webnovel

Dia Bukan Lagi Adikku (1)

Éditeur: Wave Literature

Bandara di pinggiran kota.

Begitu dingin dan diselimuti dengungan pesawat yang terbang silih berganti.

Meski demikian, Leng Yunchen justru merasakan sesuatu yang sangat jauh berbeda. Segala sesuatu di sekitarnya tampak begitu sunyi hingga ia sendiri hanya bisa mendengar napasnya.

Kini, ia berdiri di samping motor dengan kepala tertunduk dan ponsel di tangan.

Ponselnya yang sedikit bersinar membuat wajah dinginnya agak mengabur.

Sedang sepasang mata yang awalnya dingin dan tajam itu, saat ini juga menjadi tidak terlihat.

Hanya saja, ketika Leng Yunchen mengangkat kelopak matanya dari ponsel, ia beralih menatap ke langit malam. Tampaknya ada kilatan ketidakjelasan yang terpancar dari sorot matanya. Namun, itu sangat cepat sehingga orang tidak bisa melihatnya dengan jelas. Sekilas lenyap, sekilas muncul kembali, begitu hingga beberapa kali.

Kemudian ia meletakkan ponselnya, memakai helmnya lagi dan segera menghilang di malam yang dingin.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant