webnovel

Chapter 2 : (Rencana Liar)

"Baik dengarkan aku.Saat ini mereka sedang berpesta bukan.Aku ingin kau bergabung dengan mereka dan melayani mereka."

"Huh?!"

Gadis itu meninggikan suaranya.Aku sadar permintaan anehku,tapi itu satu-satunya cara.

"Dengar,kau hanya perlu melayani mereka sebentar,aku akan datang menyelamatkanmu secepatnya,tapi sebelum itu bisa kau berbalik sebentar?"

"Apa yang akan kau lakukan?"

"Aku akan membuka ikatan talimu,lalu kau longgarkan tali ikatanku.Bisa kan?"

"Baiklah."

Gadis itu pun berbalik,Aku memperhatikan simpulnya baik-baik.Jika aku salah mengikatnya,para bandit itu mungkin akan curiga.Dengan tanganku terikat di belakang punggungku,aku mengingat dimana simpulnya.Aku pun membuka simpulnya walau leherku terasa pegal karena sesekali menoleh ke belakang.Gadis itupun membuka simpulku.

Aku mengajarinya cara menyimpul tali agar terlihat kuat,tapi mudah dilepaskan.Seperti ahli-ahli sulap yang menipu penontonnya.Lalu dia mengikat ulang tangan dan kakiku.Aku pun mengikatnya dengan simpul yang sama seperti sebelumnya.Gadis itu menatapku seperti orang aneh.Dia pasti berpikir,apa kau gila?

Maksudku,aku hanya mengulang situasi yang sama saja.Tapi itu tidak benar.

Aku pun memberitahunya rencanaku.

"Kau akan menangis seperti anak kecil,dan memohon agar tidak dibunuh,buat dirimu sebisa mungkin dibawa keluar dan ikut pesta itu."

"Aku tak mengerti mengapa aku harus melakukan itu."

"Karena aku tak bisa mengatasi mereka jika harus melindungimu."

"Tapi kalau diluar aku juga akan masuk mulut harimau kau tahu?"

"Tidak,aku akan membuat celah agar kau bisa menjauh dari sini."

"Apa maksudmu kau akan bertarung sendiri? Apa kau sudah gila?"

"Mungkin.Tapi bertarung adalah satu-satunya jalan."

"Kita bisa menunggu keluargaku menjemput kita."

"Aku bukan orang naif yang mengharapkan bantuan,bukan maksudku menghina keluargamu,tapi kau lihat sendiri kenyataannya bukan?"

Fakta bahwa heterochromia disini adalah sesuatu yang dibenci.Aku yakin disaat mereka menyelamatkan kami,mungkin aku akan dibuang,atau paling buruk dibunuh.Satu-satunya pilihanku adalah keluar dari sini tanpa bantuan orang lain.Yah kecuali gadis ini sih.

"Walaupun keluargamu mencarimu,apa kau yakin para bandit ini akan tetap menahanmu disini selamanya? Mereka membawamu ke pinggiran kota,namun wilayah ini masih dekat dengan istana bukan? Jika kau di pihak penjahat,tak mungkin kau akan bersembunyi di dekat wilayah musuh dalam waktu yang lama bukan? Semakin cepat kau lolos dari sini,semakin baik."

Aku mengatakan berbagai hipotesisku padanya tanpa kebohongan,untuk menguatkan tekadnya membantuku.

"Jika kau dipindahkan dari sini,apakah kau akan tau arah pulang,jika kau berhasil lolos? Belum lagi kau merupakan keluarga kerajaan,jika kau dibawa ke kerajaan musuh dan dijadikan tawanan,bukan tidak mungkin kerajaanmu menerima banyak masalah bukan? Sebagai seorang bangsawan kau pasti tahu itu."

Aku berniat memojokkannya dengan menunjukkan bahwa dia adalah bangsawan.

Saat aku mengatakan itu,dia gemetar.Maafkan aku,tapi aku harus melakukan ini.

"Dengar,saat kau keluar nanti,aku akan berteriak,lalu memancing salah satu anak buahnya kesini dan mengatasinya.Di saat itu mungkin aku akan langsung keluar dan menyerang bandit yang lain.Saat mereka kebingungan,gunakan kesempatan itu untuk bersembunyi.Ingatlah jika kau berlari ke arah kota,kau akan segera tertangkap.Gunakan alas kakimu untuk membuat jejak palsu.Aku menyarankan kau membuat jejak palsu ke arah selain kota agar mereka berpikir kau tersesat,lalu saat mereka menyusulmu,kau akan berlari ke kota."

"Lalu bagaimana denganmu?"

"Aku akan bertarung dengan mereka."

"Apa kau gila? Kau masih anak-anak dan sendirian,sedangkan mereka orang dewasa dan berkelompok."

"Kau memang benar.Tapi jika yang mereka katakan itu benar,maka aku tak bisa membiarkan mereka menyebarkan keberadaanku.Cepat/lambat aku akan dijadikan tumbal untuk memanggil raja Iblis.

Jika itu sampai terjadi,bisa terbayang hidupku seperti buronan,dan akhir yang menantiku adalah menjadi sesajen di altar untuk memanggil Raja Iblis.Maka aku harus mengeliminasi orang-orang yang tahu tentangku.

"Kau jangan pikirkan aku.Setelah aku memberimu celah,lakukan dengan segera."

"Hey sebelum kita melakukannya,aku ingin tahu,apakah kau yakin rencanamu berhasil?"

"Menurut perhitunganku seharusnya kita akan berhasil sekitar 80%,jika tidak ada halangan yang tak terduga.Peranmu juga berpengaruh pada faktor keberhasilan itu."

"80%?"

"Ah,maaf kau tak paham ya,80% itu bisa diartikan begini,jika kita melakukan rencana ini sebanyak 5x,maka peluang kita berhasil itu sebanyak 4x,dan peluang gagal kita 1x."

"Haaaah."

Dia menarik nafas.AKu tahu ini merupakan keputusan berat,namun ini hanya satu-satunya jalan.Menanamkan kepercayaan dengan ucapan saja merupakan hal yang sulit.Sekali saja pandanganmu goyah,gadis ini tak akan mempercayaiku.

"Aku tahu ini sulit,tapi aku ingin kau percaya padaku.Bagaimanapun nasib kita berdua dipertaruhkan disini."

Aku menggunakan alasan bahwa "nasib kita adalah sama" maka mau tidak mau ia akan bergantung padaku,begitu juga sebaliknya.Tidak ada alasan persuasif selain ini,untuk membujuknya membantuku.Aku menanyakannya sekali lagi.

"Apa kau mau membantuku?"

Dia menutup mata sejenak,lalu menjawab.

"Baklah."

Aku tak merasa aku akan kalah jika para penjahat itu hanya 4 orang yang membawaku.Dari yang kuingat,mereka hanya sekumpulan bandit bermodal senjata yang mengancam orang lemah seperti wanita dan anak-anak.Dengan memanfaaatkan segala faktor,aku yakin bisa mengalahkan mereka.

Semua sudah siap,mental dan fisikku.Aku mengingat memori anak ini.Berkali-kali dalam ingatannya dia bersedih karena statusnya yang lemah.Aku pun ingin melihat seperti apa status itu.

"Status"

Sebuah layar transparan muncul sekitar 20 cm di depanku

Informasi berupa namaku,dan berbagai angka yang mewakili status terlihat.Tapi aku tak bisa mempelajari hal itu sekarang.Mataku tertuju pada Kolom Magic.Ya Sihir

Bagaimanapun tidak mungkin anak kecil bisa menang melawan orang dewasa yang berkelompok bukan.Jika ada sesuatu yang bisa membantuku,mungkin sihir dan keberuntungan saja.

[Penguatan Fisik Lvl 1]

[Meningkatkan kekuatan diri dengan menggunakan mana,semakin banyak mana yang dimiliki,semakin lama durasi skill ini.Namun setiap kali terkena serangan maka akan mengurangi mana,sebagai efek penguatan]

[MP consumption 20/menit]

Hanya itu saja sihir yang kumiliki.Dengan berbagai kalkulasi aku bisa menggunakan skill ini sekitar 5 menit atau kurang.Aku mencoba menggunakannya sebentar dan mendapati diriku seakan memiliki kekuatan orang dewasa.Aku merasakan ototku berkontraksi dan merasa lenganku seperti membesar dan memiliki cukup tenaga,padahal lenganku masih kecil saja.

Yap ini sudah cukup.Aku hanya bisa bergantung pada keberuntunganku saja.Jika musuhku bisa menggunakan sihir juga,itu akan sangat berbahaya.

"Aku sudah siap,bagaimana denganmu?"

Aku bertanya padanya.Dia pun menjawabku

"Aku juga."

"Baiklah,ingatlah berakting senatural mungkin,kita hanya punya 1 kesempatan."

"Aku tahu itu."

Walaupun dia berkata seperti itu,tapi akting menangisnya sangat payah,yah umurnya sekarang memang tidak seharusnya untuk menangis lagi.Jadi aku akan membantunya memberi sugesti.Dilihat dari sikapnya,bisa dilihat dia adalah anak yang dimanja,dengan kata lain orang terdekatnya adalah orang tuanya.Aku berusaha menanamkan sugesti yang berhubungan dengan orang tuanya.

"Hei pernahkan kau membayangkan kehidupan seorang yatim piatu"

Bagaimana nasibnya setelah tak memiliki orang tua?

Bagaimana dia mencari makan?

Jika ia bisa minum air sehari saja,itu merupakan anugrah,lalu bagaimana para bangsawan yang pilih-pilih makanan?

Bukankah kau harus bersyukur dengan hidup yang kau miliki?

Bagaimana dia bertahan hidup dari hari ke hari?

Jikapun dia mengemis,tentu saja tidak semua orang mau memberi bukan?

Jika tak ada yang memberinya uang,bagaimana dia bertahan hidup?

Pernahkah kau melihat para anak yatim piatu melakukan kejahatan seperti mencuri?

Menurutmu mengapa mereka melakukan itu?

Itu karena keadaan yang memaksa mereka kau tahu?

Jika keadaan memaksa,mereka bahkan bisa menjadi penjahat.

Di tempat asalku dulu,kebanyakan penjahat terlahir dari latar belakang yang suram.

Mereka terpaksa menjadi penjahat demi bertahan hidup,kau tahu?

Di mata mereka membunuh manusia bisa dilakukan seperti layaknya bernafas,tanpa keraguan.

Jika keadaan bisa memaksa orang baik menjadi penjahat,lalu mungkinkah manusia berubah menjadi iblis?

Menjual jiwanya demi kekuatan,itu bukan sesuatu yang mustahil bukan?

Dan bayangkan saja.Suatu saat datang seorang penjahat yang sangat kuat datang ke Kerajaanmu,dan menyerangnya.Ia tak ragu membunuh keluargamu.Karena dendam di hatinya,karena perbedaan nasib yang kalian terima,bisakah kau membayangkan penderitaannya?"

Kebetulan sugesti ini,merupakan pengalaman pribadiku,jadi aku bisa lebih menjiwai saat mengatakannya.Dikatakan saat kau menceritakan pengalaman aslimu,perasaanmu akan tersampaikan pada lawan bicaramu.

Gadis itu pun menangis sejadi-jadinya.Ia pasti mengingat orang tua dan kerabatnya.Suara tangisannya cukup keras dan aku pikir itu pasti terdengar sampai keluar.Kudengar langkah kaki seseorang datang.Pintu kayu itu berderit dan terbuka lebar.Seorang pria dengan perawakan kurus dan berewokan membuka pintu.Di wajahnya terlihat senyum vulgar ketika melihat gadis itu yang membuat bulu kudukmu merinding.Entah apa ada di kepala orang ini.Satu gambaran di kepalaku.Si cungkring yang hanya bisa menyerang anak-anak alias lolicon.

"Hey-hey manis,kenapa kau menangis umm?"

Gadis itu menjeritt

"Hiii! Jangan bunuh aku,aku,aku akan melayani kalian,tolong jangan bunuh aku!"

"Hoho,kau akan melayani kami huh? Memang kau bisa apa?"

"Um,aku akan melakukan apa saja asal kau tak membunuhku,aku mohon tolong jangan sakiti aku.Ah benar kalian berpesta bukan? Ibuku pernah berkata jika pesta tanpa wanita akan membosankan.Aku bisa melayani kalian jika kau mau."

"Wanita huh? Tapi kau masih anak-anak.Boss tidak akan suka.Mungkin ada benarnya juga."

Pria itu membuka ikatan gadis itu dan memegang tangannya lalu membawanya keluar.

Aku mendengar percakapan mereka di luar.

"Hey kenapa kau bawa dia keluar?!!"

"Ma,maaf boss,tapi gadis ini berkata akan melayani kita agar tidak membunuhnya.Lihatlah wajahnya yang ketakutan boss."

"Tapi tetap saja dia bisa kabur kau tahu!!!"

"Boss,kau kan memiliki kami anak buahmu,lagi pula gadis sepertinya melawan kita? Tidak mungkin.Lagipula jika ada wanita pesta kita akan lebih seru bukan?"

"Hmm kau benar juga,aku ingin merasakan bagaimana dilayani seorang bangsawan yang hanya tahu dimanjakan.Hei kau cepat tuangkan minuman ke gelasku!!"

"Ba,baiik"

"Boss jika boss sudah lelah,bolehkah kami bermain dengannya?"

"Baiklah,tapi ingat dia harus tetap hidup.Kau paham?"

"OK boss."

Setelah menunggu sekitar 10 menit,tak terdengar percakapan mereka lagi.Nampaknya mereka mabuk.Yosh saatnya giliranku.

"Ahhhh,ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh"

Aku berteriak sekencang-kencangnya

"Hey aku lapar,bisakah kau memberiku makan??!!!!!!"

Aku sudah melepas ikatanku dan menunggu dibalik pintu.

Terdengar langkah kaki mendekat kemari

"Cih bocah tengik itu mengganggu saja."

Pintu pun terbuka dan aku menjegal kaki pria itu.Dia pun terjatuh ke lantai.Tanpa basa-basi aku pun menendang ke organ laki-lakinya dan mendaratkan sikuku ke arah lehernya.Dengan tubuh anak kecil yang bisa kulakukan adalah menyerang bagian vital yang mudah seperti Organ laki-laki/leher.Karena posturku pendek,aku harus membuat lawanku selevel dengan tinggiku.Pria itu pun pingsan tak berkutik.Suara jatuh yang nyaring pasti terdengar keluar,bagaimanapun lantainya adalah lantai kayu.Aku harus bertindak cepat.Aku meraba-raba tubuh pria itu mencari sebuah senjata.Dan aku menemukan pisau kecil.Dengan ini aku bisa bertarung.Sebelum aku melawan mereka,aku harus menghabisi orang ini.Aku pun menyayat arteri di lehernya.Ia akan mati kehabisan darah.Terdengar langkah berlari menuju kemari.

"Hey sialan apa yang kau lakukan huh?!!"

Dia menyerangku secara langsung.Kututup pintu yang terbuka untuk memukul wajahnya.Saat dia kehilangan momentum aku pun menerjang tubuhnya,memanfaatkan berat badanku dan menduduki dadanya lalu kehabisi dia dengan menusuknya tepat di leher.Aku tak mengincar kepala karena dengan pisau seperti ini dan kekuatanku tak akan mampu menembus tulang tengkoraknya.Aku tak mengincar dada juga,karena aku tahu pisau ini takkan mampu menjangkau jantungnya,sehingga itu akan menghabiskan banyak waktu.Pria itu sempat berontak,namun setelah kutusuk kedua kalinya dia akhirnya menyerah dan mati.

"Nah,tinggal berapa orang lagi?"

Tak lupa aku mencari senjata di tubuh orang itu,aku tak menemukan apapun,aku hanya menemukan makanan ringan seperti biskuit.Hmm.Aku pun menghancurkan biskuit itu sampai menjadi butiran.

"Hey kemana kau pergi,sial,Hey kembali"

Aku mendengar teriakan dari luar.Nampaknya gadis itu sudah pergi.Aku pun keluar dari rumah itu dan mendapati 2 orang sudah menungguku.Melihat tanganku berlumuran darah pasti mereka bisa mengetahui situasi di dalam.

"Sialan,kau sudah membunuh mereka huh?!! Kau memang tampak seperti rumor katakan,kau pembawa sial.Aku akan membunuhmu bajingan!!!!"

Aku hanya tersenyum dan mengacungkan pisauku kedepan.Mereka pun menerjangku seperti hewan buas,mengayunkan tangan mereka tanpa teknik apapun.Sepertinya mereka ingin menangkapku lalu menyiksaku sampai mati.Huhu kau akan menyesal jika tak membunuhku secara langsung.

Sembari aku menghindari mereka aku melihat situasi di luar.Gadis itu tak terlihat,mungkin boss yang dimaksud juga mengejarnya.Aku tak bisa tinggal diam.Aku harus mengakhirinya secepat mungkin.

"Cukup sudah bermain kucing-kucingan."

Mereka mengepungku dari depan dan belakang.Baiklah.

Pria di depanku mengayunkan tangannya untuk menangkapku,tapi aku mengelak dan melemparkan remah biskuit itu ke matanya.Aku hanya butuh 1 celah untuk menghabisi mereka.Kutendang organ laki-lakinya dan membuatnya tersungkur dengan tangan dan kakinya melindungi organ laki-lakinya itu,aku pun segera berlari kebelakang orang itu,memegang matanya dan menyayat tenggorokannya.Di posisi ini aku menjadikan temannya sebagai perisai hidup dari serangan temannya.Melihat temannya terbunuh,ia tak ragu untuk mengeluarkan pedang di pinggangnya.

"Cukup sudah bocah,aku salah karena meremehkanmu,kau pantas untuk mati!!!!!!!!!"

Aku pun mengambil pedang dari sarung pria yang kupegang dan menggunakan tubuhnya untuk menghindari serangan pedangnya.

Slash

Ia pun menyayat tubuh temannya,tanpa ragu.Aku pun mundur sesaat.

Baiklah aku memiliki pisau kecil dan pedang,aku tak akan menyia-nyiakannya.

Kami pun beradu pedang,aku terpaksa menggunakan sihir penguatan fisik untuk mengimbanginya.Jika tidak pasti aku akan kalah saat beradu kekuatan.Disaat membunuh mereka bertiga,aku hanya mengandalkan kondisi psikologis manusia.Manusia cenderung panik saat ia tiba-tiba kehilangan penglihatan,walau sesaat,celah itu merupakan hal yang fatal.Namun saat berhadapan dengan orang yang waspada,aku tak bisa menggunakan trik itu lagi.

Berkali-kali aku beradu pedang dengan orang ini,aku menyadari bahwa ia hanya mengandalkan pengalaman untuk menggunakan pedangnya.Tidak seperti diriku yang dilatih menggunakan beberapa aliran saat aku masih menjadi seorang pembunuh.Itu berarti dia tidak terlalu paham tentang berpedang kecuali pengalamannya.

Aku pun memutuskan mengayunkan serangan tipuan dari arah kanan agar dia menangkisnya.Yap dia menangkisnya,namun sebelum dia menangkis pedangku,aku memutar tubuhku dan menyerangnya dari arah sebaliknya.

Slash.

Tch.Aku hanya bisa menebas separuh pinggangnya.Nampaknya pedang ini tidak cukup tajam untuk memutuskan tubuhnya secara langsung.Aku pun melepaskan pedangku dan segera menjauh agar tak terkena counter attack dari jarak dekat.Walau bagaimanapun dengan luka seperti itu dia akan mati juga.Aku harus segera menyusul gadis itu.Tapi sebelum aku sempat pergi,aku melihat seseorang datang dengan perawakan besar.Jika ini di bumi,mungkin dia bisa dikatakan sebagai manusia tertinggi.Dengan tinggi kira-kira 2 meter dia menatapku seperti menatap serangga.Dia mengalihkan pandangannya ke sekitar dan mendapati 2 anak buahnya tersungkur bersimbah darah.Dia pun berkata dengan suara kecil tapi mengintimidasi.

"Hey,apa kau yang melakukannya?"

"Ya itu aku."

Sembari memberi senyum licik aku menjawabnya.

"Kau akan menyesalinya bocah."

"Hidupku penuh penyesalan,sedikit penyesalan seperti ini tak ada artinya bukan?"

Tanpa pikir panjang dia menerjangku dengan pedangnya.Kekuatannya berbeda dengan anak buahnya.Satu serangannya cukup membuat tanganku kaku.Sial aku tak bisa menghabiskan waktu lama karena sihirku hanya tersisa 3 menit lagi.

Dengan fisik besar seperti gorilla sulit bagiku untuk menyerangnya dari jarak dekat,Sekali aku mendekat,aku akan masuk zona serangnya.Tangannya yang panjang dan berotot bisa meremukkan tengkorakku jika ia berhasil mendapatkanku.Sial.

Ayo berpikir otakku.

Apakah ada cara lain?

Sesuatu untuk mengalihkan perhatiannya?

Berkali-kali aku berpikir,aku hanya bisa membayangkan skenario dimana aku terbunuh.Sial

Aku hanya bisa bertaruh.Oh Tuhan berikan aku keberuntungan.

Aku menyiapkan kuda-kuda dan memegang erat pedangku.Kami beradu pedang lagi.Selain fisik,permainan pedangnya sangat mulus,dia bisa melihat serangan tipuanku dengan jelas,berkali-kali aku hampir tertebas oleh pedangnya.Jika bukan karena sihir,aku tak pernah berpikir bisa bertarung dengannya.Tubuhku memang didukung sihir,tapi tetap saja tanganku merasa kaku karena terus menerima serangannya tanpa henti.Dia menyadarinya dan menyerangku secara brutal.Posisiku dari penyerang dibalikkan dengan mudah.Aku berada di posisi yang hanya bisa bertahan.Sial.Sial.

Aku pun memberi celah padanya.Dengan pedang masih saling mengunci dia menendangku seperti menendang bola.Aku pun terpelanting beberapa meter.Aku merasakan beberapa tulangku retak.Aku mengalami kesulitan bernafas.Sial Sial!!

Dia datang menuju kearahku.Baiklah ini kesempatanku.Aku tak bisa memegang pedangku karena sudah parah beban di tanganku.Aku hanya bisa memberi satu serangan penuh dengan pedang.Aku pun memprovokasinya.

"Hahahaha,bagaimana perasaanmu membully anak kecil sepertiku,apakah kau puas sekarang??!! Hei bukankah fisikmu itu bisa mengalahkan orang dewasa lainnya jika kau mau??!!! Tapi lihat yang kau lakukan,kau membullyku dan menyerangku membabi buta tanpa memikirkan perbedaan fisik kita!!!!" Kau puas sekarang huh?!! Jika bukan karena fisikmu itu aku bisa mengalahkanmu dengan mudah!!!! Aku tak mampu memegang pedang sekarang,apa kau akan membunuhku dengan pedang juga???!! Dimana harga dirimu sebagai lelaki sialan???!"

Pria itu menendangku lagi hingga aku terpental jauh.Aku memuntahkan darah segar untuk pertama kalinya di dunia ini.Dia melempar pedangnya dan berjalan kearahku.Dia tertawa vulgar sambil mengejekku.

"Dari bocah arogan,lalu kau menjadi bocah yang pemarah yang tak sadar dimana posisinya.Untuk membunuh serangga sepertimu cukup dengan tangan kosong saja."

"Serangga sepertiku bisa membunuh anak buahmu dengan cukup mudah."

"Kau sebut mereka anak buahku? Hahaha,mereka ada orang bodoh yang akan melakukan apapun untukku.Bahkan aku tahu mereka hanya sekelas penjahat kelas teri yang hanya bisa mengancam dengan senjata,mengincar orang lemah,anak-anak dan wanita!"

Dia pun memegang leherku dan menguatkan cengkramannya.Aku kesulitan bernafas karenanya.

"Aku takkan membunuhmu.Kehilangan gadis itu sudah merugikanku.Tapi jika aku membunuhmu,aku tak akan mendapat bayaran.Tapi syaratnya adalah kau harus hidup.Tidak ada syarat yang menyebutkan kau harus sehat bukan.Mungkin dengan mematahkan kaki dan tanganmu bisa membuatmu intropeksi diri."

Pria itu tertawa vulgar lagi.Baiklah ini kesempatanku.Cuih

Kuludahi dia dan kuambil pisau kecil yang kusembunyikan, dan mengincar matanya

Slash

Disaat dia kuludahi tangannya bergerak untuk memukulku.Dengan tangan kiri aku mengambil pisau dan tangan kanan untuk menahan pukulannya.Setelah aku melukai matanya cengkramannya melonggar dan aku menusukkan pisauku ke tangannya untuk melepaskan diri.Aku segera menjauh darinya dengan memaksakan kondisiku.Walaupun aku bisa bernafas dengan lega,tapi tetap saja dadaku terasa sesak.Sial tendangannya sangat menyakitkan.

"Sialan,kau anjing laknat,kau berani melukaiku.Tadinya aku hanya ingin membuatmu menderita,tapi saat ini kau lebih baik mati!!!!!!!!!!!!"

Walaupun ia kehilangan penglihatan,ia masih bisa merasakan posisiku.Tidak bagus,Aku tak bisa lari lebih jauh lagi,aku tak bisa memakai pedang lagi.Kuseret diriku menjauh,namun dia melangkah lebih cepat dari gerakanku.Cepat/lambat dia akan menangkapku.

"Hoho kau ketakutan bocah.Nikmatilah saat aku menyiksamu sampai mati."

Dia menikmatinya huh.Ku raih apapun untuk menghalanginya entah itu batu kerikil,kayu api,pasir,namun semua tidak mempan.Hanya kayu api yang meninggalkan bekas terbakar kecil di pakaiannya.Dia tetap berjalan ke arahku tanpa henti.Step,step,seolah-olah menginsyaratkan detik-detik kematianku.

Tapi paling tidak aku berhasil membuat gadis itu pergi bukan.Aku bukan orang jahat di dunia ini.Aku sudah menolongnya semampuku.Itu sudah cukup.Walaupun dosaku masih sangat jauh berbeda dari amal ini,tapi entah kenapa aku merasa lega.Kumanfaatkan kehidupan keduaku untuk sesuatu yang bermanfaat.Aku mengistirahatkan tubuhku di pohon.

"Hey Penjahat,Bisakah kau lebih cepat,aku tahu kau menikmati ini bukan?"

"Tentu saja,belum pernah kurasakan penghinaan seperti ini,aku akan membuatmu menderita sampai kau berpikir mati lebih baik daripada penderitaan yang akan kau rasakan."

"Terserahlah,aku tak memiliki tenaga untuk melawanmu."

Sihirku juga sudah hampir habis,kira-kira 45 detik/30 detik lagi,yang pasti di bawah 1 menit sejak aku menggunakannya.

Tiba-tiba tubuh pria itu diselimuti api.Api itu membakar seluruh tubuhnya.Dia menggeliat seperti ulat memadamkan api itu.Tapi api itu terus membakar tubuhnya tanpa tanda mengecil sama sekali.

"AHHHHHHHHHHHHH,apa ini,sialan siapa kauuuuu??????????????"

Apa yang terjadi?

Sihirkah?

Jika memang benar,siapa yang membantuku?

Pria itu trus menggeliat di tanah,aku tak bisa menyia-nyiakan kesempatan ini.Kupaksakan tubuhku berdiri dan mengambil pedang terdekat yang kulihat.Kuhampiri pria itu dan menimpa tubuhnya,tanpa peduli aku terbakar atau tidak,aku hanya bisa menahannya sebentar,tanpa ragu aku menusuknya di daerah dada.Dengan pedang sepanjang ini mungkin akan mencapai organ vitalnya,berbeda dengan pisau kecil.Kutancapkan sekuat tenagaku agar pedangnya menancap di tanah juga.Tubuh pria itu tersentak sesaat dan berusaha menahan,tapi dengan rasa terbakar dan rasa sakit tertusuk membuatnya tak memiliki banyak tenaga untuk melawan.DIa pun kehilangan nyawanya saat itu juga.

"Haaah"

Aku bernafas lega,tubuhku tak lagi mampu berdiri,kepalaku terasa sangat pusing,kondisi fisikku yang sudah melemah ditambah kehabisan mana membuatku tak memiliki tenaga sama sekali.Dengan tubuh penuh luka dan baju yang sedikit hangus,aku tampak seperti gelandangan yang baru saja dihajar para penjahat.Kupaksakan mataku tetap terbuka namun aku menyerah dengan keadaan.Kupasrahkan bagaimanapun nasibku pada Tuhan.Aku pun kehilangan kesadaranku.

Chapitre suivant