Wajah kecil itu berkerut kesakitan.
Ya, ia mengalami kram.
Tepat di betisnya.
Seketika itu juga, tubuh An Xiaoyang seolah tak lagi bisa dikendalikan hingga gelembung kecil yang tak terhitung jumlahnya muncul dari napasnya.
Sebisa mungkin ia meringkuk sembari berusaha untuk menggapai telapak kakinya.
Dulu, ketika masih kecil, ia pernah diajak tetangganya untuk memancing ikan. Jadi kemampuan berenangnya tentu tidak terlalu buruk, tapi ia benar-benar tidak tahan jika kram menyerang tiba-tiba.
Saat ini pun ia hanya merasa bahwa kesadarannya semakin lemah. Bahkan ia tidak bisa mengendalikan tubuhnya yang semakin tenggelam ke dasar. Meski hatinya sudah mencoba untuk meyakinkan dirinya sendiri agar tidak panik, tapi itu tetap tak terelakkan.
Sangat sulit untuk menenangkan diri sendiri saat ini.
Hingga akhirnya, An Xiaoyang merasakan gelombang keputusasaan.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com