kala itu uas di kampus belum kelar masih ada beberapa matkul ujian yang online, jadi bisa di kerjakan dimana saja. kebetulan aku sedang berada di kobong karena laptop gak punya biasanya aku pakai yang punya pesantren, ku lihat di kantor laptop nya sedang ngantri di pakai sama santri yang lainnya, kesal itu lah yang aku rasakan sempat bingung, mau tidak mau akhirnya aku pergi ke kobong pengurus dan meminjam laptop teh imas dikasih pinjem cuman di batas karena mau di pake juga, tak apalah secepat mungkin aku mengerjakannya dan masih tinggal satu matkul lagi namun keburu di ambil laptop nya di sana aku mencari cara bisa menggunakan hp namun hp aku gak bisa mengakses aplikasinya karena sudah agak rusak, aku berusaha meminjam hp teman-teman ku yang pengurus namun nihil tidak ada yang mau meninjam kan ada sih teh lela namun dia sedang tidak ada di kobong, minjem ke teh sumi dia mau pergi dan terakhir aku berusaha minjam ke teh jiah namun dia malah sibuk chattingan dia bilang hp nya gak bisa di pinjam kan,, sumpah aku udah gak bisa nahan pengen nangis udah mah pertama uas di kampus eh malah kayak gini , disana aku tau mana teman sejati dan mana yang hanya datang ketika butuh nya saja, sempat nyerah namun ada teman satu lagi yang hanya bisa memberi ku kekuatan katanya "kalo udah kuliah harus mandiri kemaren juga aku ujian pergi ke warnet, mau gimana lagi pokok jangan dikit-dikit nyerah" akhirnya aku kepikiran untuk pergi ke warnet di depan asrama penuh dengan santri karena aku pengurus dan dengan mudah nya mereka pergi karena tau mereka diam-diam tidak meminta ijin untuk pergi ke warnet.
di sebelah ku ada uzi dan indri mereka sedang sibuk latihan ujian buat persiapan UN dan dia sudah ijin ke pihak keamanan untuk mengerjakan tugas latihan ini.
ku lihat jam sudah menunjukkan pukul
15 :00 ada waktu 2 jam untuk mengerjakan semua soal ketika setengah soal selesai di kerjakan tiba-tiba s uzi nengok "teh coba aja searching jawabannya jadi biar cepat kelar"
dan bego nya aku cuman bisa diem ketika itu web di keluarkan dan akhirnya ketika masuk lagi ke web ujian semua jawaban ke hapus dan harus ngulang kembali ku lirik jam ada waktu satu jam lagi ku ingat kembali jawaban yang tadi dan ketika hampir selesai warnet nya mati lampu,, diam itu yang bisa aku lakukan ketika tersadar kembali air mataku sudah tidak bisa di bendung, s uzi minta maaf karena kesalahannya namun tak ada yang perlu disalahkan aku pun bersalah saat itu karena tidak menolak, saat itu aku hanya punya waktu setengah jam lagi , mungkin karena merasa bersalah uzi dan indri menawari aku untuk mengerjakan di kantor aliyah, namun aku malu karena itu komputer khusus guru . disana aku menyerah pasrah sudah lelah dan terjatuh seperti tidak bisa bangkit, air mataku terjatuh yang aku butuhkan hanya bahu untuk menopang kesedihan ku meskipun mereka berdua indri dan uzi sedang berusaha mengerjakan ujian ku dan mereka sempat mengerti cara mengerjakan nya karena sedari tadi ikut memperhatikan nya namun aku sudah pasrah dan tidak peduli lagi, saat itu yang aku lihat di arah rak sendal cuman teh jiah tanpa aba-aba ku peluk kemudian bahu nya aku gunakan untuk menangis tak peduli banyak santri yang melihat namun apa yang teh jiah lakukan cuman berkata" awas minggir itu ada orang tua santri, lagian kenapa sih kamu yu nangis segala" coba kalian rasakan ketika kalian down kalian butuh support dari orang lain namun respon nya seperti itu, benci benci sangat benci kepada teh jiah padahal setiap dia butuh bantuan tanpa pamrih aku bantu tapi kenapa balasan nya seperti ini...
karena aku belum solat ashar akhirnya aku menunaikan nya di kobong nangis itu hanya pelampiasan karena rasa sakit hati ku bukan karena ujian karena itu aku sudah tidak peduli tapi karena teh jiah, sampai-sampai santri yang ada di kobong pada khawatir tidak biasa nya aku menangis di hadapan mereka namun bisa apa aku sujud sambil menangis dan mencoba mencari ketenangan dengan pasrah kepada Alloh, tepat Pukul 5 sore di mana jam ujian telah selesai uzi dan indri datang ke kobong menghampiri aku dan memberi tahu bahwa ujian nya udah selesai dan mereka meminta maaf atas kesalahannya, aku hanya tersenyum dan berterima kasih tanpa mereka berdua mungkin aku tidak akan mengerjakan ujian itu karena aku hanya bisa menangis tanpa bertindak..
##########
menulis pengalaman itu rasanya seperti membuka luka lama,, dan sampai saat ini aku belum bisa melupakan rasa sakit itu.. namun akupun tidak bisa membalas dendam karena ketika dia meminta bantuan ntah mengerjakan ujian kampus nya secara refleks aku selalu membantu nya...
dasar akuuu
dan besok adalah hari ujian pertama di semester ke 3 ,, minta doa nya ya guyss biar lancar dan kejadian di semester 1 gak keulang kembali....
cukup jadi kan semester 1 itu pengalaman yang benar-benar menguji iman dan kesetiaan kawan