjata kak Tristan. Tidak berhenti di situ saja, aku mulai memasukkan tanganku dengan perlahan di balik dari celana kolor milik kak Tristan.

Dan Wow benar-benar tegang dengan sempurna, aku menggenggamnya sekarang, dan lagi-lagi kak Tristan mendesah dengan hebat pada saat aku mulai mengocoknya meskipun itu masih berada di dalam celananya.

Rasanya kak Tristan sudah mulai panas dengan permainan ini. Dia kemudian membuka bajunya, dan anjir aku gak kuat liat badan Indah ini ya Tuhan. Nafasku memburu dan langsung aku menciumi dan menjilati leher kak Tristan, dan kemudian semakin turun menuju ke dada kak Tristan.

"Ahhh Vin... Ahhh!"

Dia mendesah kembali pada saat aku mengulum puting dadanya, Ku mainkan lidahku di sana, serasa aku sudah sangat lihai sekali dalam memainkannya.

Dan tiba-tiba tangan kak Tristan mencengkram rambutku dengan kuat dan dia arahkan kepalaku semakin turun menuju ke perutnya. Astaga perut ini, aku tidak kuasa untuk menahan nafsu yang sudah menyelimutiku, aku langsung menjilati pusar kak Tristan.

Kak Tristan memundurkan tubuhnya dan menuntun ku menuju ke ranjang, kemudian dia merebahkan tubuhnya di ranjang sehingga membuat wajahku sekarang berada di depan pas Gada Pusaka milik kak Tristan.

Tanpa menunggu waktu terbuang, aku langsung membuka celana kak Tristan dan menggenggam pusaka milik kak Tristan yang super duper wow itu.

Dan dengan perlahan aku menjilati ujung pusaka milik kak Tristan.

"Ahhhh... Ahhhh.. Ahhhhh Vin... emmm aahhh!" Desahan itu semakin membuatku semakin nafsu akan melakukan hal lebih lagi.

Dengan cepat aku langsung memasuk senjata kak Tristan ke dalam mulutku.

...

Aku tidak kuasa menahan rasa nikmat, pada saat Vino memasukkan senjataku ke dalam mulutnya, mataku merem melek merasakan rasa nikmat yang saat ini ku rasakan. Dia seperti sudah sangat lihai sekali memainkan punyaku, Vino mengulumnya dengan cepat dan ritme yang membuatku geli-geli nikmat.

"Ahhh Ahhhh!!!"

Aku tidak bisa berhenti mendesah pada saat Vino menjilati dan mengulum pusakaku.

Tidak tinggal diam, aku menjambak rambutnya dan menggoyangkan pinggang ku ke depan dan ke belakang sehingga membuat pusakaku terkulum dengan sempurna.

Vino melakukannya dengan sangat baik,

"Ahhh ahhh Vinooo!!!"

Aku langsung menariknya untuk naik ke atas ranjang, aku membuka paksa piyamanya, mulai baju dan juga celananya. Aku melihat senjata milik Vino juga tegang dengan keras, lumayan namun masih besar punyaku.

Setelah semuanya terbuka, aku dan Vino kini benar-benar telanjang di atas ranjang, dia duduk di pahaku dan mulai mengulum dan mengocok senjataku lagi... Aku hanya bisa membiarkan Vino melakukan tugasnya, aku juga ingin sebenarnya Vino merasakan bagaimana kalau senjata miliknya di kulum olehku, namum dia tidak mengizinkanku untuk melakukan hal itu.

Jadi aku biarkan saja dia yang melakukan tugasnya sekarang.

Dan saat ini senjata ku benar-benar basah, dan dengan cepat aku mengambil pelumas di meja yang sudah aku siapkan sebelumnya. Aku memberikan pelumas itu kepada Vino, dan dia tahu apa yang harus dia lakukan, dia memberikan olesan itu di pusakaku dan di lubang miliknya.

Dan kali ini dia benar-benar sudah siap untuk memasukkan senjataku ke dalam lubang miliknya. Dia tersenyum melihatku sambil memegang pusakaku dia menuntunya untuk memasuki lubang kenikmatan miliknya, baru saja senjataku menyentuh pintu lubang miliknya rasanya, sudah tidak tahan lagi, ingin segera aku menancapkannya.

Dengan perlahan Vino memasukkan pusakaku ke dalam lubang miliknya.

"Ahhhhhh.... Ahhhh AHHHHHH!!!"

Aku dan Vini mengerang bersama saat senjataku berhasil memasuki lubang miliknya dengan perlahan.

Vino yang berada di atasku itu, dia mulai memompa dengan ritme pelan terlebih dahulu, dan aku memberikanya dorongan semakin lama semakin kencang... Sehingga Senjataku benar-benar mendapatkan kenikmatan yang tiada duanya.

Vino menggoyangkan bokongnya dengan keras sehingga membuatku semakin enak merasakan goyangan itu.

Aku membantunya dengan memompa dengan keras mengikut ritme yang ia berikan.

"Ahhh Ahhh.. Vinooo.. Ahhhh Ahhhh!!!"

Dia semakin kencang memompa naik turun dan aku juga semakin lihai memainkan senjataku di lubang miliknya.

"Ahhh Ahhhhh... Vinnnn!!!"

Aku memegangi bokongnya dan aku meremasnya dan aku menuntunnya untuk naik turun menjaga agar ritme itu tidak berhenti.

"Ahhh Kak Tristan Ahhhh Ahhh!!!"

Vino mendesah dengan nikmat dia mengigit bibirnya, sambil terus memompa naik turun..

Pompa tersebut semakin lama semakin cepat, karena dua-duanya sudah hampir mencapai Puncak kenikmatan yang mereka tunggu.

"Ahhhh... Ahhhh... Ahhhh!!!"

Rasa kedutan yang berada di pusaka Tristan itu menujukkan bahwa Tristan sudah mengeluarkan cairan kental itu di dalam lubang milik Vino.

"Aahhh... Ahhhhhhhhhh!!!"

Erangan terakhir di keluarkan dari Vino pada saat dia merasakan bahwa senjata Tristan berhasil membuat menemukan Puncak niknat itu.

Dan akhirnya mereka berdua terkulai lemas, berpelukan di atas ranjang.

Memang nikmat, namun juga melelahkan... Namun semua itu terbayar dengan kenikmatan yang di dapatkan oleh mereka berdua.

.

.

.

"Hayo, Kalau Baca jangan sambil Main Ya wkwkw!"

Neptunus_96creators' thoughts
Chapitre suivant