Setelah selesai mengatakannya, Sang No sedikit membungkuk, tangannnya diletakkan di samping kedua sisi tubuh An Xiaoyang, dan napasnya semakin terasa mendekat.
Ketika akhirnya An Xiaoyang tidak bisa menahan pipinya yang memerah, tanpa sadar ia berbalik. Namun, Sang No dengan gesit mengejar dengan napas panas dan segera menjatuhkan ciuman ganasnya.
Sontak, An Xiaoyang yang pemalu menyusut ke dalam selimut dan tidak berani bergerak.
Begitu sudut bibir Sang No terangkat, ia tiba-tiba bangkit, berjalan ke pintu, dan menutupnya dari dalam.
Kemudian ia kembali ke meja belajar milik An Xiaoyang. Karena hanya ada satu lampu di kamar tidur itu, alhasil, ia mencoba untuk menyesuaikan sesuai dengan kenyamanan matanya, lalu mengeluarkan kertas tugas An Xioayang, mencari pena, melambaikan tangannya yang besar dan menunduk ke bawah.
Sementara An Xiaoyang yang berbaring di tempat tidur membuka matanya sedikit untuk melihat pergerakan pemuda itu.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com